Seni peran lintas genderSeni peran lintas gender atau akting lintas gender adalah ketika aktor atau aktris memerankan karakter lawan jenis. Hal ini berbeda dari peran karakter transgender dan berlintas busana. Seni peran lintas gender sering kali berinteraksi dengan gagasan budaya yang kompleks tentang gender. Teater ini memiliki sejarah yang beragam di banyak budaya, termasuk teater Renaisans Inggris, teater Prancis, teater Jepang, teater India, dan teater Etiopia. SejarahSelama perkembangan awal teater Yunani kuno pada abad keenam SM, baik perempuan maupun laki-laki Athena dapat tampil dalam teater. Pada abad kelima, perubahan kode budaya Athena mengecualikan perempuan dari kehidupan publik, dan juga teater. Setelah titik ini, laki-laki memainkan peran laki-laki dan perempuan.[1] Pada masa Renaisans Inggris, perempuan dilarang tampil di atas panggung,[2] sehingga peran perempuan dalam drama William Shakespeare dan penulis drama kontemporernya awalnya dimainkan oleh laki-laki atau laki-laki yang berpenampilan silang. Oleh karena itu, produksi asli drama Shakespeare sebenarnya melibatkan lintas gender ganda: aktor laki-laki memerankan karakter perempuan yang menyamar sebagai laki-laki.[3] Penelitian akademis mengenai sikap kontemporer terhadap praktik ini telah menghasilkan beragam penafsiran. Sejarawan Laura Levine berpendapat bahwa "rombongan pemeran yang semuanya laki-laki adalah produk alami dan biasa-biasa saja dari suatu budaya yang konsepsi gendernya secara teleologis laki-laki ".[4] Referensi
|