Seboro, Sadang, Kebumen
Batas-batas Wilayah
Pembagian WilayahDesa Seboro terbagi menjadi 7 dusun/pedukuhan utama dan 3 Sub-Dusun Jojogan yaitu Dusun Krajan, Ranten dan Gliwang:
SejarahMenurut orang terdahulu Desa Seboro merupakan hutan / semak belukar dan masih terdapat binatang seperti kijang, kera dan babi hutan. Pada suatu ketika datang beberapa orang dari berbagai daerah dan kedatangan orang-orang tersebut untuk membuat tempat pembibitan atau sebaran. Kegiatan tersebut secara rutin dilaksanakan setiap akan musim tanam, terutama tanaman padi, setelah berangsur-angsur, kecuali tempat sebaran, yang masih hutan/semak belukar di babad digunakan untuk tempat tinggal. Karena waktu dan perkembangan penduduk, akhirnya tempat tersebut jadi perkampungan, dan nama perkampungan atau Dusun mengambil dari kata Sebaran menjadi Sebara yang diabadikan menjadi nama Desa Sebara/Seboro. Sebelum Pemerintahan ada di Seboro dulunya bertempat di Gentan. Pada awal mulanya ada 2 orang, seorang yang bernama Mertantika anak kandung dari Mertamenggala, pada suatu saat orang tersebut menemukan barang yang namanya Genta / Gamelan. Beliau sangat menyukainya dan selalu merawatnya. Di saat masyarakat membutuhkan seorang pimpinan desa dipilihlah orang tersebut (mertantika) sebagai pimpinan / Kepala Desa Seboro yang pertama. Untuk mengenang barang kesukaan beliau, maka nama barang itu di jadikan nama Dusun yaitu dari kata Genta jadi nama Dusun Gentan dan menjadi pusat Pemerintahan karena Kepala Desa yang pertama ada di Dusun Gentan.[1] GeografiSecara astronomis Desa Seboro berada di 115. 7.20 LS 8. 7.10 BT. Desa Seboro memiliki kondisi geografi berupa lembah dan perbukitan dengan ketinggian antara 100-570 meter di atas permukaan air laut (Mdpl). Bagian utara merupakan lajur utama Pegunungan Serayu Selatan atau yang disebut Perbukitan Melange Seboro dengan puncaknya seperti Bukit Blusdron (566 Mdpl), Bukit Gliwang (425 Mdpl) dan Bukit Cengis. Sejumlah sungai yang mengalir dari perbukitan ini seperti Sungai Pulosari dan Sungai Jombret. Di bagian tengah berupa lembah yang dialiri oleh Sungai Luk Ulo yang mengalir dari timur ke barat. Sedangkan dibagian selatan terdapat Perbukitan Paras Sirangkok yang tinggi menjulang dan memanjang dari barat ke timur dengan puncaknya diantaranya Bukit Prahu (522 Mdpl), Bukit Tugel Kuaka (488 Mdpl),, Bukit Kutari (500 Mdpl) dan Bukit Dliwang (541 Mdpl). Sungai-sungai yang berhulu dari selatan adalah Sungai Kaligesing dan Sungai Jojogan. Desa Seboro yang beriklim tropis dengan dua musim dalam satu tahunnya yaitu musim kemarau dan penghujan, dengan suhu udara pada siang hari berkisar antara 24 - 33 derajat Celcius. Pada bulan Juli sampai Agustus turun menjadi 20-17 derajat celcius. Hujan turun hampir sepanjang tahun rata-rata hari hujan adalah 150 – 200 hari. Desa Wisata Selo AsriDi Desa Seboro terdapat banyak potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang cukup banyak salah satunya, terdapat sebuah waduk mini atau Embung di atas bukit yang sudah di modifikasi dengan pemandangan alam yang sangat mengkesankan serta terdapat air terjun atau curug serta sungai-sungai yang mengalir deras dengan nama Desa Wisata Seboro Selo Asri. Desa Wisata ini mengandalkan keindahan alam semesta yang masih sangat asri. Bangunan embung mini juga menjadi daya tarik tersendiri bagi para pengunjung. Tak hanya keindahan alamnya saja yang dijual. Tetapi jika pengunjung datang ke tempat ini juga akan disambut perkebunan yang cukup luas. Aneka buah-buahan yang sewaktu-waktu dapat dipetik langsung dari pohonnya oleh pengunjung, seperti buah kelengkeng hingga buah naga. Sebagai salah satu desa yang juga masuk Cagar Alam Nasional Geologi Karangsambung, Seboro juga menawarkan beraneka ragam jenis bebatuan alam yang bisa dilihat langsung dari asalnya. Bahkan, pemerintah desa setempat berencana bakal membangung musium batuan langka guna menunjang desa wisata.Satu lagi yang tidak boleh dilewatkan jika pengunjung mendatangi lokasi ini, yaitu menikmati keindahan alam Sadang melalui ketinggian. Ya, pengelola wisata menyediakan gazebo di atas bukit yang diberi nama Bukti Galau. Dari bukit yang letaknya tak terlalu jauh dari embung mini, pengunjung dapat memandangi gugusan pegunungan di wilayah Kebumen utara tersebut. Diyakini bagi pengunjung yang sedang galau, naik ke atas bukit galau maka galaunya itu akan hilang.[2] Referensi
|