Rosmah Mansor
Rosmah Mansor (lahir 10 Desember 1951) adalah salah seorang mantan ibu negara Malaysia. Ia merupakan istri kedua dari Perdana Menteri Malaysia, Najib Tun Razak. Datin Sri Rosmah Mansor adalah keturunan perantau Minangkabau asal Sarilamak, Lima Puluh Kota, Sumatera Barat.[1] Dari Kerajaan Pagaruyung ia memperoleh gelar "Darjah Kebesaran Kerabat yang Dipertuan Gadih Minang".[2] Rosmah aktif memimpin berbagai organisasi di Malaysia, diantaranya sebagai President of the Welfare Association of Minister's Wives (BAKTI), Malaysia Aids Council, Thalasemia Association dan lain-lain. Rosmah Mansor dikritik oleh sebagian pihak sebagai Ibu Negara yang bergaya hidup glamor, mewah dan membazir sehingga sempat mengambil kesemostan menjarah khazanah dan harta negara dikalangan masyarakat Malaysia.[3] PendidikanRosmah mendapat pendidikan menengah di Kolej Tunku Kurshiah, Negeri Sembilan. Ia seorang yang pandai dan dikatakan selalu mendapat tempat teratas dalam kelas. Selain itu ia juga aktif dalam kegiatan olahraga seperti badminton, hoki dan bola jaring. Dia juga menyukai hiburan dan selalu mengambil bagian dalam nyanyian, tarian dan akting saat di sekolah. Ia melanjutkan di Universitas Malaya, Kuala Lumpur, di mana ia mendapat gelar dalam bidang antropologi dan sosiologi. Setelah menyelesaikan gelar, ia berpartisipasi Bank Pertanian Malaysia sebagai eksekutif pada tahun 1975. Ia lalu melanjutkan ke Louisiana State University, Amerika Serikat, dan berhasil mendapat Sarjana Sains dalam sosiologi dan pertanian. Setelah kembali ke Malaysia pada tahun 1983, ia bergabung perusahaan Island and Peninsular Berhad sebagai Manajer Pengembangan Bisnis. KeluargaIa merupakan istri kedua Najib. Hasil pernikahan tersebut, mereka memiliki dua orang anak, Norashman dan Nooryana Narjawa. Ia memiliki dua orang anak, Riza dan Azrene Soraya hasil dari pernikahannya yang pertama dengan Abdul Aziz, berasal dari Perak[4] Ibunya berasal dari Kampung Mertang, Seri Menanti, Negeri Sembilan. Organisasi
PenghargaanDatin Seri Paduka Rosmah Mansur telah banyak menerima pelbagai penghargaan dan pingat jasa dari berbagai pihak dari dalam dan luar negeri, salah satunya adalah Penghargaan Perdamaian dan Harmoni Internasional dari Dewan Bisnis untuk Pemahaman Internasional (BCIU) Amerika Serikat pada 17 April 2010. Penghargaan disampaikan oleh mantan Sekretaris Negara Amerika Serikat Lawrence Eagleburger di St. Regis Hotel.[5] Pada 11 Februari 2012, Datin Seri Paduka Rosmah Mansur telah dianugerahi gelar Doktor Kehormatan Persuratan dari Universitas Curtin, Australia sebagai mengakui daya usahanya dalam pengembangan pendidikan terutama pendidikan anak usia dini melalui program Permata Negara . Rektor Universitas Curtin, Dr Jim Gill memberikan gelar doktor kehormatan itu kepada Rosmah pada majlis konvokesyen universitas itu di Perth. Turut hadir Perdana Menteri Datuk Seri Mohd Najib Razak, Menteri Luar Datuk Seri Anifah Aman, Komisi Tinggi Malaysia ke Australia Datuk Salman Ahmad serta Konsulat Jenderal Malaysia di Perth Hamidah Ashari. Pada acara itu, lebih 500 lulusan universitas itu, termasuk beberapa mahasiswa Malaysia, turut menerima gelar masing-masing.[6] KontroversiKampanye video burukkan istri PMPada 25 Juni 2009, ia menjadi sasaran kampanye negatif dengan tuduhan-tuduhan berat dan label liar "perempuan puaka" di internet. Ia tersedia di dalam tiga klip video yang lebih tersusun dalam bentuk seri dokumenter pendek melibatkan orang yang tidak dikenal yang mengklaim diri mereka sebagai adik lelakinya, ibu saudaranya dan sepupu lelakinya mengklaim ia lupa asal usulnya termasuk kampung asalnya, selain menyewa preman dan menggunakan jasa dukun . Ia juga diduga memiliki masalah hubungan kekeluargaan dengan adiknya dan seorang anaknya.[7] Ia tidak disenangi oleh beberapa anggota Komite Kemajuan dan Keamanan Kampung (JKKK) asal Rosmah Mansor yang tidak setuju dengan layar negatif terhadap wanita pertama itu.[8] Kasus 'bini puaka'Pada 30 Juni 2009 jam 3 sore, sebelum kedatangannya ke Universitas Malaya ia disebut sebagai "C4", "bini puaka" dan "pembunuh Altantuya" di dinding ruang di Universitas Malaya oleh dua mahasiswa yang terpengaruh dengan tuduhan tanpa bukti oleh pihak oposisi, yang diduga menconteng kata-kata tersebut. Salah seorang penyebar berita fitnah tersebut kemudian mengklaim dia hanya mengulangi berita yang disampaikan kepadanya.[9] Hasilnya, Mohd Izzuddin Hilmi dan Mohd Syahruldeen Ahmad Rosli dituduh bawah Seksyen 427 Kanun Keseksaan untuk kesalahan khianat yang menyebabkan kerusakan setidaknya RM25. Selain menconteng, mereka juga dituduh menyimbah bensin di karpet merah beberapa jam sebelum dilalui olehnya. Keduanya mengaku tidak bersalah untuk setiap tuduhan setelah itu dibacakan di hadapan hakim Rosbiahanim Arifin. Sebelum itu pada 17 Juli 2009, Shazni Munir Mohd Ithnin, presiden Persatuan Mahasiswa Islam UM, ditahan.[10] Pada 13 Juli 2009, Pengadilan Sesi Kuala Lumpur menetapkan 7 hingga 11 Desember 2009 untuk persidangan kasus tersebut. Salah seorang yang membuat tuduhan tersebut, Raja Petra kemudian mengungkapkan bahwa dia ("Raja Petra") membuat tuduhan tersebut dengan kepercayaan bahwa perintah tersebut datangnya dari penasihat PKR dan pemimpin oposisi Anwar Ibrahim.[11] Lagi mahasiswa ditahanPada 13 Agustus 2009, tiga anggota polisi berpakaian biasa tepercaya dari markas polisi distrik Brickfields menahan Muhammad Aizat Roslan, siswa jurusan syariah Akademi Pengajian Islam (API) tahun dua dan ditahan reman selama dua hari. Polisi mengemukakan enam alasan dalam permohonan perintah penahanan, antaranya untuk membantu investigasi kasus contengan tersebut dan untuk mendapatkan informasi lebih lanjut mengenai seorang lagi tersangka yang masih bebas, Muhammad Saufi Jelani.[12] Akhirnya pada 19 November 2009, Muhammad Saufi Jelani ditahan oleh lima anggota polisi di gedung ujian universitas itu sekitar jam 10.30 pagi, setelah menduduki kertas terakhir untuk studi semester ini.[13] Pernyataan tentang gempa bumi dan tsunami Jepang 2011Pada 15 Maret 2011, video Rosmah memberi komentar mengenai gempa bumi dan tsunami Jepang 2011 dipublikasikan di Astro Awani, saluran berita 24 jam Astro. Di dalam video tersebut, Rosmah mengatakan bencana tersebut disebabkan kelalaian Jepang dalam melaksanakan kebijakan perencanaan dan pembangunan ramah lingkungan, serta mengaitkan bencana tersebut dengan pengembangan cepat serta perubahan iklim, dan itu seharusnya menjadi iktibar kepada Jepang dan masyarakat internasional. Pernyataan tersebut memicu kemarahan pendukung oposisi di Twitter, dengan banyak pengguna mengutuk Wanita Pertama Malaysia tersebut bahwa perubahan iklim dan gempa bumi sama sekali tidak terkait.[14] Beberapa anggota parlemen oposisi juga mendesak Perdana Menteri untuk 'mengontrol istrinya' dan mendesak Rosmah untuk meminta maaf pada pemerintah dan rakyat Jepang atas kenyataannya itu.[15] Sementara itu, anggota parlemen Barisan Nasional pula menuduh oposisi 'tidak melihat dari gambaran yang lebih besar'. Nazri mengklaim bahwa ulasan Rosmah tentang "teknologi hijau" adalah lebih luas dari sedutan itu.[16] Meski diwarnai kontroversi tersebut, Rosmah telah menyatakan ucapan belasungkawa secara resmi kepada korban gempa bumi dan tsunami Jepang.[17] Selain itu, ia telah meluncurkan satu tabung bantuan kepada korban dengan kerja sama Maybank dan Pandu Puteri.[18] Sejumlah RM1,8 juta sudah didistribusikan kepada korban bencana tersebut.[19] Referensi
Pranala luar |