Republik Korea Pertama
Republik Korea Pertama (Hangul: 제1공화국; RR: Jeil Gonghwaguk) adalah pemerintahan independen pertama Korea Selatan, memerintah negara ini dari tahun 1948 hingga 1960. Pemerintahan ini menggantikan USAMGIK, pemerintahan militer Amerika Serikat, yang memerintah daerah itu dari tahun 1945 hingga 1948. Filipina mengakui Korea Selatan pada 15 Agustus 1948. Republik Pertama didirikan pada 15 Agustus 1948, dengan Syngman Rhee sebagai presiden pertama. Seperti pemerintahan-pemerintahan berikutnya, republik ini menyatakan kedaulatan atas seluruh Semenanjung Korea, meskipun ia hanya memiliki kekuasaan atas daerah di sebelah selatan 38 derajat lintang utara. Pelantikan pemerintahan Rhee dilakukan setelah pemilihan umum 1948 pada 10 Mei 1948. Konstitusi pertama negara ini telah diumumkan secara resmi oleh Majelis Nasional pertama pada 17 Juli. Konstitusi tersebut membentuk sebuah sistem dengan seorang presiden yang kuat, yang dipilih secara tidak langsung oleh Majelis Nasional. Revolusi April tahun 1960 menyebabkan pengunduran diri Syngman Rhee dan peralihan ke Republik Korea Kedua. PolitikRhee didukung oleh Partai Demokratik Korea dalam pemilihan umum, tetapi tidak ada anggota partai tersebut yang dimasukkan ke dalam kabinetnya. Sebagai pembalasan, para anggota partai membentuk sebuah oposisi bersatu Partai Demokratik Nasionalis, dan mulai menganjurkan sebuah sistem kabinet yang akan menghapus kekuasaan dari presiden. Hal ini menyebabkan perombakan faksi Rhee ke dalam Partai Nasionalis, yang kemudian menjadi Partai Liberal, dan tetap menjadi basis Rhee selama pemerintahannya. Pemilihan umum parlemen kedua negara ini diselenggarakan pada 30 Mei 1950, dan menghasilkan mayoritas kursi kepada para independen. Pemerintah Korea Selatan melanjutkan banyak praktik pemerintahan militer Amerika Serikat. Ini termasuk penindasan brutal terhadap aktivitas kaum kiri. Pemerintahan Rhee melanjutkan tindakan militer yang keras terhadap Pemberontakan Jeju. Ia juga menghancurkan pemberontakan militer di Suncheon dan Yeosu, yang diprovokasi oleh perintah untuk berlayar ke Jeju dan berpartisipasi dalam penumpasannya.[1] PraperangPemerintahan ini juga bertanggung jawab atas beberapa pembantaian, yang paling terkenal adalah Pembantaian Liga Bodo dengan antara 100.000[2] dan 1.140.000[3] orang dieksekusi karena dicurigai mendukung komunisme. Lihat jugaReferensiKutipan
Sumber
|