Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana

Sri Paduka Pangeran Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana (Pangeran Noch)
Wali Raja (Sultan) Pangeran Mangkubumi Kesultanan Banjar
Mangkubumi Kerajaan Banjar
Berkuasa1843-7 September 1851
Penobatan1843 M /1261 H
PendahuluPangeran Mangkoe Boemi Nata (1823-1842)
PenerusTamjidullah II (7 September 1851 - 10 Juni 1852)
Mangkubumi Banjar
Berkuasa1843-7 September 1851
Penobatan1843 M /1261 H
KelahiranPangeran Noch[1]
Martapura, Kesultanan Banjar
Kematian7 September 1851
Martapura, Kesultanan Banjar
Pemakaman
Martapura, Kesultanan Banjar
Pasangan
1. ♀ Ratoe Bandjer Maas

2...

Keturunan1. ♂ Pangeran Ali


2. ♂ Pangeran Mohamat Tambak Anyar ( Pangeran Mohamat Tambak Anjar)

3. ♂ Pangeran Achmat[2]

4. ♂ Pangeran Abdullah

5. ♂ Pangeran Mohamat Seman

6. ♀ Ratoe Aminah

7. ♀ Ratoe Hadidjah

8. ♀ Ratoe Salamah

9. ♀ Ratoe Koema Radjeman

10. ♀ Ratoe Djambroet
[3]
Nama lengkap
1.Pangeran Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana

2.Pangeran Ratoe Anom Mangkoeboemie Kintjana

3.Pangeran Perabu Anum Mangkubumi Kencana[4]
Nama takhta
Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana
WangsaWangsa Banjar
AyahSultan Adam
IbuNyai Ratu Kamala Sari binti Kiai Adipati Singasari (tahun 1855 usia 90 Tahun Nyai Ratu Kamala Sari atau Njahi Ratoe Koemala Sarie)
AgamaIslam Sunni


Rаtое Anoem Mangkoe Boemie Kantjana (ejaan Banjar: Ratu Anum Mangkubumi Kancana)[5][6][7] atau Ratoe Anom Mangkoe Boemie Kentjana (ejaan Melayu: Ratu Anom Mangkubumi Kencana)[8][9][10][11] atau Pangeran Perabu Anum Mangkubumi Kencana[4] adalah Perdana Menteri atau wazir mu'adlam atau mangkubumi (Rijksbestierder, kepala administrasi pemerintahan) negara dependensi Kesultanan Banjar.

Ia dilantik dan diresmikan oleh pemerintah kolonial Hindia Belanda untuk menggantikan Pangeran Mangkoe Boemi Nata telah wafat pada tahun 1843.[12][13]

Ia menjabat mangkubumi mendampingi ayahandanya Sultan Adam yang menjadi kepala negara Kesultanan Banjar. Menurut tradisi kesultanan Banjar yang berlaku pada saat itu, di antara putera-putera dari seorang Sultan yang sedang berkuasa, maka putera sulung dari permaisuri akan dilantik sebagai Pangeran ratu alias Sultan Muda dan putera kedua dari permaisuri akan dilantik sebagai Pangeran Mangkubumi (kepala pemerintahan) untuk menggantikan mangkubumi sebelumnya yang meninggal dunia.

Semenjak dibuatnya perjanjian 4 Mei 1826, pihak Belanda dapat mencampuri pengaturan permasalahan mengenai pengangkatan Sultan Muda dan Pangeran Mangkubumi, yang mengakibatkan rusaknya adat kerajaan dalam bidang ini. Semenjak dibuatnya perjanjian 4 Mei 1826, Belanda dapat mencampuri pengaturan permasalahan mengenai pengangkatan Pangeran Ratu (Putra Mahkota) dan Pangeran Mangkubumi, yang mengakibatkan rusaknya adat kerajaan dalam bidang ini.

Nama lahirnya adalah Pangeran Noch. Ia merupakan putera ketiga Sultan Adam. Pada tahun 1833, Pangeran Noh diduga terlibat atas kematian yang tidak wajar terhadap abang kandungnya yang bernama Pangeran Ismael dalam suatu perkelahian karena memperebutkan bakal calon mangkubumi yang kelak menggantikan paman mereka Pangeran Mangkoe Boemi Nata (nama lahirnya Pangeran Husin).[11] Ratu Anom Mangkubumi Kencana wafat tahun 1851.[14] Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana merupakan kakek buyut (bahasa Banjar: datu') dari Pangeran Muhammad Noor (Gubernur Kalimantan pertama).

Disebut juga Pangeran Ratu.[15]

Tanah Apanage

Gaji dan Penghasilan Ratu Anom Mangkubumi Kencana sebagai Mangkubumi kerajaan Banjar didapatkan dari hasil pungutan dari Riam Kiwa, Sungai Pinang, Maniapun Besar, Maniapun Kecil, tanah Mongah, tanah Mursalib, tanah Awalang, tanah Jaya Wana, tanah Rangkas, tanah Gebu Laksana, Telu Banua, Baruh Bidjan, Balumbu, Pandju, Barungan, Sungai Djambak Badatar, Batang Taugan, Danau Bangkau, Apang, Diwata Besar, Diwata Kecil, Sungai Lapas, Sungkalan, Talatah Munuk, Banyu Hirang, Lampur, Gelagah, Bedatah, Batara Gangga, Bitin, Danau Panggang, Lambujur, Sungai Luang, Tampang Awang, Kalumpang, Hakurung- Bajayau Basar.[16]

Daerah-daerah tempat tambang batubara baik Tambang Batu Bara Oranje Nassau maupun Tambang Batu Bara Julia Hermina merupakan Tanah Badatu (tanah pelungguh) yang diberikan oleh sultan Adam kepada mangkubumi bernama Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana. Namun karena diambil alih Belanda, maka sebagai gantinya mangkubumi mendapatkan empat puluh Gulden (f.140,-) untuk setiap ton batubara yang dihasilkan.[17][18][19]

Kematian

Ratoe Anom Mangkoe Boemi Kentjana wafat tanggal 7 September 1851[1][20]

Catatan kaki

  1. ^ a b Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (dalam bahasa Belanda). 9. Lange & Company. 1860. hlm. 103. 
  2. ^ "Silsilah Ratoe Anom Mangkoeboemi Kentjana". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2013-09-23. Diakses tanggal 2014-04-29. 
  3. ^ (Belanda) Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia), Koninklijk Bataviaasch Genootschap van Kunsten en Wetenschappen (Batavia) (1860). Tijdschrift van het Bataviaasch Genootschap. 9. Lange. hlm. 124. 
  4. ^ a b Annabel Teh Gallop (2002). "Malay Seal Inscriptions: A Study in Islamic Epigraphy from Southeast Asia" (dalam bahasa Inggris). 3. University of London: 461. 
  5. ^ "Landsdrukkerij". Almanak en Naamregister voor Nederlandsch-Indië voor het SCHRIKKEL-JAAR 1844 (dalam bahasa Belanda). 17. Batavia: Ter Lands-Drukkerij. 1843. hlm. 71. 
  6. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1845). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 18. Lands Drukkery. hlm. 73. 
  7. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1846). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 19. Lands Drukkery. hlm. 85. 
  8. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 21. Lands Drukkery. hlm. 80. 
  9. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1849). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 22. Lands Drukkery. hlm. 83. 
  10. ^ (Belanda) Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1851). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar. 24. Lands Drukkery. hlm. 82. 
  11. ^ a b (Belanda) Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde (1860). "Tijdschrift voor Indische taal-, land- en volkenkunde". 9: 102. 
  12. ^ Landsdrukkerij (Batavia), Landsdrukkerij (Batavia) (1843). Almanak van Nederlandsch-Indië voor het jaar (dalam bahasa Belanda). 16. Lands Drukkery. hlm. 72. 
  13. ^ J. B. J Van Doren (1860). Bydragen tot de kennis van verschillende overzeesche landen, volken, enz (dalam bahasa Belanda). 1. J. D. Sybrandi. hlm. 239. 
  14. ^ Tijdschrift voor Nederlandsch Indië (dalam bahasa Belanda). 23. Ter Lands-drukkerij. hlm. 70. 
  15. ^ (Indonesia) Mohamad Idwar Saleh; Tutur Candi, sebuah karya sastra sejarah Banjarmasin, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Proyek Penerbitan Buku Sastra Indonesia dan Daerah, 1986
  16. ^ Kiai Bondan, Amir Hasan (1953). Suluh Sedjarah Kalimantan. Bandjarmasin: Fadjar. 
  17. ^ Inaguras, Libra Hari (2015). "TAMBANG BATU BARA ORANJE NASSAU , KALIMANTSEBUAH SELATAN, DALAM PANDANGAN INDUSTRI ARKEOLOGI". Jl. Raya Condet Pejaten No. 4, Pasar Minggu, Jakarta Selatan 12510: Pusat Penelitian Arkeologi Nasional: 1. 
  18. ^ Ir. Simon Felix Sembiring, PhD (13 Februari 2013). Jalan Baru Untuk Tambang. Indonesia: Jalan Baru Untuk Tambang. hlm. 26. ISBN 6020418731.  ISBN 9786020418735
  19. ^ Maatschappij-Belangen (dalam bahasa Belanda). 1872. hlm. 83. 
  20. ^ A. MEIJER (Jonkheer.) (1866). De Onpartijdigheid van den Schrijver van De Bandjermasinsche Krijg (van 1859 tot 1863 ... W. A. van Rees). (dalam bahasa Belanda). De Veij Mestdagh. hlm. 10. 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya