Raja Ema
YM Raja Ema YM Raja Ibrahim (lahir 26 November 1968) atau lebih dikenal sebagai Raja Ema (juga sebagai Kekma) adalah seorang penyanyi, aktris, model dan pengusaha Malaysia. Selain itu, ia pernah diberi gelar Puteri Pop Malaysia di tahun 80-an karena album studio pertamanya, Volume 1, berhasil terjual lebih dari 100.000 unit pada tahun 1985 dan 1986, sekaligus mengangkat nama Raja Ema sebagai salah satu yang terlaris. penyanyi sepanjang era 80-an. Selain itu, Raja Ema juga dijuluki sebagai Cyndi Lauper dari Malaysia karena kerap tampil dengan busana rok kembang-kembang saat tampil persis seperti bintang pop kelahiran Amerika itu. Selain sukses di bidang tarik suara, Raja Ema adalah aktris yang sangat sukses di masa jayanya, hingga dijuluki Ratu Film Patungan karena pernah berakting di 7 film patungan Malaysia-Indonesia. Nama nya dikenang oleh penonton Indonesia karena pernah bergabung bersama Warkop dalam film Jodoh Boleh Diatur, tetapi film Indonesia pertama nya adalah Pernikahan Berdarah yang dibintangi nya bersama aktor Willy Dozan. KarirAwal awal dan karir musikRaja Ema sudah terkenal sebelum merekam lagu untuk album pertamanya, bahkan menghiasi sampul majalah hiburan pada tahun 1985. Ketika album pertamanya dirilis, Volume 1, banyak yang mengkritik bahwa suara Raja Ema tidak dewasa tetapi menyetujui lagu tersebut. anak laki-laki ideal sangat cocok dengan suaranya yang manja dan ketidakdewasaan. Raja Ema adalah artis pertama yang resmi tampil di acara hiburan TV3 Muzik-Muzik pada tahun 1986 untuk lagu Jejaka Idaman, meskipun lagu tersebut cukup populer namun lagu pop beat tidak banyak mendapat perhatian dari acara yang lebih condong untuk memilih. balada. Jejaka Idaman tidak masuk dalam juara bulanan. Raja Ema juga artis Malaysia pertama yang memiliki video klip lagu Di Pertemuan Ini. Syuting klip lagu dilakukan di beberapa jalan di Kuala Lumpur. Di usianya yang ke-16, Raja Ema sudah bisa membeli mobil Mazda sebagai hasil album pertamanya terjual lebih dari 100.000 unit dan pertunjukan panggung dan seterusnya. Setelah gagal masuk daftar Muzik-Muzik pada tahun 1986 untuk lagu Jejaka Idaman, di tahun yang sama Raja Ema muncul dengan album keduanya, Jilid 2. Lagu populer pertama dalam album tersebut, Angan-Angan, berhasil tercatat sebagai juara. untuk bulan Januari 1987, tetapi di final Song Champion Award 1987, Raja Ema tidak dapat membawakan lagu tersebut karena sedang berada di Indonesia untuk syuting film horor bersama Malaysia-Indonesia berjudul Pernikahan Berdarah. Saat Ella merasa terhormat untuk menyanyikan lagu tema untuk atlet Malaysia untuk Pesta Olahraga Persemakmuran 1998, yaitu Berdiri di Mata Dunia, Raja Ema adalah penyanyi pertama yang mendapat kehormatan untuk menyanyikan lagu dan tema 'menggembirakan' untuk atlet Malaysia yang bertanding di the Olympic Games Seoul 1988 dengan lagu Mentari Korea yang diambil dari album ketiganya berjudul Titik Bermula dan terakhirnya bersama perusahaan EMI. Raja Ema adalah artis pertama yang terpilih sebagai duta Perusahaan Distribusi Otomotif Nasional (EON) pada tahun 1988. Pada tahun 1988, Raja Ema bekerja sama dengan Jamal Abdillah untuk menyanyikan lagu iklan Hari Raya EON yang sering ditayangkan di TV pada waktu itu. Juga pada tahun 1989, Raja Ema bersama dengan Sheila Majid dan Liza Othman terpilih sebagai model iklan sabun Lux. Album terakhirnya berjudul Tidakkah Aku Menyintaimu... pada tahun 1989 diterbitkan oleh perusahaan Raja Ema sendiri, EMAREC, yang juga menerbitkan album Wom. Namun ada satu grup yang terdiri dari dua remaja yang tidak bisa dipublikasikan karena masalah hukum padahal semua lagunya sudah direkam dan tinggal menunggu untuk diedarkan. Sepanjang karir Raja Ema dalam menyanyi, ia memiliki 4 album studio. 3 album bersama perusahaan EMI dan 1 album diterbitkan oleh perusahaannya sendiri yaitu EMAREC dan didistribusikan oleh perusahaan ASP (Antarctic Sound Production). Karir aktingRaja Ema mulai terjun ke dunia akting saat ditawari untuk berakting di film Sayang yang merupakan film akting pertamanya. Dalam film tersebut, menampilkan aktris bintang rock terkenal negara Amy Search dan juga peran film keduanya. Sepanjang kiprah Raja Ema di dunia akting, ia telah berakting di 9 film lokal. Selain itu, ia telah berakting dalam 7 film patungan Malaysia-Indonesia, menjadikannya aktor yang paling banyak berakting dalam film patungan. Ada film berjudul Camar Yang Pulang yang dibintangi Raja Ema bersama Along Kamaruddin tahun 1991 yang sudah selesai tapi tidak ditayangkan. Drama dengan Jalil Hamid di mana Raja Ema berperan sebagai wanita buta yang bisa melihat kembali setelah ditabrak mobil yang dikemudikan Jalil Hamid, juga belum ditayangkan di televisi hingga saat ini. Dalam syuting film Sumpah Berdarah (1990) di Indonesia, Raja Ema harus dibawa ke rumah sakit karena terluka saat mengendarai sepeda motor. Selain film, Raja Ema pernah berakting di sitkom pada tahun 1989 menggantikan Ziela Jalil di sitkom Hafsham 2+1, namun kehadiran Raja Ema tidak disukai banyak penggemar sitkom tersebut karena katanya Raja Ema tidak pandai komedi. Selain itu, Raja Ema pernah berakting dalam 2 buah drama yang tayang di TV3 sekitar tahun 1990-1991 dan sebuah drama seri Rumah Kedai pada tahun yang sama. Raja Ema telah berakting di 2 teater yaitu Rumahku, Syurgaku pada tahun 1991 dan Masak-Masak pada tahun 1992. Teater Rumahku, Syurgaku ditayangkan secara langsung oleh RTM dan dihadiri oleh mantan Perdana Menteri saat ini, Tun Dr. Mahathir Mohamad. Pada tahun 1991, Raja Ema berakting dalam sebuah drama yang diproduksi oleh RTM tentang kehidupan P. Ramlee. Raja Ema berperan sebagai Mariani sedangkan Melissa Saila berperan sebagai Saloma. Raja Ema sempat membawakan lagu Malam Pesta Muda Mudi untuk drama ini. KontroversiPernikahan Berdarah, sebuah film patungan Malaysia-Indonesia, mendapat liputan luas dari media yang menghipnotis adegan ranjangnya dengan aktor Indonesia Willy Dozan. Dalam keterangannya, Raja Ema diperkosa sebanyak 3 kali dalam film tersebut. Media menulis Raja Ema kecewa dengan pernyataan Fauziah Ahmad Daud yang menolak tawaran berakting di film Pernikahan Berdarah karena seks dan adegan ranjang yang berlebihan di film tersebut. Namun, Raja Ema menyatakan bahwa semua adegan yang ia perankan dalam film Pernikahan Berdarah tidak dibesar-besarkan bahkan selama syuting Raja Ema selalu ditemani ibunya Yusni Jaafar. Fauziah Ahmad Daud mengaku menolak film tersebut karena mengharuskannya berakting sebagai gadis remaja. Perselisihan antara Raja Ema dan Fauziah Ahmad Daud jelas tidak benar ketika keduanya terlihat mesra saat Festival Film Malaysia 1988 dimana Raja Ema meraih penghargaan Aktris Terbaik untuk film Mawar Merah sedangkan Fauziah Ahmad Daud meraih penghargaan Aktris Terbaik untuk film Puteri. Selain itu, konflik antara Raja Ema dan Erma Fatima untuk mendapatkan Badaruddin Azmi (suami Erma saat ini) terjadi pada tahun 1989 ketika Erma disebut-sebut mencoba merayu Badar yang saat itu sedang jatuh cinta dengan Raja Ema bahkan sudah saling kenal sejak 1987. saat Badar menjadi fotografer untuk film Mawar Merah. Namun Raja Ema membantah jatuh cinta pada Badar dan hanya menganggapnya sebagai teman. Liputan media tentang Raja Ema memuncak pada tahun 1992 setelah dia dikabarkan menikah dengan kerabat raja. Akhirnya spekulasi hubungan Raja Ema dengan seorang kerabat berakhir ketika keduanya melakukan bantahan resmi di surat kabar Utusan Malaysia yang dimuat di halaman depan surat kabar tersebut. Kehidupan pribadiPada tahun 1993, Raja Ema tiba-tiba mengumumkan akan menikah dengan penyanyi Sheqal tanpa ada rumor asmara di antara mereka muncul di majalah atau surat kabar. Hasil pernikahan tersebut, mereka dikaruniai dua putra, Putera Ammar dan Putera Ihsan. Namun ikatan pernikahan yang dibangun tidak bertahan lama, Raja Ema dan Sheqal bercerai pada tahun 1999 karena tidak lagi satu arah dan pengertian. Sampai saat ini Raja Ema belum menikah dengan siapapun. Diskografi
FilmografiFilm
Serial Televisi
FTV
Televisi
Teater
Iklan
Penghargaan dan nominasi
Referensi
Pranala luar |