Putatnganten, Karangrayung, Grobogan
DusunDesa Putatnganten terdiri dari 6 dusun / Rukun Warga (RW), yakni:
Mata PencaharianMata pencaharian warga desa adalah petani, kecuali mereka yang mengadu nasib di perkotaan sebagai buruh bangunan, pekerja pabrik atau pekerjaan formal yang lainnya. Tidak sedikit juga yang merintis usaha (wiraswasta) di kota-kota besar seperti Semarang, Bandung,Yogyakarta Jakarta ataupun Surabaya dan Batam. Namun secara umum mata pencaharian setiap warganya adalah bertani. Hasil Utama pertanian adalah padi dan palawija. Untuk padi ditanam di sawah-sawah yang dialiri oleh air irigasi dari Kali Tuntang maupun dari Waduk Kedung Ombo. Dalam satu tahun, petani dapat menanam 2 kali musim tanam padi. AgamaSecara umum bisa dikatakan penduduknya memeluk Agama Islam 100%. PendidikanMayoritas generasi mudanya berkesempatan mengenyam pendidikan setingkat SLTP, dan sebagian yang lain sampai tingkat SLTA, dan sebagian kecil yang mengenyam pendidikan tinggi di kota-kota besar seperti Semarang, Yogyakarta, Jember, Malang, Jakarta bahkan Singapura. Untuk pendidikan dasar ada 3 sekolah dasar impres (negeri) yang telah dipergunakan sejak tahun 1970an, sekolah tersebut adalah:
Selain sekolah dasar yang mengikut kurikulum pemerintah, juga terdapat madrasah ibtidaiyah (MI) yang lebih fokus pada pengajaran agama Islam. Diantaranya di Putat, Sambirejo dan Nganten. Yang kesemuanya proses belajar-mengajar dilakukan pada siang hari, setelah salat dhuhur sampai ashar. Adapun untuk tingkat pendidikan menengah, sampai saat ini baru ada satu Madrasah Tsanawiyah (MTs), yakni MTs Darul Ulum di Putat. MTs Darul Ulum mulai menerima peserta didik sejak tahun 1993. Selain pendidikan dengan kurikulum formal, di Putatnganten juga terdapat beberapa Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Alwustho. Diantaranya:
Pada semua sekolah madrasah tersebut kegiatan belajar mengajar diselenggaran pada siang hingga sore hari, serta penyelenggaraannya sepenuhnya oleh swadaya masyarakat. Adapun untuk pendidikan menengah atas, sampai saat ini belum ada sehingga sebagian besar remaja yang ingin belajar di SLTA harus belajar di beberapa desa sekitar yang jaraknya sekitar 3 KM.
|