Prangko Gerhana Matahari Total

Prangko Gerhana Matahari Total, adalah prangko non-definitif, istimewa, yang diterbitkan oleh PT. Pos Indonesia dalam rangka adanya peristiwa Gerhana Matahari Total yang melintasi Indonesia.

Sejarah

Gerhana matahari terjadi ketika posisi bulan terletak di antara bumi dan matahari sehingga terlihat menutup sebagian atau seluruh cahaya matahari di langit bumi. Berdasarkan cara tertutupnya matahari, terdapat empat jenis gerhana matahari:

  • Gerhana matahari total
  • Gerhana matahari cincin
  • Gerhana matahari sebagian, dan
  • Gerhana matahari hibrida/campuran.

Walaupun bulan berukuran sekitar 400 kali lebih kecil daripada matahari, bulan terletak sekitar 400 kali lebih dekat ke bumi sehingga kedua benda langit ini tampak hampir sama besar di langit bumi. Karena orbit bulan berbentuk elips, jaraknya dari bumi sedikit berubah-ubah sehingga kadang tampak lebih besar dan mampu menutupi matahari (menyebabkan gerhana total) atau kadang lebih kecil dan hanya dapat menyebabkan gerhana matahari cincin.

Indonesia pernah dilintasi oleh Gerhana Matahari Total dua kali, pada tahun 1983 dan tahun 2016. Seiring dengana adanya peristiwa tersebut, PT. POS Indonesia menerbitkan prangko non-definitif, istimewa seri Gerhana Matahari Total 1983 dan Gerhana Matahari Total 2016.[1]

Edisi

Prangko seri Gerhana Matahari Total ini, diterbitkan oleh PT. Pos Indonesia pada tahun 1983 dan tahun 2016. Terdapat perbedaan yang mencolok antara prangko terbitan 1983 dan 2016, antara lain adanya unsur Fosfor di terbitan tahun 2016 sehingga prangkonya bisa bersinar dalam kondisi gelap.[1]

2016

Peristiwa Gerhana Matahari Total 2016, yang kembali melintasi Indonesia dan terjadi pada 9 Maret 2016. Dalam rangka peristiwa tersebut, PT. Pos Indonesia, menerbitkan seri prangko non-definitif, prangko istimewa seri Gerhana Matahari Total 2016, yang diterbitkan pada 23 Februari 2016. Pada hari Sabtu, 27 Februari 2016, dilakukan penandatanganan Sampul Hari Peringatan di Observatorium Bosscha oleh Menteri Komunikasi dan Informatika, Bapak Rudiantara, Direktur Utama PT. Pos Indonesia, Bapak Gilarsi W. Setijono dan Rektor ITB, Bapak Prof. Kadarsah Suryadi.[2]

Desain

Prangko ini didesain oleh Agung EBW dan Triyadi Guntur, yang merupakan tim desainer Fakultas Seni Rupa dan Desain dari Institut Teknologi Bandung. Desain perangkonya, merupakan ilustrasi yang merupakan gabungan antara karya seni dengan cerita rakyat. Desainnya terinspirasi dari pendekatan mitologi yang berkembang, dimana mitologi yang ada di suatu negara terhadap suatu peristiwa gerhana matahari total akan berbeda-beda. Desainnya berupa gambar gerhana matahari dengan nuansa gelap ditambah latar belakang khas Indonesia. Dalam desain tersebut, ada juga ilustrasi legenda Batara Kala yang sedang memakan matahari.[3]

Prangko seri ini dicetak oleh Perum Percetakan Uang Republik Indonesia (Peruri), dicetak sebanyak 300.000 set, terdiri atas 3 keping dengan harga Rp 9.000,- per set atau Rp 3.000,- per kepingnya. Keping pertama menggambarkan Fase Pertama dari Gerhana Matahari Total dengan ilustrasi matahari mulai dimakan oleh Batara Kala. Keping kedua menggambarkan Gerhana Matahari Total, dengan ilustrasi Batara Kala sudah menelan matahari seluruhnya sehingga dunia menjadi gelap. Sedangkan keping ketiga menggambarkan Batara Kala sudah memuntahkan matahari kembali karena ia tidak tahan dengan berisiknya bunyi-bunyian yang ditimbulkan oleh kentongan yang dipukul beramai-ramai, bunyi orang-orang sedang menumbuk padi yang merupakan mitologi yang ada di Indonesia.[4]

Spesifikasi Teknis

Prangko

Prangko dengan kode produk 161003 ini, memiliki ukuran 25,31 x 41,60 mm dengan perforasi 12,75 x 13,50 dengan komposisi 24 keping ( 9 x 7 ) dengan gutter. Warnanya ada 4 separasi warna dan 1 tinta tak kasat mata. Prangko ini dicetak di kertas jenis Tullis Russel Gummed Paper, berperekat PVA, dicetak dengan proses offset. Prangko ini juga dilapisi dengan zat Fosfor sehingga bisa bersinar di tempat yang gelap.[1]

Prangko seri ini juga merupakan prangko pertama yang dapat menampilkan simulasi Augmented Reality (AR) GMT pada gawai Android melalui aplikasi 4D-id.[5]

Carik kenangan

Selain prangko, diterbitkan juga Carik kenangan, dengan kode produk 161403, seharga Rp 15.000,- per lembarnya dan dicetak sebanyak 9.000 lembar.[4]

Sampul Hari Pertama

Sedangkan untuk Sampul Hari Pertama, memiliki kode produk 162103, dicetak sebanyak 3.000 buah, seharga Rp 12.000,-, dirancang oleh Tata Sugiarta.[3]

Rujukan

  1. ^ a b c Siswadi, Anwar (20 Februari 2016). "PT Pos Buat Perangko Khusus Menyambut Gerhana Matahari Total". Tempo.co. Diakses tanggal 8 Agustus 2020. 
  2. ^ "Penerbitan Prangko Seri Gerhana Matahari Total 2016". Pos Indonesia. 26 Februari 2016. Diakses tanggal 8 Agustus 2020. [pranala nonaktif permanen]
  3. ^ a b Ismail, Rachmadin (5 Februari 2016). "Prangko Khusus Gerhana Matahari Total 2016 di Indonesia". detikCom. Diakses tanggal 7 Agustus 2020. 
  4. ^ a b Indrawan, Angga (27 Februari 2016). "PT Pos Indonesia Luncurkan Perangko Seri Gerhana Matahari Total". Republika Online. Diakses tanggal 7 Agustus 2020. 
  5. ^ Jeremi W, Abdiel (29 Februari 2016). "Hikayat, Teknologi, dan Ilmu dalam Perangko Gerhana Matahari Total 2016 -". Institut Teknologi Bandung. Diakses tanggal 7 Agustus 2020. 

Baca juga

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya