Pondok Pesantren Tanbihul Ghofilin Banjarnegara
Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin Banjarnegara merupakan lembaga pendidikan yang menyiapkan generasi muda untuk mengkaji dan menguasai ilmu-ilmu agama islam atau lebih dikenal tafaqquh fiddin dan juga dibekali dengan berbagai macam kreatifitas/muamalah sebagai bekal nantinya dalam kehidupan bermasyarakat. Seperti dalam bidang pertanian, perikanan, pertukangan, wirausaha dan lain-lain. Dengan harapan setiap santri nantinya dapat hidup mandiri dan persegi (Multitalenta).[2] Selain itu pondok pesantren sudah memiliki gedung Sekolah Madrasah meliputi MTs dan MA yang dibangun Mulai pada tahun 2010. sampai saat ini sekolah madrasah sudah memilki 18 (delapan belas) ruang belajar untuk MTs dan 12 Ruang belajar untuk MA yang juga digunakan untuk kegiatan madrasah diniyyah informal dilengkapi dengan 2 (Satu) Ruang Kantor, 3 (dua) Ruang Ustad/Guru, ruang Perpustakaan, Lab. Komputer, UKS, lapangan olah raga dan fasilitas pendukung lainnya. Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin yang sekarang diasuh oleh KH. Muhammad Hamzah Hasan,. dibantu dengan dua penasehat KH. Muhammad Sholeh dan KH. Abdul Jalil dan 2 (dua) adik kandungnya yaitu: KH. Hayatul Makki, SH, KH. Hakim Annaisaburi, Lc, beserta 2 (dua) adik Iparnya yaitu: KH. Mabrur, KH. Faishol Hasanudin mereka bersama-sama berjuang keras dalam membimbing dan mendidik para santri-santrinya.[3] SejarahPondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin didirikan karena melihat faktor yang terjadi dimasyarakat sekitar Banjarnegara kala itu Tahun 1954 M banyak masyarakat yang belum memahami betul tentang perlunya hidup beragama karena kultur yang sangat beragam. Diawali mendirikan mushola oleh K.H. Abd Bashor pada tahun 1954 M mengfungsikan disamping tempat sholat juga sebagai sarana untuk mengembangkan pemikiran-pemikiran Islam yang sangat perlu dianut oleh seluruh masyarakat agar hidup yang beradab dan berkepribadian yang terpuji.[4] Seiring dengan waktu K.H. Abd Bashor yang dikaruniai 7 (tujuh) orang putra yang terdiri dari 1 (satu) wanita dan 6 (enam) pria itu juga mengarahkan putra-putranya untuk menggali ilmu di Pondok Pesantren baik di Jawa Tengah , Jawa Timur maupun sampai ke Luar Negeri. Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin di dirikan pada tahun 1960 oleh KH M. Basyuni (Alm.) bersama adiknya KH. Much.Hasan (Alm). Setelah 15 tahun menimba ilmu di Tanggir, Lasem, dan Pondok Pesantren lain di Jawa Timur dan Jawa Tengah. Beliau merintis dari bawah, sampai Pada tahun 1964 M Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin mulai dibangun, gayung bersambut masyarakat bergandeng tangan secara bersama untuk mendirikan bangunan tersebut guna mewujudkan kesadaran disamping orang tuanya harus mengaji, anak-anaknya juga harus mengaji. Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin terus berkembang, jumlah santri yang ditampung semakin banyak, sarana pendukung berupa fasilitas bangunan pun bertambah. Jika pada tahun-tahun pertama Pondok Pesantren ini hanya menempati satu lokal bangunan bahkan ada yang menempati rumah kediaman pengasuh, pada tahun 1971 M bangunan bertambah sehingga memiliki dua lokal bangunan tempat belajar mengajar sekaligus tempat tinggal santri. Demikian pula dalam hal pendidikan yang semula santri hanya mengaji kepada Romo Kyai, maka pada tahun-tahun berikutnya sudah diterapkan pendidikan secara terstruktur yang disebut dengan madrasah diniyyah. Maka sejak itulah Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin menggunakan nama “ Al Ma’had Wal Madrosah Ad Diniyyah Tanbihul Ghofiliin “ yang maksudnya Pondok Pesantren sekaligus madrasah diniyyah. Beliau berdua merintis dari bawah, meskipun berbagai cobaan datang silih berganti, Ketika mulai berkembang KH. M. Basyuni dipanggil Alloh SWT, Beliau Wafat pada tahun 1997 M. , dan Pondok Pesantren di asuh sendiri oleh KH. Muhammad Camzah Hasan. Perkembangan dan kemajuan pesantren semakin cukup pesat. Untuk mengantisipasi perkembangan yang terus berjalan, maka K.H. Muhammad Hasan (Alm) mulai saat itu menyediakan lahan yang amat luas dan strategis karena lokasi tersebut berdampingan dengan kantor kecamatan dan Polsek Kec. Bawang yang berada di lingkungan pondok guna perluasan. Namun Pada tanggal 25 Desember 2007, setelah melaksanakan ibadah umroh, Beliaupun menghadap sang Kholiq.[3] Setelah wafatnya beliau pesantren diteruskan oleh Putra Beliau yaitu KH. M. Chamzah Hasan, S.Pd.I, setelah beliau menuntaskan tholabul ilminya serta mendapat ridlo dari guru-guru beliau. yang juga sampai saat ini mengalami kemajuan dan perkembangan yang pesat, menerobos ke dunia pendidikan modern/formal. Hingga pada pertengahan tahun 2010, mulailah didirikan pendidikan formal Madrasah Tsanawiyah (MTs) Tanbihul Ghofiliin, kemudian pada tahun 2011 di dirikan lembaga pendidikan sebagai kelanjutan MTs yaitu Madrasah Aliyah (MA) Tanbihul Ghofilin. Pendidikan tersebut merupakan program pendidikan yang mengikuti kurikulum pemerintah dan berbasis Pondok Pesantren untuk bersaing dalam hal pendidikan. Beliaupun sampai saat ini terus bertekad dan berencana mendirikan lembaga pendidikan yang lebih tinggi seperti sekolah tinggi/Universitas dimana pondok pesantren selalu tetap Eksis dengan metode Salafiyah. KH. Mohammad Chamzah Hasan, S.Pd.I, selaku pengasuh pondok pesantren saat ini,[5] [6]beliau setelah menempuh pendidikan dasar di ST Negeri Banjarnegara, kemudian langsung nyantri di Pondok Pesantren Tanggir Tuban, yang dilanjutkan di PP. Al Anwar Sarang Jawa Tengah di bawah asuhan Syaikhina KH. Maemun Zubair. Beliau juga aktif terjun di dunia politik mengikuti jejak Gurunya di PPP dan pernah menjabat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Cabang Banjarnegara dan sampai dengan sekarang tetap konsisten di Parpol PPP. Bahkan sekarang juga menjadi Sekretaris MSKP3I ( Majlis Silaturrohmi Kyai dan Pengasuh Pomdok Pesantren Se Indonesia ) di Wilayah Jawa Tengah. Peran Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin selain sebagai lembaga pendidikan dan dakwah Islam juga sebagai lembaga pengembangan Masyarakat dengan memberdayakan Masyarakat di lingkungannya agar terjadi peningkatan kualitas hidup baik dari aspek pendidikan spiritual maupun material. Pondok Pesantren Tanbihul Ghifiliin merupakan salah satu lembaga yang mengakar di Masyarakat dengan jumlah santri putra maupun putri hingga awal tahun 2016 sebanyak 1385 santri (meliputi: santri hanya mengaji, dan juga santri mengaji sekaligus menempuh pendidikan formal) dan di asuh oleh K.H. Muh. Chamzah Hasan S.Pd.I., beliau selalu eksis dalam sumbangsih pemikiran dalam rangka membangun bangsa yang mandiri dengan landasan Takwa kepada Allah Swt.[1] Program PendidikanPondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin menjalankan berbagai program pendidikan dengan pendekatan tradisional dan modern untuk mengembangkan ilmu agama dan keterampilan praktis santri. Program-program pendidikan di pesantren ini meliputi:
Dalam ranah pendidikan formal, meliputi:
Kegiatan PendidikanKegiatan FormalKegiatan formal merupakan penyelenggaraan pendidikan yang ada di pondok pesantren yang berbasis pada pemerintah yang diikuti oleh para santri yang ingin mengaji dan juga masih bisa melanjutkan pendidikan formal, meliputi:
Adapun setiap santri yang belajar di MTs, MA ataupun STAI Tanbihul ghofiliin diwajibkan mengikuti belajar Madrasah Diniyyah Informal yang ada di pondok pesantren. Dan bagi santri MTs atau MA yang berada pada jarak lebih dari ± 3 Km diharuskan berada di Asrama pondok pesantren. Kebijakan tersebut karena mengingat dan untuk menarik kepada masyarakat sekitar tidak hanya sekolah saja melainkan para masyarakat generasi juga tetap bisa mengaji. Agar mencetak generasi yang lebih unggul.[8] Kegiatan Informal/Non FormalKegiatan Informal merupakan program kegiatan pendidikan pondok pesantren untuk santri putra putri yang khusus mendalami ilmu-ilmu agama islam yang telah diatur secara sistematis dan terstruktur sesuai dengan kurikulum dalam pendidikan pondok pesantren yang dikelopokkan berdasarkan tingkatan kelas, yang terdiri dari kelas madrasah putra/Banin dan Putri /Banat.[9]Adapun kegiatan informal meliputi:
Kegiatan EkstrakulikulerAdapun ekstrakulikuler sebagai wadah apresiasi santri danpengembangan potensi santri di Pondok Pesantren Tanbihul Ghofiliin sesuai dengan minat dan bakat yang ada pada masing-masing individu santri , antara lain:[8]
Galeri
Refrensi
|