Plandi, Jombang, Jombang
desa ini berdiri sejak tahun 1830 saat 3 orang prajurit Perang Jawa (Perang Diponegoro) membuka hutan di daerah ini. Satu dari tiga orang prajurit ini, yaitu Kiyai Sadrani kemudian menetap di desa ini sementara 2 orang lain memutuskan untuk meneruskan perjalanan ke daerah lain (dan mendirikan desa baru). Sebagain besar keturunan Kiyai Sadrani masih tinggal di desa ini dan memiliki kuburan tersendiri (kubur Sentono) yang terpisah dari kuburan umum. Rumah awal desa ini (Keluarga Kiyai Sadrani) sudah tidak ada, namun sisa-sisa fondasinya masih bisa ditemukan di belakang rumah ibu Aisyah (samping rumah bapak Sjaichuddin) yang berada di Plandi bagian tengah. Peninggalan pusaka dari pendiri Desa Plandi (Kiyai Sadrani) berupa keris yang disimpan di bapak Sjaichuddin) dengan nama keris sabuk inten luk 11. Keris ini dibuat pada era Kartosuro abax XVII. Secara umum penduduk Desa Plandi beragama Islam, di desa memiliki beberapa masjid, namun yang paling tua adalah Masjid Littaqwa yang seumuran dengan desa ini.
|