Perkebunan Nusantara XIII
PT Perkebunan Nusantara XIII atau biasa disingkat menjadi PTPN XIII, dulu adalah anak usaha dari PTPN III yang bergerak di bidang perkebunan. Pada akhir tahun 2023, perusahaan ini resmi digabung ke dalam PTPN IV.[2] SejarahPerusahaan ini didirikan pada tahun 1996 sebagai hasil penggabungan aset-aset milik PTP VI, PTP VII, PTP XII, PTP XIII, PTP XVIII, PTP XXIV-XXV, PTP XXVI, dan PTP XXIX yang terletak di Kalimantan.[3] PTPN XIII memiliki sejumlah unit kerja yang tersebar di empat provinsi di Kalimantan, yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Pada tahun 2014, pemerintah Indonesia resmi menyerahkan mayoritas saham perusahaan ini ke PTPN III, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk holding BUMN di bidang perkebunan.[4] Pada akhir tahun 2023, perusahaan ini resmi digabung ke dalam PTPN IV, sebagai bagian dari upaya untuk membentuk subholding di internal PTPN III yang bergerak di bidang agroindustri kelapa sawit.[2] LokasiKantor pusat PTPN XIII berkedudukan di Pontianak, Kalimantan Barat, dengan unit bisnisnya terbagi ke dalam tiga inspektorat sebagai berikut:[5]
Produk/JasaSecara umum, PTPN XIII dulu memiliki dua segmen usaha, yakni kelapa sawit dan karet. Bidang usaha Perusahaan adalah pengusahaan budidaya tanaman, pengolahan hasil, dan pemasaran produk. Kelapa SawitPTPN XIII dulu mengelola Kebun Inti kelapa sawit seluas 55.440,49 ha (48,91%), dan plasma seluas 57.908,60 ha (51,09%), dengan didukung oleh 9 PMS berkapasitas 440 Ton TBS/Jam dan 2 unit UPB berkapasitas 6.000 Liter per hari. Produk yang dihasilkan berupa Minyak Sawit, dan Minyak Inti Sawit untuk konsumsi industri minyak nabati di Indonesia, serta Biodiesel yang saat ini masih untuk memenuhi kebutuhan sendiri. KaretPTPN XIII dulu mengelola Kebun Inti karet seluas 14.487,46 ha (32,86%), dan plasma seluas 29.595,04 ha (67,14%), dengan didukung oleh 2 Pabrik Pengolahan Karet (PKR) berkapasitas 63 ton/KK/hari, dan 1 Pabrik Karet Sheet berkapasitas 10 ton/KK/hari. Produk yang dihasilkan berupa SIR 20, RSS, 81% dialokasikan untuk pasar domestik dan 19% dialokasikan untuk pasar global seperti India, dan China. Referensi
Pranala luar |