Pengakuan Petrus
Pengakuan Petrus, dalam agama Kristen, merujuk kepada sebuah kisah dalam Perjanjian Baru dalam kehidupan Yesus.[1][2] Kisah tersebut diceritakan dalam tiga Injil Sinoptik: Matius 16:13-20, Markus 8:27–30 dan Lukas 9:18–20.[2] Istilah "Pengakuan Petrus" (bahasa Inggris: Confession of Peter) diambil dari judul bagian kisah ini dalam Injil Matius edisi bahasa Latin Vulgata: Confessio Petri[1] Catatan AlkitabLatar belakangDalam Perjanjian Baru, perikop ini, dan kisah Transfigurasi Yesus yang mengikutinya, muncul di bagian tengah naratif Injil yang bersama-sama menandai permulaan pengungkapan bertahap identitas Yesus kepada para murid-Nya.[3][4] Lokasinya adalah dekat kota Kaisarea Filipi di Palestina utara dan permulaan perjalanan terakhir ke Yerusalem yang berakhir pada Penyaliban dan Kebangkitan Yesus.[2] Pengakuan Petrus bermula dari dialog antara Yesus dan para murid-Nya, di mana Yesus bertanya mengenai pendapat orang banyak akan identitas-Nya dan kemudian mengenai pendapat para murid-Nya, yang dijawab oleh Petrus seorang diri.[1][5] Perbandingan catatan kitab-kitab Injil
KomentariAwalnya para murid menyampaikan berbagai hipotesis umum mengenai identitas Yesus menurut orang banyak, berkisar dari Yohanes Pembaptis ke Elia, Yeremia (hanya dalam catatan Matius 16:14) atau salah satu dari para nabi.[2] Cambridge Bible for Schools and Colleges, mengikuti tulisan rabi Yahudi dari abad pertengahan, David Kimhi, serta teolog John Lightfoot, menyarankan bahwa Yeremia "disebutkan sebagai representatif para Nabi, karena dalam kanon Yahudi Kitab Yeremia ditempatkan yang pertama di antara kitab-kitab para nabi, setelah Kitab Raja-raja."[6] Sebelum kejadian ini, ada hipotesis yang sudah diberikan mengenai Yesus, yang dicatat dalam Markus 6:14–16 oleh orang-orang di istana Herodes Antipas ketika ia menduga apakah Yesus adalah Yohanes Pembaptis yang bangkit dari kematian.[2][7] Proklamasi bahwa Yesus adalah Kristus (= Mesias, dalam bahasa Ibrani) adalah fundamental bagi Kristologi; Pengakuan Petrus dan penerimaan Yesus akan gelar "Mesias" membentuk suatu pernyataan definitif dalam naratif Perjanjian Baru mengenai pribadi Yesus Kristus.[8][9] Di sini, Yesus tidak hanya menerima gelar Kristus dan Anak Allah, tetapi mengutarakan proklamasi wahyu ilahi dengan menyatakan bahwa Bapa di sorga telah mengungkapkannya kepada Petrus, tanpa keraguan menyatakan Diri-Nya sebagai Kristus dan Anak Allah sekaligus.[9] Dalam perikop Injil Matius, Yesus juga memilih Petrus sebagai pemimpin para Rasul, dan menyatakan: "Di atas batu karang ini Aku akan mendirikan jemaat-Ku". Kebanyakan denominasi Kristen setuju bahwa pernyataan ini diterapkan pada Petrus, tetapi tidak sepakat dalam penafsiran mengenai apa yang terjadi setelah Petrus.[10] Rujukan "Bapa-Ku" unik karena dalam Perjanjian Baru, Yesus tidak pernah menyebut orang lain dengan rujukan semacam itu dan hanya merujuk kepada Bapa-Nya, tetapi ketika berbicara dengan para murid-Nya, Ia menggunakan Bapa-mu, tidak memasukkan Diri-Nya sendiri ke dalam rujukan itu.[11] Pemilihan PetrusDalam Matius 16:18 Yesus menyatakan:
Kata "Petrus" dalam ayat ini dalam bahasa Yunani adalah "petros", sedangkan kata "batu karang" adalah "petra", yang rupanya adalah suatu permainan kata. Namun, jika perkataan ini aslinya diucapkan dalam bahasa Aram, kedua kata itu sama-sama adalah "kefa" (dalam bahasa Inggris: "kepha"). Perbedaan antara petros yang berarti "batu" dan petra ("batu karang" atau suatu "tanah berbatu karang yang kokoh") sering dibahas, tetapi penggunaan kata-kata Yunani itu dalam zaman antikuitas tampaknya tidak sedemikian berbeda.[12] Kata "jemaat" (ekklesia dalam bahasa Yunani; "church" dalam bahasa Inggris), yang digunakan di sini, hanya muncul sekali lagi dalam seluruh kitab-kitab Injil yaitu dalam Matius 18:17, dan merujuk kepada komunitas orang percaya pada waktu itu.[8] Istilah "alam maut" (dalam bahasa Inggris: "gates of hell"; "gerbang-gerbang neraka") merujuk kepada "Hades", yaitu dunia bawah tanah, tempat peristirahatan orang-orang mati, dan bermakna bahwa kuasa-kuasa yang melawan Allah tidak mampu mengalahkan gereja.[13] "Kunci Kerajaan Sorga" (keys of the kingdom of heaven) merujuk kepada suatu kiasan Kerajaan Sorga yang merupakan suatu "tempat untuk dimasuki" yang juga digunakan dalam Matius 23:13, di mana pintu masuknya dapat ditutup.[13] Kewenangan Petrus lebih jauh dipastikan dengan kata-kata:
Berbagai denominasi Kristen memberikan penafsiran berbeda-beda mengenai otoritas yang diberikan pada bacaan ini. Ketiga catatan Injil Sinoptik diakhiri dengan pesan Yesus kepada murid-murid-Nya untuk tidak mengungkapkan bahwa Ia adalah Mesias kepada siapapun. PengenanganPengakuan Petrus merupakan nama hari peringatan liturgis yang dirayakan oleh sejumlah geraja Kristen, sering kali sebagai bagian dari "Minggu Doa untuk Persatuan Kristen".[15][16] Dirayakan pada permulaan Minggu Doa, sebenarnya suatu oktaf bukan satu minggu saja dan asalnya dikenal sebagai Octave of Christian Unity. Diperingati sebagai suatu perayaan ekumenikal internasional Kristen yang dimulai pada tahun 1908, dengan rentang waktu dari tanggal 18 Januari sampai 25 Januari (Feast of the Conversion of Saint Paul).[16] Gereja Katolik Roma merayakan "Feast of the Chair of St. Peter" pada tanggal 22 Februari dalam Kalender Umum Roma. Dalam Kalender Umum Roma tahun 1960, perayaan ini diperingati tanggal 18 Januari. Sejumlah gereja Anglikan dan Lutheran memperingati "Feast of the Confession of St. Peter" pada tanggal 18 Januari.[16] Lihat pula
Referensi
|