Pendidikan di Taiwan
Sistem pendidikan di Taiwan merupakan tanggung jawab Kementerian Pendidikan. Pemberlakuan sistem ini menghasilkan para siswa dengan nilai ujian tertinggi di dunia, terutama dalam mata pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan.[2][3] Presiden sebelumnya, Ma Ying-jeou mengumumkan pada bulan Januari 2011 bahwa pemerintah akan memulai implementasi program wajib belajar 12 tahun secara bertahap pada tahun 2014.[4] Di tahun 2015, para siswa di Taiwan meraih salah satu hasil terbaik di dunia dalam bidang matematika, ilmu pengetahuan dan literasi, yang diuji oleh Programme for International Student Assessment (PISA), suatu penilaian dunia untuk prestasi siswa berusia 15 tahun berkenaan dengan pendidikannya. Taiwan merupakan salah satu negara OECD yang memiliki prestasi tertinggi dalam kecakapan membaca, matematika, dan ilmu pengetahuan, dengan nilai rata-rata siswa 523,7, dibandingkan dengan rata-rata OECD setinggi 493, yang menempatkannya di peringkat ketujuh di dunia dan memiliki tenaga kerja berpendidikan tertinggi di antara negara-negara OECD.[5][6][7] Meskipun undang-undang saat ini hanya memandatkan sembilan tahun bersekolah, 95 persen lulusan siswa sekolah menengah pertama memasuki sekolah menengah kejuruan, sekolah perdagangan, pendidikan tinggi junior, atau universitas.[8][9] Di Taiwan, mengikuti paradigma Konfusianisme untuk pendidikan, para orang tua meyakini bahwa menerima pendidikan yang baik merupakan prioritas sangat tinggi bagi keluarga Taiwan dan merupakan tujuan penting dalam kehidupan anak-anak mereka.[10] Banyak orang tua di Taiwan meyakini upaya dan kegigihan lebih berarti daripada bakat bawaan, jika anak-anak mereka ingin menerima nilai lebih baik di sekolah.[11][12] Keyakinan ini juga dipegang oleh para guru dan konselor pembimbing serta sekolah dengan secara rutin memberitahukan prestasi akademik putra-putri mereka secara keseluruhan di sekolah. Banyak orang tua menaruh pengharapan tinggi pada anak-anak mereka, dengan menekankan pencapaian akademik dan secara aktif terlibat dalam kemajuan akademik anak-anak mereka, memastikan anak-anak mereka mencapai nilai tertinggi, dan bersedia melakukan pengorbanan besar, termasuk meminjam uang untuk memasukkan anak mereka hingga universitas. Karena peranannya dalam mendorong pembangunan ekonomi Taiwan, hasil ujian yang tinggi, dan angka memasuki universtas yang tinggi, sistem pendidikan Taiwan dipuji. Empat puluh lima persen warga negara Taiwan berusia 25 hingga 64 tahun memiliki gelar sarjana atau lebih tinggi.[13][14] Lebih jauh lagi, sistem pendidikan ini dikritik karena penekanan berlebihan atas hafalan dan tekanan akademik yang berlebihan terhadap siswa. Para siswa di Taiwan menghadapi tekanan sangat besar untuk berhasil secara akademik dari orang tua, guru, kawan sebaya, maupun masyarakat mereka agar dapat menjamin posisi kerja kerah putih yang bergengsi sambil menghindari pendidikan kejuruan, berpikir kritis, dan kreativitas. Dengan sempitnya posisi pekerjaan bergengsi dibanding jumlah lulusan universitas yang jauh lebih besar angkanya, banyak yang dipekerjakan dalam posisi lebih rendah dengan gaji jauh di bawah harapan mereka.[15] Universitas-universitas di Taiwan juga telah dikritik karena tidak mengikuti kecenderungan teknologi dan tuntutan pekerjaan dalam pasar kerja yang bergerak cepat mengacu pada kesenjangan kecakapan yang dikutip oleh sejumlah lulusan universitas yang menilai diri sendiri berpendidikan terlalu tinggi.[16] Sebagai tambahan, pemerintah Taiwan telah dikritik karena merusak perekonomian yang tidak dapat menciptakan lowongan pekerjaan yang cukup untuk mendukung tuntutan sejumlah besar lulusan universitas yang menganggur.[17][18] SejarahPerusahaan Hindia Timur Belanda, para pendukung raja Tiongkok Ming di bawah Koxinga, Tiongkok Qing, dan bangsa Jepang, semuanya mengimplementasikan sistem pendidikan di Taiwan.[19] Agama Kristen diajarkan di bawah pemerintahan Belanda.[20] Taiwan juga memiliki banyak akademi, seperti Akademi Daodong, Akademi Fongyi, Akademi Huangxi, Akademi Jhen Wen, Akademi Mingxin dan Akademi Pingtung. Pada tahun 1944-1945, Republik Tiongkok di bawah Partai Nasionalis Rakyat Tiongkok yang dipimpin oleh Chiang Kai-shek mengambil kendali pulau itu; infrastruktur sekolah swasta yang ada dibatasi atas kecurigaan loyalitas politiknya. Setelah penarikan RT ke Taiwan di tahun 1949, mereka berusaha menggunakan sekolah-sekolah negeri untuk mengasimilasi populasi Taiwan; sekolah-sekolah swasta, dipandang sebagai rintangan proses ini, sehingga ditekan. Namun, pada tahun 1954, partai ini mengalah terhadap tuntutan reformasi pendidikan, dan mulai menghidupkan serta memperluas sekolah swasta. Para tokoh Nasionalis melakukan sejumlah langkah (seperti mengisi dewan sekolah dengan para loyalis dan dengan cermat mengendalikan dana dari negara) untuk memastikan sekolah swasta tetap berada di bawah pengaruh negara.[21] Pendidikan negeriSistem pendidikan umum di Taiwan merentang dari sekolah kelompok bermain sampai universitas. Pendidikan umum juga diwajibkan dari sekolah dasar sampai sekolah menengah pertama sejak tahun 1968. Di tahun 2001, secara kasar 16% anggaran pusat disisihkan untuk pendidikan. Di bulan Januari 2011, Presiden Ma mengumumkan rencana mengimplementasikan program wajib belajar dua belas tahun pada tahun 2014.[4] Sebagai tambahan, dukungan finansial untuk pendidikan prasekolah dimulai, diawali dengan keringanan biaya.[4] Akses terhadap sekolah menengah atas dan universitas dikendalikan oleh serangkaian ujian nasional. Disiplin dalam sekolah-sekolah negeri di seluruh tingkatan pada umumnya sangat ketat dengan norma menggunakan seragam sekolah dan terompet bangun pagi. Siswa semua tingkatan sampai sekolah menengah atas bertanggung jawab membersihkan ruang kelas mereka sendiri dan area di sekitar sekolah. Bersih-bersih merupakan ritual harian siswa. Hukuman jasmani resminya dilarang, tapi banyak laporan mengindikasikan hukuman semacam itu masih dipraktikkan oleh banyak guru, karena faktanya tak sedikit orang tua yang mendukungnya. Tahun sekolah terdiri dari dua semester. Semester musim gugur dimulai September awal dan berlangsung hingga Januari akhir atau Februari awal. Liburan musim dingin biasanya berlangsung tiga sampai empat minggu sekitar Tahun Baru Imlek. Semester musim semi dimulai setelah Festival Lampion di pertengahan Februari dan berakhir di akhir bulan Juni. Sejak sekolah menengah, banyak sekolah yang menyelenggarakan "kelas tambahan pilihan" selama liburan musim dingin dan musim panas dan juga seusai jam sekolah biasanya. Meskipun namanya pilihan, banyak kelas memberlakukan wajib hadir. Bahasa instruksinya adalah Mandarin. Tingkatan sekolahTahun sekolah dibagi menjadi dua semester. Semester pertama dimulai awal September dan berakhir bulan Januari; semester kedua dimulai pertengahan Februari dan berakhir di akhir bulan Juni.
Pendidikan tinggi dan pendidikan pascasarjana di Taiwan memiliki jalur berbeda dan tahun serta kelasnya bervariasi.
Sebagai tambahan, pendidikan luar biasa, pendidikan orang dewasa, dan pendidikan lanjutan juga terdapat di Taiwan, dengan mengikuti sistem serupa yang disebutkan di atas. Sistem pendidikan
Pendidikan NasionalPendidikan nasional saat ini di Taiwan adalah pendidikan 12 tahun. Implementasi wajib belajar ini menggantikan pendidikan 9 tahun yang lama.[22] Kebijakan pendidikan 12 tahun semula diajukan pada tahun 1983, tapi ditunda karena alasan-alasan finansial. Sekolah DasarSekolah dasar dimulai dari kelas 1 sampai 6, dengan penyelenggaraan kelas dari Senin sampai Jumat, biasanya mulai pukul 7.30 pagi sampai pukul 4 sore (atau tengah hari di hari Rabu). Mata pelajarannya meliputi:
Seperti sekolah-sekolah menengah, siswa normalnya didaftarkan di sekolah dasar terdekat rumah kediaman mereka terdaftar. Hal ini membuat orang-orang tua memasukkan anak-anak mereka ke dalam kartu keluarga kerabat atau teman mereka dengan tujuan mengirimkan anak-anak mereka ke sekolah-sekolah yang dianggap lebih baik. Sekolah menengah pertamaSekolah menengah pertama merentang dari kelas 7 sampai 9, yang merupakan wajib belajar tahap terakhir. Siswa sekolah menengah pertama umumnya memusatkan perhatian pada ujian masuk sekolah menengah atas nasional di ujung kelas 9. Sekolah berakhir sekitar pukul 5 sore, tapi siswa seringkali masih tinggal di sekolah untuk kuis-kuis dan persiapan ujian tambahan lainnya. Mata pelajaran meliputi:
Di akhir tahun ketiga mereka, siswa berpartisipasi dalam ujian masuk sekolah menengah pertama nasional dan didaftarkan pada sekolah menengah pertama yang sesuai dengan nilai mereka. Siswa juga bisa berpartisipasi dalam ujian masuk sekolah kejuruan nasional, jika mereka berniat mengikuti sekolah kejuruan. Untuk keduanya, sekolah negeri biasanya paling populer sementara sekolah swasta secara tradisional dipandang sebagai cadangan bagi mereka yang tak dapat mencapai nilai cukup tinggi untuk sekolah-sekolah negeri. Sekitar 94.7% siswa sekolah menengah pertama melanjutkan ke sekolah menengah atas atau sekolah kejuruan. Sekolah menengah atas regulerSekolah menengah atas dimulai dari kelas 10 sampai 12. Sekali lagi tujuan utama siswa adalah mencapai nilai tinggi pada nilai ujian masuk universitas di ujung tahun ketiga. Muatannya sama, atau bahkan lebih intens daripada sekolah menengah pertama. Kedisiplinan dalam lembaga-lembaga pendidikan mulai dari sekolah menengah atas ke atasnya lagi (termasuk sekolah kejuruan) merupakan tanggung jawab para petugas militer yang ditugaskan di setiap sekolah (berbeda dengan sekolah dasar dan sekolah menengah pertama, yang guru-guru dan petugas administrasi sekolah bertanggung jawab untuk kedisiplinan di sekolah). Sebagai tambahan terhadap mata pelajaran biasa, siswa juga disyaratkan untuk mengikuti kelas pendidikan militer yang meliputi isu-isu seperti pertahanan sipil, latihan militer, pertahanan nasional, dan senjata api dasar. Di masa lalu, siswa sekolah menengah atas (dan kejuruan) diharapkan menjalankan kewajiban pertahanan sipil dalam peristiwa darurat nasional. Anak-anak laki-laki maupun perempuan dilatih menggunakan senjata api dan melempar granat. Di banyak sekolah menengah atas, siswa yang baru masuk bisa memilih jalur ilmu pengetahuan atau seni liberal, bergantung pada ketertarikan masing-masing. Jalur pembelajaran yang berbeda biasanya disebut sebagai kelompok. Kelompok I terdiri dari para siswa seni liberal. Kelompok II dan Kelompok III adalah para siswa berbasis ilmu pengetahuan (yang terakhir mempelajari biologi sebagai mata pelajaran tambahan). Kurikulum berbasis ilmu pengetahuan terdiri dari kelas-kelas ilmu pengetahuan dan matematika lebih rumit, yang dimaksudkan untuk mempersiapkan siswa pada karir di bidang ilmu pengetahuan dan teknik mesin; jalur seni liberal menaruh tekanan lebih berat pada kesusastraan dan ilmu-ilmu sosial untuk masa depan di dalam bidang-bidang itu. Seringkali, para siswa dalam Kelompok I dibebaskan dari mempelajari ilmu pengetahuan meskipun mereka menginginkannya, dan para siswa Kelompok II tidak perlu mengambil geografi, kewarganegaraan, dan sejarah. Ada dua metode memasuki universitas: melalui rekomendasi atau mengikuti ujian masuk universitas. Bagi siswa yang berpartisipasi dalam rekomendasi, mereka harus mengambil ujian akademik nasional dan memilih jurusan yang mereka inginkan. Tahap pertama adalah seleksi hasil ujian untuk kelayakan dan tahap kedua bergantung pada kondisi jurusan yang dipilih. Bagi siswa yang tidak memilih untuk mengikuti proses rekomendasi, atau gagal dalam aplikasi mereka, mereka memiliki pilihan untuk berpartisipasi dalam ujian masuk universitas nasional setelah lulus dengan harapan penerimaan universitas. Siswa yang lulus dari sekolah menengah atas biasanya berakhir mengambil ujian masuk universitas nasional untuk memasuki universitas yang umumnya empat tahun. Mereka juga dapat mengajukan ke pendidikan tinggi junior, institut teknologi, atau universitas ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai pilihan alternatif.[23] Sekolah menengah atas berbasis kecakapanDi bulan Juni 2016, "sekolah menengah kejuruan" diubah namanya menjadi sekolah menengah atas berbasis kecakapan. Pendidikan vokasional dan pilihan karir yang berkaitan diperkenalkan melalui mata pelajaran pilihan di sekolah menengah yang lebih rendah.[24] Sekolah menengah atas berbasis kecakapan merupakan lembaga pendidikan tiga tahun yang mirip dengan sekolah menengah atas reguler. Tidak seperti sekolah menengah atas reguler, sekolah ini lebih menekankan pada kecakapan praktis dan kejuruan.[25] Sekolah-sekolah ini menawarkan program-program yang melayani kebutuhan siswa yang memiliki kemampuan dna kecakapan berbeda. Sekolah menengah atas berbasis kecakapan menawarkan program-program yang diatur ke dalam enam kategori berbeda: budidaya pertanian, industri, bisnis, produk laut, bidang kehidupan sehari-hari, dan seni.[26] Lulusan sekolah menengah atas berbasis kecakapan dapat memilih memasuki tenaga kerja, memulai bisnis mereka sendiri atau memasuki pendidikan yang lebih tinggi. Lulusan sekolah menengah atas berbasis kecakapan dapat mendaftar ke pendidikan tinggi junior, institut teknologi, dan universitas ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka juga dapat mengikuti ujian masuk universitas nasional untuk memasuki universitas empat tahun.[27] Pendidikan lebih tinggiUniversitasPendaftaran universitas merupakan rute tradisional yang diambil oleh para siswa Taiwan untuk memasuki gerbang pendidikan lebih tinggi karena universitas sampai sejauh ini merupakan bentuk pendidikan tertinggi paling bergengsi di Taiwan. Sejak tahun 2008, persentase lulusan sekolah menengah atas memasuki universitas telah melebihi 95 persen.[28][29][30][31] Sistem pendidikan lebih tinggi di Taiwan mirip dengan sistem pendidikan lebih tinggi di Amerika. Sejak dasawarsa 1990an banyak sekolah perdagangan dan pendidikan tinggi junior "dipromosikan" menjadi universitas statusnya sebagai hasil dari serangkaian reformasi pendidikan, yang dapat menjelaskan angka pendaftaran masuk universitas yang tinggi.[28] Meskipun nilai tinggi dijadikan kriteria penerimaan lembaga-lembaga paling bergengsi dan terhormat nasional, sebagai konsekuensi dari reformasi tersebut, pasar tenaga kerja dibanjiri oleh lulusan-lulusan universitas yang menganggur.[18][32][33] Ikhtisar
Taiwan memiliki banyak universitas, baik negeri maupun swasta. Biaya kuliahnya lebih murah di universitas negeri daripada di universitas swasta, seperti di banyak negara-negara barat. Banyak universitas negeri menerima dukungan finansial dari pemerintah. Saat ini ada lima persekutuan universitas di Taiwan, yang sengaja dijadikan model mengikuti sistem pendidikan lain seperti sistem Universitas California. NTNU adalah universitas peringkat teratas secara nasional untuk linguistik terutama bagi orang-orang asing yang tertarik mempelajari Mandarin (tingkat tinggi),[36] demikian juga dengan institut-institut lain untuk kesempatan belajar Mandarin dengan serius bagi para orang asing.[37] Sekarang ini sebagian sekolah swasta didukung oleh kelompok-kelompok komersial atau badan-badan keagamaan (seperti Universitas Katolik Fu Jen, Universitas Tzu Chi). Ilmu terapan merupakan jurusan populer, dan gelar insinyur mencapai lebih dari seperempat gelar sarjana yang diberikan di Taiwan. Jurusan ini juga berhubungan dengan peluang-peluang pekerjaan di masa depan karena kebijakan pemerintah memusatkan perhatian pada industri manufaktur. Lihat juga: Pendidikan ilmu terapan di Taiwan NegeriSebagian universitas negeri yang diberi penghargaan tinggi di Taiwan adalah: (Penelitian = Universitas Nasional Penelitian yang Ditetapkan[38])
SwastaAda juga beberapa universitas swasta yang representatif:
Berlawanan dengan sekolah menengah pertama dan sekolah menengah atas, yang siswanya ditekan oleh ujian masuk yang sangat ketat, kehidupan pendidikan tinggi di Taiwan secara umum terlihat agak santai. Lulusan dari Amerika Serikat dan Eropa juga sangat dihargai dengan banyaknya siswa yang mendaftar ke sekolah-sekolah pascasarjana luar negeri setelah menyelesaikan universitas (meskipun angkanya agak menurun di tahun-tahun belakangan). Rata-rata 13.000 lulusan universitas per tahun memilih untuk mengejar pendidikan di Amerika Serikat. Didirikan oleh pemerintahan Jepang (1895-1945)
Persamaan dengan universitas di TiongkokBanyak universitas di Taiwan semula didirikan dalam Republik Tiongkok sebelum penarikan mundur pemerintahan RT dari Tiongkok Daratan ke Taiwan setelah Perang Saudara Tiongkok. Sebagian universitas yang semula didirikan di Tiongkok Dataran, didirikan kembali di Taiwan. Untuk menghindari ambiguitas, pemerintah RT secara umum menambahkan kata 'Nasional' di depan nama-nama universitas di Taiwan, untuk membedakannya dengan yang berada di Tiongkok Dataran.
Penghargaan Keunggulan Pengajaran UniversitasKementerian Pendidikan di Taiwan memulai Teaching Excellence Universities Award di tahun 2006. Sejak awal penghargaan ini, hanya enam universitas yang telah meraih penghargaan ini setiap tahunnya. Sekolah kedokteranSekolah kedokteran di Taiwan dimulai sebagai jurusan kesarjanaan dan memerlukan waktu enam tahun (enam tahun untuk kedokteran gigi), dengan dua tahun terakhir melakukan pelatihan langsung di rumah sakit pengajaran. Lulusan sekolah kedokteran dapat memilih untuk melanjutkan di sekolah pascasarjana untuk mengejar gelar doktor. Sekolah hukum (Pendidikan Tinggi Hukum)Tak ada sekolah-sekolah hukum yang memiliki pemahaman sama dengan sekolah-sekolah hukum AS. Banyak universitas memiliki pendidikan tinggi hukum atau jurusan hukum, yang menyediakan pendidikan hukum sebagai mata kuliah pokok kesarjanaan selama empat tahun. Pelatihan guruSebagian besar lembaga pendidikan lebih tinggi menawarkan program-program dalam pendidikan. Program seperti itu berlangsung selama empat tahun, sebagai tambahan pada kerja magang setengah tahun, dengan siswa menerima surat mandat pengajaran di akhir program. Mereka juga harus mengambil ujian ekstra untuk menjadi guru di sekolah negeri. Meskipun saat ini program-program pendidikan tersedia di sebagian besar institut pendidikan tinggi, guru-guru yang prospektif biasanya masuk ke "universitas pendidikan" jika mereka ingin mengajar di sekolah dasar, dan "universitas normal" jika ingin mengajar di sekolah menengah. Salah satu kekecualian adalah Universitas Pendidikan Nasional Changhua, yang seperti universitas biasanya, dikenal untuk dedikasinya menumbuhkan guru-guru sekolah menengah. Guru-guru Dalam Pelayanan Peningkatan Informasi dan Sumber Daya PendidikanDengan implementasi kebijakan reformasi pendidikan di Taiwan, untuk mengintegrasikan sumber daya guru-guru dalam pelayanan peningkatan pendidikan dan untuk mendorong para guru berpartisipasi dalam aktivitas-aktivitas peningkatan pendidikan secara positif, Kementerian Pendidikan membangun 12 pusat peningkatan pendidikan regional sebagai layanan bagi para guru-guru pada tahun 2003. Universitas Normal Nasional Kaohsiung (NKNU) dipilih sebagai koordinator umum dan bertanggung jawab untuk memasang dan mengurus Jejaring Informasi Pendidikan Layanan Guru Nasional. Jejaring Informasi Pendidikan Layanan Guru Nasional menyediakan serambi komunikasi sebagai layanan bagi peningkatan pendidikan guru-guru di Taiwan. Jejaring ini diadakan untuk mendorong guru-guru agar terus bertumbuh dalam pengajaran. Informasi aktivitas-aktivitas peningkatan dan rekaman partisipasi guru-guru diperlihatkan oleh serambi digital. Jaringan kerja ini menyediakan berbagai aktivitas dan rekaman pembelajaran individu untuk guru-guru K-12. Serambi teknologi berbasis data ini merupakan format elektronik untuk merekam kemajuan pelatihan dan waktu belajar guru. Serambi ini juga membangun mekanisme pengaturan untuk mengintegrasikan berbagai sumber daya pendidikan dan administratif dari lembaga-lembaga pendidikan dan otoritas pendidikan lokal yang berwenang secara berturut-turut. Ini untuk memenuhi berbagai gagasan reformasi pendidikan dengan cara yang efektif. Maksud Jejaring Informasi Peningkatan Pendidikan Layanan Guru Nasional adalah:
Sekolah pascasarjanaSetiap pendidikan tinggi dalam masing-masing universitas biasanya memiliki sekolah pascasarjana sendiri. Sebagai tambahan, Program Pascasarjana Internasional Taiwan berafiliasi dengan Academia Sinica, akademi nasional Taiwan, yang menawarkan program berbahasa Inggris dalam ilmu kehidupan dan ilmu fisik bagi siswa bangsa Taiwan maupun internasional. Program doktor di Taiwan berlangsung dua hingga tujuh tahun; sebagian besar empat tahun. Program-program internasionalProgram-program internasional di Taiwan meliputi program sarjana, magister dan PhD yang ditujukan bagi para siswa luar negeri. KejuruanPendidikan kejuruan di Taiwan ditawarkan di pendidikan tinggi junior, institut teknologi, dan di universitas ilmu pengetahuan dan teknologi, sehingga mereka dapat menerima gelar doktor yang berkaitan dengan bidangnya.[39] Saat ini ada 87 lembaga di Taiwan yang menawarkan pelatihan kejuruan.[40] Kementerian Pendidikan telah mempromosikan pendidikan kejuruan dan membujuk para pemuda Taiwan untuk mempertimbangkan sekolah-sekolah kejuruan sebagai rute alternatif dari belajar di universitas.[24] Pendidikan tinggi juniorPendidikan tinggi junior dapat diklasifikasi menjadi pendidikan tinggi junior 5 tahun dan pendidikan tinggi junior 2 tahun, menurut persyaratan masuknya. Sejak tahun 2004, pendidikan tinggi junior menawarkan gelar ahli madya berdasarkan Pasal 29 Undang-undang Pendidikan Tinggi Junior.[41] Berbagai mata kuliah yang diberikan dalam pendidikan tinggi junior meliputi berbagai sumber daya laut, bahasa, ekonomi rumah tangga, serta pariwisata dan keramahan. Pendidikan tinggi 5 tahunSiswa memasuki pendidikan tinggi junior lima tahun setelah lulus dari sekolah menengah pertama dan lolos ujian nasional. Kurikulumnya mirip dengan sekolah-sekolah kejuruan, kecuali pendidikan ini memberi tambahan dua tahun. Siswa dipersyaratkan untuk menyelesaikan 220 jam kredit dalam program ini. Ketika lulus, siswa diberi gelar ahli madya.[42] Pendidikan tinggi 2 tahunPendidikan tinggi junior dua tahun menawarkan pelatihan kejuruan lanjutan bagi para lulusan sekolah menengah atas atau kejuruan. Program pendidikan tinggi junior 2 tahun dibimbing oleh para lulusan sekolah menengah atas kejuruan atau lulusan universitas ilmu pengetahuan dan teknologi. Mereka juga menerima siswa yang telah menyelesaikan program kejuruan di masa sekolah menengah atas. Saat lulus, siswa diberi gelar ahli madya.[43] Lulusan pendidikan tinggi junior 2 tahun dapat memilih untuk memasuki lapangan tenaga kerja, memulai bisnis mereka sendiri, atau mengejar studi tambahan di program institut teknologi dalam jurusan pilihan mereka sendiri, atau memilih untuk mengejar pendidikan tambahan di universitas selama empat tahun.[44] Institut Teknologi dan Universitas Ilmu Pengetahuan dan TeknologiDi bawah Undang-undang Universitas, institut teknologi dan universitas ilmu pengetahuan dan teknologi menawarkan program-program ahli madya, sarjana, magister, dan doktorat.[45] Baik institut teknologi maupun universitas ilmu pengetahuan dan teknologi menerima para siswa yang telah lulus dari pendidikan tinggi junior atau mereka yang memiliki kualifikasi akademik serupa dan telah mengikuti ujian masuk.[46] Program-program sarjana dua tahun dan empat tahun di institut teknologi dan universitas ilmu pengetahuan dan teknologi. Gelar sarjana diberikan pada murid yang telah menyelesaikan 128 jam kredit setelah lulus dari program sarjana empat tahun. Program sarjana dua tahun adalah untuk siswa yang sudah memiliki gelar ahli madya dan telah menyelesaikan 80 jam kredit. Gelar magister membutuhkan penambahan 24 kredit, sementara siswa PhD harus menyelesaikan tambahan 18 kredit disertai disertasi.[47] Pendidikan swastaLembaga-lembaga pendidikan swasta menyebar luas di Taiwan mulai dari sekolah-sekolah swasta di semua tingkatan hingga bimbingan-bimbingan belajar tambahan atau buxiban. Bimbingan belajarDengan tekanan kuat yang diberikan pada para siswa oleh orang tua, banyak siswa yang mendaftar kelas-kelas swasta sepulang sekolah, yang dimaksudkan untuk menambah pendidikan reguler mereka. Bimbingan-bimbingan belajar ini oleh sebagian orang sebagai akibat dari terlalu berlebihan menekankan pencapaian akademik.[48] Mata pelajaran yang populer di dalam bimbingan belajar ini meliputi bahasa Inggris, matematika, dan fisika. Bimbingan belajar sebagian besar populer di antara para siswa sekolah menengah pertama dan atas.[49] Kelas-kelasnya pada umumnya sangat tertib dan terkendali, dengan ukuran sebanyak 200 lebih siswa di sebagian lembaga yang terkenal. Kualitas lembaga belajar sangat bervariasi. Sebagian sekolah dan rantai lembaga pendidikan komersil yang lebih besar menuliskan program mereka sendiri dan menghasilkan buku pelajaran mereka sendiri.[49] Taman kanak-kanak dan prasekolahMeskipun banyak taman kanak-kanak dan prasekolah negeri di Taiwan, taman kanak-kanak dan prasekolah swasta juga cukup populer. Banyak prasekolah swasta menawarkan kursus-kursus yang dipercepat dalam berbagai mata pelajaran. Kurikulum prasekolah semacam itu seringkali mencakup bahan pelajaran seperti ilmu pengetahuan, seni, pendidikan jasmani dan bahkan matematika. Mayoritas sekolah ini bagian dari rantai sekolah yang lebih besar, yang beroperasi di bawah pengaturan waralaba. Dalam gilirannya untuk biaya tahunan, perusahaan rantai ini dapat menyediakan iklan, kurikulum, buku, bahan belajar, pelatihan, dan bahkan staf untuk setiap sekolah itu. Terdapat pertumbuhan pesat dalam jumlah prasekolah yang dimiliki swasta dan berbahasa Inggris di Taiwan sejak tahun 1999. Prasekolah berbahasa Inggris ini pada umumnya mempekerjakan guru-guru berbahasa ibu Inggris untuk mengajar seluruh kurikulum prasekolah dalam lingkungan 'hanya berbahasa Inggris'. Legalitas sekolah-sekolah jenis ini telah dipertanyakan dalam banyak kesempatan, namun sekolah-sekolah ini masih terus berkembang. Sebagian anggota masyarakat Taiwan telah menyuarakan kekhawatiran mengenai apakah anak-anak lokal perlu ditempatkan dalam lingkungan berbahasa Inggris di usia yang begitu muda, dan telah meningkatkan kekhawatiran bahwa kemampuan para siswa ini dalam bahasa ibu mereka akan menjadi berkurang sebagai akibatnya. Debatnya berlanjut, tetapi pada saat ini, pasar prasekolah berlingkungan bahasa Inggris terus tumbuh. Pada bulan Oktober 2016, Menteri Pendidikan Pan Wen-chung mengatakan bahwa Badan Eksekutif Yuan akan mengalokasikan anggaran sebesar NT$6.2 miliar untuk membangun 1.000 taman kanak-kanak selama empat tahun ke depannya sehingga dapat meningkatkan persentase pendaftaran anak-anak hingga 30-40% di tahun 2020.[50] Sistem sekolah menengah atas 3+3Setelah kebijakan baru ujian memasuki sekolah menengah atas (ujian CAP), sekarang ini diyakini oleh orang tua bahwa lebih baik dan lebih mudah bagi anak-anak mereka untuk tidak perlu mengkhawatirkan lagi soal melanjutkan pendidikan dari sekolah menengah pertama ke sekolah menengah atas dengan melanjutkan pendidikan di sekolah swasta yang sama. Sistem ini membuat para siswa dapat melewatkan ujian CAP, atau yang dikenal sebagai "Program Penilaian Komprehensif bagi Siswa Sekolah Menengah Pertama" dan hanya mengambil ujian masuk universitas setelah selesai sekolah menengah atas. Karenanya banyak sekolah menengah atas di Taiwan, seperti Sekolah Menengah Atas Swasta Nan Shan yang memulai penerimaan siswa dari sekolah menengah pertama mereka sendiri. Karena sebagian besar sekolah negeri tidak menawarkan pendidikan menengah enam tahun, sekolah-sekolah swasta mulai menerima lebih banyak pendaftaran siswa tahun-tahun belakangan ini. LainnyaLayanan Pendidikan Khusus di TaiwanSaat Undang-undang Pendidikan Khusus diumumkan di tahun 1984, para siswa berkebutuhan khusus mulai menerima layanan pendidikan khusus di Taiwan. Dua subkelompoknya kemudian diklasifikasi oleh para profesional dalam pendidikan khusus, yaitu para siswa yang memiliki kesulitan dan para siswa yang berbakat. Untuk memberikan dukungan yang sesuai dengan kebutuhan siswa, disediakan tiga cara utama layanan pendidikan khusus: kelas pendidikan khusus yang terpusat, ruang sumber daya yang tidak terpusat, dan program sumber daya keliling. Siswa usia 2 sampai 22 tahun dapat menerima layanan pendidikan khusus dalam proses asesmen, penempatan, dan penyediaan pendidikan.[51][52] Pendidikan juru rawat
China sebagai bahasa keduaTaiwan telah sejak lama menjadi tujuan belajar bahasa China bagi banyak siswa luar negeri, apalagi dengan semakin meningkatnya pertumbuhan popularitas pembelajaran China secara internasional. Lihat: Daftar sekolah bahasa China di Taiwan SiswaDi tahun 2015, terdapat 40.000 siswa dari Dataran Tiongkok yang belajar di Taiwan. Sebanyak 34.114 di antara mereka adalah siswa pertukaran jangka pendek.[54] Lihat juga
Referensi
Pranala luar
|