Pendapa Sabha Swagata BlambanganPendopo Sabha Swagata Blambangan adalah rumah dinas Bupati Banyuwangi sejak masa pemerintahan Bupati Joko Supaat Slamet. Sebelumnya, pemerintahan kabupaten (Kantor Pemkab) menempati bangunan ini. Bangunan ini ada sejak berdirinya Kabupaten (atau disebut Regentschap pada masa kolonial Belanda) Banyuwangi, atau pada masa pemerintahan bupati pertama Tumenggung Wiroguno I atau Mas Alit. Bangunan ini terletak di kawasan Taman Sritanjung (dulu bernama Lapangan Tegal Masjid). Kawasan ini dahulu adalah kawasan yang diistilahkan sebagai "sistem pemerintahan macapat" di mana Lapangan Tegal Masjid (Taman Sritanjung) sebagai tempat berkumpulnya warga (alun-alun) terdapat di tengah-tengah, lalu Pendopo sebagai pusat pemerintahan di sisi utara lapangan, Masjid Jami’ sebagai tempat ibadah di sisi barat lapangan, penjara sebagai perlambang keamanan (kini menjadi Mall of Sritanjung) di sisi timur lapangan dan Pasar Banyuwangi sebagai pusat kegiatan ekonomi di sisi selatan lapangan. PengembanganBangunan pendopo ini pernah dipugar dua kali, yakni pada masa pemerintahan Bupati Harwin Wasisto di mana terjadi penggantian sokoguru bangunan dari satu tiang utama penyangga menjadi banyak tiang yang menyangga bangunan. Renovasi kedua dilakukan pada masa pemerintahan Bupati Abdullah Azwar Anas, di mana terdapat perubahan pada atap pendopo, penataan taman sekitar pendopo, dan penggantian pagar menjadi lebih rendah. Renovasi ini juga mengubah wajah pendopo dengan penambahan bangunan mirip bunker yang disebut green house. Ada dua bangunan green house tersebut. Yang pertama berada di barat dari bangunan utama Pendopo. Green house Barat memiliki sejumlah ruangan. Diantaranya 6 kamar dan ruang makan serta lobi. Di dinding lorongnya terpasang lukisan reproduksi bertema perjalanan sejarah Banyuwangi. Dan bangunan green house kedua berada di timur bangunan utama pendopo. Bangunan yang ini berfungsi sebagai tempat rapat, kantor atau sekretariat kegiatan. Kedua bangunan itu bila diamati dari luar akan terlihat seperti sebuah taman. Hamparan taman yang menghijau karena subur ditumbuhi rumput dengan kontur tanahnya yang memiliki kemiringan 60 derajat. Padahal bila dicermati itu semua tak lain bagian atap dari green house. Meski tertutup rapat oleh tanah. Namun pencahayaan di dalam bangunan sangat terang disaat siang hari. Cahaya yang menerangi bukan dari lampu listrik. Melainkan dari cahaya matahari yang masuk melalui celah pemecah sinar matahari yang telah direkayasa sedemikian rupa.[1] Renovasi juga dilakukan pada masa pemerintahan Bupati Ratna Ani Lestari di mana gapura di depan pendopo di ubah menjadi gaya gapura Bali, mengingat suami Bupati Ratna, I Gede Winasa berasal dari Bali dan juga Bupati Jembrana. PenggunaanPendopo ini digunakan dalam berbagai kesempatan misalnya protokoler kabupaten, seminar-seminar, atau jumpa fans grup musik. Acara rutin yang diadakan di pendopo ini misalnya resepsi Malam Hari Jadi Banyuwangi, resepsi 17 Agustusan (Hari Peringatan Kemerdekaan Indonesia) yang dihadiri oleh pasukan pengibar bendera (paskibra) kabupaten setelah pagi dan sore bertugas dalam upacara hari kemerdekaan di Taman Blambangan, dan open house Bupati untuk warga atau diaspora asal Banyuwangi saat Idul Fitri. Selain itu, pendopo ini pada masa pemerintahan bupati Samsul Hadi pernah dijadikan sebagai mess (asrama) skuat Persewangi Banyuwangi sebelum dipindahkan ke mess di Jalan Cokroaminoto, Giri. Para tamu kabupaten yang datang ke Banyuwangi kerap kali menginap di Pendopo ini, salah satunya adalah Konsulat Jenderal Amerika Serikat di Surabaya, Joaquin Monserrate yang datang dalam rangka menghadiri Banyuwangi Ethno Carnival 2013. Referensi
Referensi |