Parakletos (bahasa Yunani: παράκλητος, bahasa Latin: paracletus) berarti pembela atau penolong. Dalam agama Kristen, istilah "parakletos" lazimnya digunakan sebagai sebutan bagi Roh Kudus.
Etimologi
Parakletos adalah sebuah kata dalam bahasa Yunani Koine (παράκλητος, paráklētos) yang bermakna "orang yang dipanggil untuk membela seseorang di hadapan mahkamah", seorang "asisten hukum", seorang "asisten", atau seorang "perantara" (kuasa hukum).[1][2] Kata parakletos berbentuk pasif, dan mula-mula berarti "orang yang dipanggil untuk mendampingi seseorang". Bentuk aktif dari kata ini adalah, parakletor. Kata parakletor tidak digunakan dalam Alkitab Perjanjian Baru, namun dalam Alkitab Perjanjian LamaSeptuaginta, bentuk jamak dari kata ini tercantum dalam Kitab Ayub 16:2 dengan makna "para penghibur", yakni pada nas keluhan Ayub mengenai "para penghibur sialan" yang gagal membangkitkan kembali semangatnya di kala duka.
Dalam bahasa Yunani Klasik
Istilah ini tidak lazim ditemukan dalam teks-teks non-Yahudi.[3] Contoh terkenal adalah penggunaannya oleh Demostenes:
Wahai warga Athena, aku tidak meragukan bahwa kalian sungguh-sungguh sadar betapa sidang ini telah menjadi pumpunan dari sikap keberpihakan yang kuat terhadap golongan sendiri dan upaya pendekatan pribadi yang gencar, karena kalian melihat orang-orang yang mencecar dan menjengkelkan kalian saat ini juga dalam pengundian. Akan tetapi aku harus mengajukan permohonan yang semestinya dikabulkan tanpa diminta, yakni agar kalian semua tidak lebih mengutamakan permintaan pribadi atau pengaruh perorangan melebihi semangat keadilan dan sumpah yang berkali-kali kalian ikrarkan manakala memasuki bilik suara itu. Renungkanlah bahwasanya keadilan dan sumpah berkaitan dengan diri kalian sendiri dan kemaslahatan bersama, sedangkan desakan gencar dan semangat cinta golongan dari para pembela[4] melayani kesudahan dari hasrat-hasrat politik pribadi yang atas perintah hukum harus kalian tangkal, bukan untuk kalian dukung demi keuntungan para pelaku kejahatan. (Demostenes, Perihal Perutusan Palsu 19:1)
Kata ini tidak digunakan dalam Alkitab Perjanjian Lama Septuaginta, kata "para penghibur" dalam Kitab Ayub menggunakan bentuk berbeda. Kata-kata lain digunakan sebagai padanan bagi kata Ibrani מְנַחֵם (mənaḥḥēm, penghibur) dan מליץ יושר (Melitz Yosyer[7]).
Jurnal penelaahan sejawatNew Testament Studies yang diterbitkan oleh Cambridge University Press, memaparkan suatu “kemiripan yang mencolok” antara atribut-atribut yang menjelaskan jati diri dan pekerjaan Parakletos, dengan apa yang telah dinubuatkan bagi umat Kristen, yakni nubuat yang menggambarkan Parakletos sebagai karunia Roh Kudus pasca-Paskah. “Parakletos merepresentasikan Roh Kudus dalam suatu perwujudan khusus, yakni sebagai karisma pneumatis bagi orang Kristen untuk berkata-kata. Setiap kata kerja yang digunakan untuk menggambarkan karya Parakletos berkaitan langsung dengan fungsinya selaku pemberi karunia untuk berkata-kata.”[10]
Gereja Perdana mengenali Parakletos sebagai Roh Kudus.[11] Menurut pemahaman umat Yahudi dan umat Kristen abad pertama, Roh Kudus hadir guna memunculkan kembali nubuat.[10]
Semasa menjadi pertapa pada pertengahan abad ke-12, Petrus Abelardus membaktikan kapelnya bagi Parakletos karena katanya, "aku datang ke sana sebagai seorang pelarian, ketika aku telah putus asa, dan aku dianugerahi rahmat oleh Allah."[12]
Tafsir para ilmuwan
Menurut Lawrence Lutkemeyer, ucapan Yesus dalam Injil Yohanes 14:16 tentang akan datangnya "Parakletos" yang lain untuk menolong murid-muridnya menyiratkan bahwa Yesus adalah Parakletos yang pertama dan terutama.[13]
Raymond Brown (1970),[14][15] didukung oleh George Johnston (2005),[16] juga mengatakan bahwa "Parekletos yang lain" dalam Injil Yohanes 14:16 dalam banyak hal adalah Yesus yang lain, yakni kehadiran Yesus setelah Yesus naik kepada Bapanya.[13][17]
Injil Matius dua kali menggunakan bentuk pasif dari kata kerja παρακαλῶ, parakalo, yang masih seakar dengan kata "parakletos", yakni dalam Matius 2:18 dan Matius 5:4. Konteks kedua ayat ini adalah perkabungan, dan arti kata ini adalah "dihibur".[18]
Kemunculan perdana kata Parakletos dalam Injil
Berikut ini adalah konteks dari nas Injil Yohanes (Yohanes 14:15-27) dengan kata Parakletos yang diterjemahkan menjadi Penolong dan Penghibur (dalam huruf tebal):[19]
15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku. 16 Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu selama-lamanya, 17 yaitu Roh Kebenaran.[10] Dunia tidak dapat menerima Dia, sebab dunia tidak melihat Dia dan tidak mengenal Dia. Tetapi kamu mengenal Dia, sebab Ia menyertai kamu dan akan diam di dalam kamu.[10] 18 Aku tidak akan meninggalkan kamu sebagai yatim piatu. Aku datang kembali kepadamu.[13] 19 Tinggal sesaat lagi dan dunia tidak akan melihat Aku lagi, tetapi kamu melihat Aku, sebab Aku hidup dan kamupun akan hidup. 20 Pada waktu itulah kamu akan tahu, bahwa Aku di dalam Bapa-Ku dan kamu di dalam Aku dan Aku di dalam kamu.[10][13] 21 Barangsiapa memegang perintah-Ku dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasihi oleh Bapa-Ku dan Akupun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diri-Ku kepadanya."
22 Yudas, yang bukan Iskariot, berkata kepada-Nya: "Tuhan, apakah sebabnya maka Engkau hendak menyatakan diri-Mu kepada kami, dan bukan kepada dunia?"
23 Jawab Yesus: "Jika seorang mengasihi Aku, ia akan menuruti firman-Ku dan Bapa-Ku akan mengasihi dia dan Kami akan datang kepadanya dan diam bersama-sama dengan dia.[10][13] 24 Barangsiapa tidak mengasihi Aku, ia tidak menuruti firman-Ku; dan firman yang kamu dengar itu bukanlah dari pada-Ku, melainkan dari Bapa yang mengutus Aku.
25 Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu; 26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus,[10] yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku,[13] Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu. 27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.[10][13]
Dalam agama Islam
Banyak pujangga Muslim berpendapat bahwa “Parakletos yang lain” (Yohanes 14:16)—yang pertama adalah Yesus—mengacu pada Muhammad. Klaim ini didasarkan atas nas Al-Quran Surah 61 ayat 6. Mungkin pengkaji yang pertama kali mengemukakan pendapat semacam ini adalah Ibnu Ishaq (wafat 767), yang menurut tradisi Islam adalah cucu dari seorang pemeluk agama Kristen.[20] Para pengkaji lain yang menafsirkan parakletos sebagai Muhammad adalah Ibnu Taimiyah, Ibnu Katsir, Al-Qurthubi, Rahmatullah Kairanawi (1818-1891), dan para pengkaji mutakhir seperti Martin Lings.[21][22]
Dan (ingatlah) ketika Isa ibnu Maryam berkata: "Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab sebelumku, yaitu Taurat, dan memberi khabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad (Muhammad)". Maka tatkala rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata: "Ini adalah sihir yang nyata".[23]
"kembali ke istilah “Ahmad,” umat Muslim berpendapat bahwa Ahmad adalah terjemahan dari periklutos, Yang Dimuliakan atau Yang Terpuji, pelesetan dari kata parakletos yang tercantum dalam Yohanes XIV, XV and XVI."[24]
Segelintir komentator Muslim, seperti David Benjamin Keldani (1928), berpendapat bahwa kata Yunani yang mula-mula digunakan adalah periklitos, yang berarti termasyhur, mulia, atau terpuji, dan yang diterjemahkan dalam bahasa Arab menjadi Ahmad (nama lain dari Muhammad), dan bahwa kata ini kemudian diganti oleh umat Kristen dengan kata parakletos.[25][26] Meskipun demikian, tidak ada satu pun naskah berbahasa Yunani yang menggunakan kata "periklitos", semuanya menggunakan kata παράκλητος parakletos.[27]
Sehubungan dengan istilah asli dalam bahasa Yunani, A. Guthrie dan E. F. F. Bishop berpendapat sebagai berikut:
"Para penerjemah terdahulu tidak tahu apa-apa perihal periklutos yang dipelesetkan dari parakletos, serta kemungkinannya untuk diterjemahkan menjadi Ahmad …. Periklutos tidak pernah muncul dalam bayangan Ibnu Ishaq dan Ibnu Hisyam. Akal-akalan ini bukanlah ciptaan mereka. Peluang untuk memperkenalkan kata "Ahmad" tidak dimanfaatkan - meskipun sangat mustahil jika mereka menyadari bahwa kata "Ahmad" berpeluang dijadikan padanan untuk kata "periklutos". Tentunya hal itu akan mengesahkan pendapat yang menafsirkan rujukan-rujukan Yohanes dengan sepenggal kutipan dari Al-Quran.”[28][29]
"Sekali lagi, jika kita hilangkan frasa ‘yang namanya Ahmad,’ dan menganggap Muhammad tetap sekadar memetik hikmah dari sejarah masa lampau, maka ayat yang meragukan itu dapat mengacu kepada apa yang terjadi pada Pentakosta, dan kejadian-kejadian lain yang tercatat dalam bab-bab awal Kisah Para Rasul. Dengan tidak adanya klaim seputar ayat ini, baik oleh Ibnu Ishaq maupun oleh Ibnu Hisyam, kita dapat melangkah lebih jauh dan menduga bahwa dua patah kata Arab yang diterjemahkan oleh Dr. Bell menjadi ‘yang namanya Ahmad’ itu merupakan interpolasi yang berasal dari masa sesudah Muhammad wafat.”[29][30]
Menurut pendakwah Muslim Ahmed Deedat, seluruh rujukan Alkitab terhadap Parakletos lebih akurat jika diartikan sebagai Muhammad ketimbang sebagai Roh Kudus. Sebagai contoh, Deedat menyebutkan bahwa Injil Yohanes 16:7 menyatakan bahwa Parakletos hanya akan datang sesudah Yesus pergi; meskipun demikian, Deedat mencermati pula bahwa dalam Alkitab, Roh Kudus disebut-sebut sudah hadir berkali-kali bahkan sebelum kepergian Yesus.[31]
Sepucuk surat dari zaman antik
Dalam Surat-menyurat antara Leo III [717-741] dan Umar II [717-720]: Akhir abad ke-8 sampai awal abad ke-9 Masehi versi Robert G. Hoyland,[32] tertulis bahwa Kaisar Leo orang Isauria menyurati Khalifah Umar bin Abdul-Aziz perihal Parakletos sebagai berikut:
“Kami mengakui Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes sebagai penulis-penulis Injil, akan tetapi aku tahu bahwa kebenaran yang kami umat Kristen akui ini membuatmu merasa terluka, sehingga engkau berusaha mencari bukti-bukti untuk memperkuat dustamu. Singkatnya, engkau terima bahwasanya kami katakan kitab itu ditulis Allah, dan diturunkan dari langit, sebagaimana anggapanmu tentang Furqanmu, sekalipun kami tahu bahwa yang menyusunnya adalah adalah Umar, Abu Turab, dan Salman orang Persia, sementara menurut desas-desus yang telah merebak di antara kalian, Allah menurunkannya dari langit…. [Allah] telah memilih cara untuk mengutus nabi-nabi [kepada umat manusia], dan karena alasan inilah Tuhan, setelah merampungkan segala sesuatu yang sudah ditentukannya terlebih dahulu, dan setelah lebih dahulu memaklumkan penjelmaannya melalui nabi-nabinya, sekalipun tahu bahwa manusia tetap memerlukan bantuan Allah, berjanji untuk mengutus Roh Kudus, dengan nama Parakletos, (Sang Penghibur), untuk menghibur mereka di kala bersedih dan berduka sepeninggal Tuhan dan Guru mereka. Aku tegaskan kembali bahwa semata-mata karena alasan inilah maka Yesus menyebut Roh Kudus itu Parakletos, karena ia hendak menghibur murid-muridnya sebelum kepergiannya, dan mengingatkan kembali kepada mereka akan segala sesuatu yang telah ia katakan, segala sesuatu yang telah ia perbuat di depan mata mereka, segala sesuatu yang untuknya mereka dipanggil guna menyiarkannya ke seluruh dunia dengan kesaksian mereka. Dengan demikian, Parakletos berarti "penghibur", sementara Muhammad berarti "berterima kasih", atau "bersyukur", yakni arti yang sama sekali tidak kena-mengena dengan kata Parakletos.” [33]
^Menurut Greek-English Lexicon of the New Testament and Other Early Christian Literature karya Walter Bauer: "arti teknisnya adalah 'ahli hukum' (lawyer), jarang berarti 'pengacara' atau 'jaksa' (attorney)."
^παρά-κλητος, ον, A. orang yang dipanggil untuk membela seseorang, di hadapan mahkamah: selaku kuasa hukum, asisten hukum, pembela, D.19.1, Lycurg. Fr.102, dsb.
2. dipanggil, “δοῦλοι” D.C.46.20, bdk. BGU601.12 (ii A.D.).
II. perantara, Ph.2.520: oleh karena itu dalam Perjanjian Baru, Παράκλητος, dari Roh Kudus, Injil.Yoh.14.16, bdk. Surat I.Yoh.2.1.
^"The Letters of Abelard and Heloise", Betty Radice (penerjemah). London: Penguin, 1973. hlm. 30
^ abcdefgLutkemeyer, Lawrence J. "THE ROLE OF THE PARACLETE (Yoh. 16:7-15)". The Catholic Biblical Quarterly. Catholic Biblical Association. 8 (02): 220. JSTOR43719890.
^The Gospel according to John: Jilid 2 Raymond Edward Brown - 1970 "Dengan demikian, sosok yang disebut Yohanes sebagai "Parakletos yang lain" itu adalah Yesus yang lain. Karena Parakletos hanya akan datang sesudah kepergian Yesus, maka Parakletos adalah hadirat Yesus ketika Yesus tidak ada. Janji Yesus untuk menyertai murid-muridnya"
^The Spirit of Jesus in Scripture and prayer - Halaman 60 James W. Kinn - 2004 "Yang kedua, seluruh persamaan di atas menuntun Raymond Brown sampai pada suatu kesimpulan yang lebih mendalam: Roh Kudus melanjutkan kehadiran Yesus. Dengan demikian, pribadi yang disebut Yesus sebagai "Parakletos yang lain" dalam banyak hal adalah Yesus yang lain."
^The Spirit-Paraclete in the Gospel of John - Halaman 94 George Johnston - 2005 "Brown tidak dapat menganggap persamaan tersebut sebagai suatu kebetulan belaka, dan ia sepenuhnya benar. Ia menyimpulkan bahwa 'sebagai "Parakletos yang lain", Parakletos, sama seperti sebelumnya,adalah Yesus yang lain ... dan Parakletos adalah kehadiran Yesus manakala Yesus .... "
^The creed: the apostolic faith in contemporary theology - Halaman 275 Berard L. Marthaler - 1993 "Jadi," tulis Brown, "pribadi yang disebut Yohanes sebagai 'Parakletos yang lain' adalah Yesus yang lain."17 Parakletos adalah kehadiran Allah di dunia manakala Yesus naik kepada Bapa."
^Halaman 50 "Semenjak masa hidup Ibnu Ishaq (85-151 Hijriah), penulis riwayat hidup Muhammad, umat Muslim mengidentifikasi Parakletos - yang disebut-sebut dalam Injil Yohanes ... "untuk mengutus kepada para pengikutnya Parakletos lain yang akan menyertai mereka selama-lamanya" tidak lain daripada Muhammad."
^Al-Masāq: studia arabo-islamica mediterranea: Jilid 9 à 10 ;Jilid 9 Universitas Leeds Fakultas Kajian Bahasa Arab Modern, Taylor & Francis - 1997 "Banyak pujangga, termasuk Ibnu Hazim, Al-Taban, Al-Qurtubi, dan Ibnu Taimiyah, telah mengidentifikasi Parakletos sebagai Muhammad. Mungkin sekali pujangga pertama yang melakukannya adalah penulis riwayat hidupnya, Ibnu Ishaq, pada pertengahan abad ke-8."
^Leksikon Yunani-Inggris karya Liddell Scott mendefinisikan periklutos sebagai berikut: "terdengar di mana-mana, termasyhur, terkenal, bahasa Latin inclytus: melebihi segala sesuatu, luar biasa, agung, mulia". Rev. James M. Whiton, ed. A Lexicon abridged from Liddell and Scott`s Greek-English Lexicon. New York: American Book Company, N.D. ca.1940-an, hlm.549. Periklutos muncul dalam Ilias dan Odiseia, dan dalam Teogonia karya Hesiodos.
^Reuben J. Swanson, ed., New Testament Greek Manuscripts: John, (bacaan-bacaan varian ditata tegak lurus sebelah-menyebelah dengan Codex Vaticanus), William Carey International University Press, 1998. Lihat pada bagian Yohanes 14:16, 26; 15:26; 16:7. Also, Nestle-Aland, ed., Novum Testamentum Graece, ed. ke-28 ed. Stuttgart: Deutsche Biblegesellschaft, 2012.
^A. Guthrie and E. F. F. Bishop, The Paraclete, Almunhamanna and Ahmad, Muslim World XLI (Oktober, 1951), hlmn.254-255; kalimat yang ditulis miring: sesuai dengan karya tulis asli.
^Robert G. Hoyland, Seeing Islam As Others See It. A Survey and Evaluation of Christian, Jewish and Zoroastrian Writings on Early Islam. Princeton, N.J.: The Darwin Press Inc. 1997, hlm. 499.
^Arthur Jeffery, Ghevond`s Text of the Correspondence Between `Umar II and Leo III. Harvard Theological Review. XXXVII (1944), hlmn. 269-332, hlmn. 292-293.