Orang Pangasinan
Orang Pangasinan (bahasa Pangasinan: Totoon Pangasinan), adalah suku bangsa asli Filipina. Dengan jumlah 1.823.865 pada tahun 2010, mereka adalah suku bangsa terbesar kesepuluh di negara ini.[2] Mereka sebagian besar tinggal di provinsi Pangasinan dan provinsi yang berdekatan: La Union dan Tarlac, serta Benguet, Nueva Ecija, Zambales, dan Nueva Vizcaya. Jumlah yang lebih kecil tersebar di tempat lain di Filipina dan di seluruh dunia sebagai diaspora Filipina. EtimologiNama Pangasinan memiliki arti “tanah garam” atau “tempat pembuatan garam”. Nama ini adalah turunan dari kata asin yang berarti "garam" dalam bahasa Pangasinan. Istilah Pangasinan bisa merujuk pada penutur asli bahasa Pangasinan atau orang-orang yang memiliki darah Pangasinan. DemografiDiperkirakan, penduduk suku Pangasinan di provinsi Pangasinan mencapai 2,5 juta jiwa. Orang Pangasinan juga tinggal di provinsi tetangga seperti Tarlac dan La Union (yang dulu merupakan bagian dari Provinsi Pangasinan), Benguet, Nueva Ecija, Zambales, dan Nueva Vizcaya; serta di tempat lain di Filipina dan di luar negeri. Agama asliSebelum penjajahan Spanyol, orang Pangasinan menyembah dewa-dewi.[3] Ketika Spanyol tiba, mereka membakar dan menghancurkan segala sesuatu yang berhubungan dengan kepercayaan pribumi, termasuk berhala dan aksara asli, lalu menggantinya dengan agama Katolik Roma dan alfabet Latin.[3] Dewa dan dewi
Manusia
Referensi
|