Operasi HaliburOperasi Halibur[1] adalah operasi gabungan dari Polícia Nacional de Timor-Leste (PNTL), Pasukan Pertahanan Timor Leste (F-FDTL) dan Pasukan Stabilitas Internasional (ISF) untuk perebutan Timor Leste dari pemberontak. Filomeno Paixão dari F-FDTL memimpin operasi.[2] Komandan Militer adalah Calisto dos Santos (Coliati).[3] SelesaiPada 11 Februari 2008, para pemberontak menyerang Presiden José Ramos-Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmão dalam serangan di Dili. Ramos-Horta, salah satu pengawalnya dan seorang pembunuh terluka parah, kepala pemberontak Alfredo Reinado meninggal dalam baku tembak.[4][5] Pemerintah menciptakan pada 17 Februari ( Resolusi Pemerintah 3/2008) Komando Operasaun Konjunto KOK (bahasa Indonesia: Komando Operasi Gabungan), yang terdiri dari anggota F-FDTL dan PNTL. KOK segera memulai Operasi Halibur dengan bantuan ISF untuk meningkatkan tekanan pada pemberontak yang telah beroperasi sejak Krisis Timor Leste 2006. Pada minggu-minggu berikutnya, para pemberontak menyerah secara bertahap, tanpa korban lebih lanjut. Amaro Susar da Costa sudah pada 2 Maret dan Gastão Salsinha pada bulan April. Keduanya menyerahkan senjata mereka bersama teman - teman mereka, sebagian dari stok pemerintah, sebagian dari pendudukan Indonesia dan kolonial Portugis. Selain itu jumlah amunisinya juga besar. Untuk jumlah pasti senjata yang disita, ada informasi yang berbeda.[6] Ada dugaan perilaku ilegal dan pelanggaran HAM oleh petugas keamanan selama Operasi Halibur.[7] Lihat jugaReferensi
Pranala luar
|