Obar Sobarna
H. Obar Sobarna, S.Ip. (lahir 23 September 1945) adalah seorang politikus Indonesia. Sejak tahun 2000 hingga 2010 dalam dua masa jabatan, ia menjadi Bupati Kabupaten Bandung, menggantikan Hatta Djatipermana, S.Ip. BiografiPada Tahun 2000 ia diangkat menjadi Bupati Bandung menggantikan Bupati H.U.Hatta Djatipermana, S.Ip. Masa jabatan Bupati H.Obar Sobarna, S.Ip. selama dua periode dari tahun 2000-2005 dan tahun 2005-2010. Bupati Obar Sobarna lahir di Garut pada Tanggal 23 September 1945. Setelah tamat SMA pada tahun 1964, ia masuk Akademi Militer tahun 1968. Dan menjadi Anggota ABRI/TNI dari tahun 1968 sampai dengan 1994, pada tahun 1999 terpilih sebagai Ketua DPRD Kabupaten Bandung sampai dengan tahun 2000. Ia menikah dengan Hj.Iyan Siti Nanjar Komara dan dikaruniai lima (5) orang anak. Bupati Obar Sobarna dikenal memiliki sifat yang kukuh, tegas, dan berani mengambil keputusan dengan menanggung risiko apa pun yang diakibatkannya. Ia juga teguh dalam membela prinsip yang dianggapnya benar dan harus diperjuangkan. Ketegasan, keberanian, dan sikapnya yang teguh tentu sangat mempengaruhi panggung politiknya. Dia orang yang cerdas dalam mengatur langkah-langkah strategis. Visi dan Misi pemerintahannya yaitu "Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bandung Yang Repeh Rapih Kertaraharja melalui Akselerasi Pembangunan Partisipatip yang berbasis Religius, Kultural dan berwawasan lingkungan, dengan berorientasi pada Peningkatan Kinerja Pembangunan Desa". Dari Visi inilah disusun Misi yang ingin dicapai yaitu: Mewujudkan pemerintahan yang baik, bersih, dan berkeadilan, menciptakan kondisi yang aman, tertib, damai, dan dinamis; memelihara keseimbangan lingkungan dan pembangunan yang berkelanjutan, memberdayakan dan meningkatkan sumber daya manusia berlandaskan iman takwa; dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pengembangan potensi ekonomi daerah. Kebijakan Strategis Bupati Bandung periode 2000-2010 yaitu peningkatan iman dan taqwa yang diawali oleh seluruh Pegawai Pemda Kabupaten Bandung dihimbau memakai busana muslimah yang beragama islam dan memakai baju Koko/Taqwa bagi laki-laki setiap hari Jum'at. Selain itu, ia demikian inten dalam memeloporan pembayaran ZIS (Zakat Infaq dan Shadaqah) perhatian yang ia terhadap ZIS ditetapkannya Perda No 9 Tahun 2005 Tentang Zakat Infaq Dan Shadaqah menurut ia "Zakat adalah raksasa yang sedang tidur yang apabila dibangunkan akan dapat memberi manfaat yang sangat besar dalam upaya mengatasi permasalahan sosial dan membina kehidupan beragama". Dalam melestarikan budaya ia merupakan Bupati pertama yang menggagas penggunaan bahasa Sunda dalam aktivitas berpemerintahan di Kabupaten Bandung yang setiap hari jumat. Atas perhatiannya terhadap budaya yang demikian tinggi, ia menerima penghargaan "Salaka Budaya Sunda" dari pengurus Besar Paguyuban Pasundan. Dalam Menjamin Kesehatan Masyarakat Miskin di Kabupaten Bandung tercantum dalam Peraturan Bupati No 8 Tahun 2010 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pelayanan Kesehatan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan masyarakat Miskin (JPKMM) bagi Keluarga Miskin Daerah (GAKINDA) di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Bandung, ia memberikan Kartu Gakinda yaitu kartu berobat Gratis bagi masyarakat miskin Kabupaten Bandung, Pelayanan Kesehatan masyarakat Gratis (Kartu Gakinda) berlaku bila berobat ke Puskesmas atau Rumah Sakit yang ditunjuk oleh Pemerintah Kabupaten Bandung. Kepedulian terhadap Lingkungan mulai digalakkan melalui berbagai penghijauan pembersihan sampai yang diimplementasikan melalui penetapan Kawasan Tanpa Asap Rokok dengan Peraturan Bupati No 15 Tahun 2008 Tentang Kawasan Tanpa Asap Rokok Di Wilayah Kabupaten Bandung. Untuk menjaga keseimbangan lingkungan Kabupaten Bersih ia sangat intens memasyarakatkan pembuangan sampah secara terpilah baik di lingkungan pemerintahan maupun di lingkungan masyarakat dari tingkat Kabupaten sampai ke tingkat RT/RW. Wadah sampah tiga warna yaitu wadah Sampah warna Merah untuk jenis sampah yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3), wadah sampah warna kuning untuk jenis sampah rumah tangga Anorganic, dan wadah sampah warna Hijau untuk jenis sampah Organic yang ditetapkan dalam Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2009 Tentang Pengolahan sampah. Pembangunan Si Jalak HarupatSementara itu dikembangkan kegiatan olah raga dengan dibangun stadion bertaraf Internasional bernama Stadion Si Jalak Harupat yang berlokasi di Desa Kopo dan Desa Cibodas Kecamatan Soreang dan sanggup menampung penonton sebanyak 27.000 orang dengan luas areal Stadion kurang lebih 23 Ha. Pemberian Nama dan logo Stadion dilakukan melalui sayembara, yang diikuti oleh 11 peserta melalui seleksi penilaian oleh juri dari berbagai pakar, maka terpilih Nama dan Logo "Si Jalak Harupat". Logo/gambar menggambarkan representasi makna si Jalak Harupat sebagai julukan bagi Pahlawan Nasional R. Otto Iskandar di Nata atas keberaniannya menghadapi Kolonial Belanda di Dewan Rakyat (Volksraad) sebagai wakil dari "Pagoeyoeban Pasoendan". Si Jalak Harupat dilontarkan pertama kali oleh Wirasendjaya pada Tahun 1931, maka Si jalak Harupat digambarkan sebagai Ayam Sabung atau Ayam Adu yang mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:Pemberani, berkokok dengan suara keras dan tidak mudah menyerah/mengalah. Maka Logo berbentuk gambar sosok Ayam Sambung yang bertarung dinamis, penuh semangat membentuk pusaran menunjukan kekuatan yang sangat besar, bergerak fleksibel secara leluasa. Pelajaran lain yang bisa kita petik yaitu dia sangat menghargai sejarah ia ingin menanamkan kecintaan pada sejarah kepada masyarakat tentang bagaimana sejarah pemerintahan Kabupaten Bandung ini dibangun, sehingga mengerti dan memahami nilai sejarah karena Masyarakat masih membutuhkan keteladanan dalam kepemimpinan, buktinya adalah dengan dibangunnya Depo Arsip sebagai tempat penyimpanan arsip Pemerintahan Kabupaten Bandung yang cukup megah, yang berlokasi dikomplek Pemda Kabupaten Bandung. Arsip sebagai Identitas dan jati diri Bangsa, serta sebagai memori, acuan dan bahan pertanggungjawaban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara harus dikelola dan diselamatkan oleh Negara; Gedung Arsip dibangun untuk menjamin ketersediaan Arsip yang autentik dan tepercaya, menjamin perlindungan kepentingan Negara dan Hak-hak Keperdataan rakyat. Gagasan itulah ia mendapat pengargaan sebagai tokoh Arsip tahun 2011 dari Bapusipda (Badan Perpustakaan dan Arsip Provinsi Jawa Barat). Karier
PenghargaanKeberhasilannya dalam memimpin Kabupaten Bandung telah menunjukan banyak prestasi diraihnya banyak penghargaan baik dari Tingkat Provinsi maupun dari Tingkat Nasional:
Kehidupan pribadiIa memiliki istri yang bernama Hj. Iyan Siti Nanjar Komara. Pranala luar
|