Lembeh Utara, Bitung1°20′00″N 125°39′00″E / 1.33333°N 125.65000°E
Pada tahun 2010, jumlah penduduk di Kecamatan Lembeh Utara mencapai 8 ribu jiwa. Sementara pada tahun 2022, jumlah penduduknya hampir mencapai 10 ribu jiwa. Penduduk di bagian timur Kecamatan Lembeh Utara mengalami kemiskinan pada tahun 2013. Akses listrik di Kecamatan Lembeh Utara diperoleh sebagian dari Perusahaan Listrik Negara dan sebagian lainnya dari panel surya. Kecamatan Lembeh Utara menjadi lokasi investasi bisnis jasa rekreasi yang membangun sanggraloka. Wilayah Kecamatan Lembeh Utara rawan terkena gempa dengan tingkat bahaya yang sedang. Sementara itu, Kecamatan Lembeh Utara juga rawan terkena tsunami dengan tingkat bahaya yang sedang dan tinggi. SejarahKecamatan Lembeh Utara dibentuk melalui Pasal 10 Peraturan Pemerintah Indonesia Nomor 3 Tahun 2007. Pembentukan Kecamatan Lembeh Utara merupakan hasil pemekaran penuh Kecamatan Lembeh menjadi dua kecamatan baru. Kecamatan lainnya yang dimekarkan bersamaan dengan Kecamatan Lembeh Utara ialah Kecamatan Lembeh Selatan.[1] Wilayah administratifLokasi wilayahKecamatan Lembeh Utara terletak pada 1°15' - 1°25' Lintang Utara dan 125°06' - 125°72' Bujur Timur. Kecamatan Lembeh Utara berbatasan dengan:
Pembagian wilayahKecamatan Lembeh Utara berstatus sebagai salah satu kecamatan di Kota Bitung.[2] Wilayah daratan dari Kecamatan Lembeh Utara terletak di Pulau Lembeh yang merupakan bagian dari Provinsi Sulawesi Utara. Kecamatan Lembeh Utara terdiri atas sebelas kelurahan.[3] Luas wilayah Kecamatan Lembeh Utara pada tahun 2022 adalah 2.388,76 Ha. Wilayahnya terbagi menjadi 10 kelurahan, 27 lingkungan dan 61 rukun tetangga.[4] PendudukJumlah penduduk di Kecamatan Lembeh Utara menurut Sensus Penduduk Indonesia 2010 sebanyak 8.499 jiwa. Sebanyak 4.338 jiwa merupakan laki-laki dan sebanyak 4.161 jiwa merupakan perempuan.[5] Pada tahun 2022, jumlah penduduk di Kecamatan Lembeh Utara menjadi yang tersedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk di kecamatan lain dalam Kota Bitung. Persentase jumlah penduduk di Kecamatan Lembeh Utara hanya 4,29% atau sebanyak 9.750 jiwa.[6] PerekonomianKondisi kemiskinan secara umum dialami oleh penduduk Kecamatan Lembeh Utara yang tinggal di kelurahan-kelurahan yang padat penduduk.[7] Pada tahun 2013, kelurahan-kelurahan di bagian timur Kecamatan Lembeh Utara mengalami pertumbuhan ekonomi yang rendah. Kelurahan-kelurahan ini yakni Kelurahan Posokan, Kelurahan Motto, Kelurahan Lirang, dan Kelurahan Gunung Woka. Kondisi ini antara lain disebabkan oleh akses komunikasi dan transportasi yang masih minim.[8] Fasilitas publikAkses listrikBadan Pusat Statistik mencatat bahwa pada tahun 2013 hanya dua dari sepuluh kelurahan di Kecamatan Lembeh Utara yang telah memperoleh layanan listrik dari Perusahaan Listrik Negara. Kedua kelurahan ini yakni Kelurahan Mawali dan Kelurahan Pintu Kota. Sementara delapan kelurahan lainnya memperoleh akses listrik dari panel surya. Kedelapan kelurahan ini yakni Batu Kota, Gunung Woka, Posokan, Motto, Lirang, Nusu, Binuang dan Kareko.[8] Jaringan jalanPada tahun 2010, jaringan jalan di Kecamatan Lembeh Utara sepanjang 67,16 km. Jaringan jalan sepanjang 40,10 km mengalami kerusakan yang parah. Sementara jaringan jalan yang tergolong baik hanya 20,56 km atau sekitar 20%.[9] PariwisataKecamatan Lembeh Utara menjadi salah satu lokasi investasi di Pulau Lembeh. Jenis investasi di Kecamatan Lembeh Utara berupa penanaman modal asing. Pada tahun 2013, penanaman modal asing diberikan oleh perusahaan jasa rekreasi yakni Bakri Cono untuk bidang wisata tirta.[10] Di Kecamatan Lembeh Utara telah terdapat lima sanggraloka, yakni Bastianos Lembeh Resort, Lembeh Resort, Immanuel Divers, Nomad Adventure Divers, dan Two Fish Resor. Bastianos Lembeh Resort, Immanuel Divers, Nomad Adventure Divers, dan Two Fish Resor terletak di Kelurahan Mawali.[11] Sedangkan Lembeh Resort terletak di Kelurahan Pintu Kota.[12] Kerawanan bencanaBeberapa desa di Kecamatan Lembeh Utara yang lokasinya berbatasan dengan selat Lembeh memiliki risiko bencana gempa bumi dengan kelas bahaya yang sedang. Desa-desa ini meliputi Mawali, Pintu Kota, Batu Kota, Gunung Woka, Posokan, Motto, Lirang, Nusu, Binuang dan Kareko.[13] Lokasi beberapa desa di Kecamatan Lembeh Utara yang dekat dengan selat Lembeh juga menimbulkan risiko terjadinya tsunami dalam kelas bahaya yang tinggi dan sedang. Desa dengan risiko bencana tsunami yang tinggi yaitu Mawali. Sedangkan desa-desa dengan risiko bencana tsunami yang sedang yaitu Pintu Kota, Motto, Nusu, dan Binuang.[14] ReferensiCatatan kaki
Daftar pustaka
|