Kumbuh
Kumbuh[5] atau kercut (Schoenoplectiella mucronata, sin. Scirpus mucronatus) adalah sejenis rumput yang hidup di rawa-rawa, termasuk anggota suku Cyperaceae. Tumbuhan yang menyebar luas di wilayah hangat Dunia Lama (Eropa, Asia, Australia) ini merupakan gulma sekaligus penghasil bahan anyaman dan tali. Nama-nama lokalnya, di antaranya, kumbuĕh, mansiro kumbuĕh, mansiro hitam (Mink.); kercut, mansiang agam (Mly.); méndongan (Jw.); pusu (Minh.)[6] Juga dikenal sebagai ma'siang (Sim.); bubundelan (Bant.); walini, jajaruman (Sd.); maufles, ututu (Tim.); dan lain-lain.[7] Dalam bahasa Inggris, rumput ini disebut sebagai bog bulrush, rough-seed bulrush, atau ricefield bulrush. PengenalanRumput yang menahun, sangat berubah-ubah. Rimpangnya sangat pendek. Batang kokoh, tegak, merumpun, menyegitiga dengan sisi-sisi yang kurang-lebih mencekung, halus, ½-1 m × (2-)3-8 mm. Daun-daun menyusut menjadi semacam seludang yang serupa membran, tanpa helaian daun, berwarna jerami hingga kecokelatan.[7] Perbungaan seolah terletak di samping (pseudolateral); serupa bongkol, dengan 4-25 spikelet (terkadang beberapa di antaranya bertangkai pendek, ramping), diameter bongkol hingga 4 cm; daun pelindung seolah-olah menjadi kelanjutan batang, menyegitiga, 1–10 cm, awalnya tegak, kemudian dapat saja rebah atau melengkung ke bawah. Spikelet duduk berjejal-jejal dalam berkas, bulat telur hingga bentuk gelendong sempit mengerucut, 10-20 × 4–6 mm, dengan banyak bunga yang tersusun padat, berwarna jerami hingga kecokelatan.[7][8] Agihan dan ekologiRumput kercut menyebar luas di wilayah-wilayah ugahari dan tropis, mulai dari Eropa selatan hingga ke Jepang, dan melalui Asia Selatan, Asia Tenggara dan Nusantara hingga ke Australia. Rumput ini jarang didapati di Afrika tropis. Di Indonesia, kumbuh didapati di semua wilayah kecuali Maluku.[7][8] Rumput ini tumbuh di lahan-lahan basah, rawa-rawa, parit, kolam, tepi danau; sering dominan, atau bersama Leersia hexandra.[7] Kadang kala juga di sawah-sawah yang tergenang, sawah dataran rendah, dan persawahan pasang-surut, di mana rumput ini berpotensi menjadi gulma, meskipun tergolong gulma minor.[8] Ditemukan pada elevasi 0 hingga lk. 2.100 m dpl.[7] ManfaatBatang kumbuh dipakai untuk pembuatan tikar, karung beras dan juga pundi-pundi. Untuk keperluan itu, di Minangkabau, kumbuh ini ditanam di sawah rawa dan tanah tergenang lainnya. Batang-batang kumbuh dipanen setelah berumur 3-4 bulan, dipilah-pilah, dan dijemur di bawah terik matahari selama 1-2 hari. Setelah dibiarkan beberapa malam di tempat sejuk dalam rumah, batang-batang itu dilembutkan serta diratakan dengan menggosoknya dengan sepotong bambu hingga mengilap.[6] Selain itu, batang kumbuh juga digunakan sebagai tali pengikat di kedai dan pasar-pasar tradisional di Sumatera Barat,[6] sebelum kini digantikan oleh tali rafia.[8] Catatan kaki
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Schoenoplectiella mucronata.
|