Krisis Ukraina
Krisis berkepanjangan di Ukraina dimulai pada tanggal 21 November 2013, ketika presiden saat itu, Viktor Yanukovych menangguhkan persiapan untuk pelaksanaan perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa. Keputusan ini mengakibatkan protes massal oleh para pendukungnya, yang dikenal dengan nama "Euromaidan". Setelah berbulan-bulan protes tersebut, Yanukovych digulingkan oleh pengunjuk rasa pada tanggal 22 Februari 2014, ketika ia melarikan diri dari ibu kota Ukraina, Kiev. Setelah penggulingannya, kerusuhan menyelimuti sebagian besar timur Russophone dan selatan wilayah Ukraina, yang merupakan basis sebagian besar dukungannya. Euromaidan dan revolusiUkraina dicekam kerusuhan ketika Presiden Viktor Yanukovych menolak menandatangani perjanjian asosiasi dengan Uni Eropa pada tanggal 21 November 2013.[1] Gerakan politik terorganisir yang dikenal sebagai "Euromaidan" menuntut hubungan yang lebih erat dengan Uni Eropa dan lengsernya Yanukovych.[2] Gerakan ini akhirnya berhasil, mencapai puncaknya dalam revolusi Februari 2014, yang menyingkirkan Yanukovych dan pemerintahnya.[3] Kerusuhan pascarevolusiDimulai tanggal 26 Februari 2014, orang-orang bersenjata pro-Rusia secara bertahap mulai mengambil alih semenanjung, memprovokasi protes.[4] Rusia awalnya mengatakan bahwa militan berseragam, disebut "pria hijau kecil" di Ukraina, merupakan "pasukan bela diri lokal".[5] Referensi
|