Kota Batu, Brunei
Kota Batu merupakan kawasan bersejarah sekaligus berpenduduk di Bandar Seri Begawan, ibu kota Brunei Darussalam. Di kawasan ini terdapat situs arkeologi Kota Batu, beberapa museum negara, dan dua makam Sultan Brunei yang paling awal. Akan tetapi, tempat ini masih berpenduduk dan saat ini menjadi kawasan ibu kota.[2] Situs arkeologi di Kota Batu ditemukan pada tahun 1950-an dan merupakan situs arkeologi pertama dalam sejarah negara ini.[3] Situs arkeologi Kota Batu sejak saat itu menjadi yang terbesar dan paling menonjol,[3] yang sejak saat itu telah menghasilkan artefak penting, terutama porselen Cina yang berasal dari Dinasti Song (960–1279 M). Situs ini juga telah menemukan sisa-sisa struktur batu dari tempat yang akhirnya mendapatkan namanya.[4] Situs ini sekarang telah dijadikan 'taman arkeologi' yang dibuka untuk umum.[3] Etimologi"Kota Batu" adalah istilah dari bahasa Melayu yang secara harfiah berarti "Benteng Batu".[4] SejarahKota Batu diyakini sebagai ibu kota kuno Brunei. Selama Perang Kastilia, orang-orang Spanyol merebut kota itu pada 16 April 1578; orang-orang Brunei merebutnya kembali pada 26 Juni 1578. Kota itu tetap menjadi ibu kota sebelum munculnya Kampong Ayer, yang lebih jauh ke pedalaman, dan di atas Sungai Brunei, selama Perang Saudara Brunei pada abad ke-17. Menurut sumber Brunei Silsilah Raja-Raja Brunei, Kota Batu didirikan oleh Sultan Sharif Ali.[5][6] Tokoh terkenal
ReferensiKutipan
Sumber
|