201 unit (JR East, per Desember 2020) 36 unit (JR West) 15 unit (Fujikyu) 800 unit (KCI, per Desember 2020)
Jml. dirucat
377 unit (Jepang) 12 unit (Indonesia)
Formasi
2, 3, 4, 6, 8, atau 10 kereta per rangkaian (Jepang) 8, 10 atau 12 kereta per rangkaian (Indonesia)
Nomor armada
HaE 1 - 32 (Jalur Saikyo) KuRa H1 - H28 (Jalur Yokohama) NaHa 2 - 15, 34 - 50 (Jalur Nambu) KeYo M1-M36, M51-M52, M62-M65 (Jalur Musashino)
Kapasitas
48 penumpang duduk dan 88 penumpang berdiri (kereta berkabin) 54 penumpang duduk dan 90 penumpang berdiri (kereta tengah) 30 penumpang duduk dan 120 penumpang berdiri (kereta 6 pintu)
299–341 t (299.000–341.000 kg) (unit MC) 249 t (249.000 kg) (unit TC)
Sistem traksi
Resistor Control + Field System Superimposed Field Excitation Control (CS57) Motor traksi: MT-61 VVVF-IGBT 2-level Toyo Denki SC71 (JR 205-5000) Motor traksi: MT-74
KRL ini beroperasi di Jepang sejak 1984 hingga saat ini, diawali dengan kedinasannya di jalur-jalur utama seperti Yamanote, Keihin-Tohoku, Chuo-Sobu, Saikyo, dan Yokohama, hingga beralih ke jalur utama yang tidak sepadat jalur tersebut seperti Nambu, Keiyo, dan Musashino untuk di wilayah operasional JR East, dan di jalur Tokaido, Hanwa, dan Nara untuk di wilayah operasional JR West. Seiring waktu, KRL ini dialihkan ke jalur-jalur cabang, maupun dijual ke Indonesia atau operator lain di Jepang, yaitu Fujikyu Railway. Harga KRL ini yang diimpor ke Indonesia adalah Rp 1 miliar/unit, dan dijual dalam beberapa rangkaian. Jika yang didatangkan 812 unit, maka harga impor KRL keseluruhan adalah Rp 812 miliar. Pada umumnya rangkaian yang beroperasi di Jepang dan didatangkan ke Indonesia terdiri dari 6, 8, atau 10 unit kereta lalu dikelompokkan lagi menjadi 8, 10 dan 12 kereta.
KRL seri 205 ini pertama kali didatangkan oleh perusahaan PT KAI Commuter Jabodetabek (sekarang PT Kereta Commuter Indonesia, beroperasi sebagai KAI Commuter) pada akhir tahun 2013 dan direncanakan akan berlanjut hingga tahun 2020. Dengan jumlahnya yang banyak, KRL ini dapat merajai lintas Jabodetabek, dan kini seluruh lintas Jabodetabek pernah dilalui oleh KRL seri 205. KRL ini berteknologi resistor control (rheostat) dan VVVF-IGBT, dan karena sebagian besar KRL ini berteknologi rheostat, maka seluruh lintas di Jabodetabek juga dapat dilalui dengan mudah.
Sejarah
Penggunaan di Jepang (1984-sekarang)
1984-2005
KRL seri 205 ini digunakan oleh Japanese National Railways (JNR) sejak tahun 1984, dengan rangkaian-rangkaian pertama yang digunakan di Jalur Yamanote untuk menggantikan KRL seri 103 yang sudah beroperasi sejak dekade 60-an. Pada saat itu, JNR sedang mengalami kesulitan keuangan, sehingga KRL seri 205 ini meskipun secara interior dan eksterior sudah menggunakan teknologi terbaru seperti bodi stainless steel dan interior yang lebih nyaman, ditambah dengan AC yang sudah ada sejak kereta ini awal berdinas, tetapi untuk sistem kelistrikan dan propulsinya masih menggunakan teknologi rheostat, yang merupaan teknologi yang juga digunakan pada KRL seri 103. Meskipun begitu, teknologi rheostat pada KRL ini sudah ditambah dengan field system superimposed field excitation control, sehingga masih lebih baik dibandingkan seri 103.
Pada tahun 1987, dengan diprivatisasinya Japanese National Railways (JNR), KRL ini menjadi milik East Japan Railway Company (JR East) dan West Japan Railway Company (JR West). Seiring waktu, KRL ini pun menyebar menuju jalur lain, seperti jalur Keihin-Tohoku, Chuo-Sobu, Saikyo, dan Yokohama untuk KRL milik JR East dan jalur Hanwa untuk KRL milik JR West. Produksi KRL seri 205 ini berlangsung sampai dengan tahun 1991.
Sejak tahun 1991, beberapa rangkaian KRL pada jalur tertentu, seperti Yamanote dan Yokohama, mendapatkan kereta 6 pintu, untuk mengantisipasi membludaknya penumpang di daerah Tokyo Raya yang sangatlah umum pada dekade 90-an. Sejumlah 53 unit kereta 6 pintu diproduksi untuk jalur Yamanote pada tahun 1991 dan 26 kereta 6 pintu diproduksi pada tahun 1994, mengakhiri produksi KRL seri 205.
2005-sekarang
Sejak tahun 1993, JR East mulai secara bertahap menggantikan KRL lamanya dengan KRL baru yang dibuat langsung oleh JR East, bukan peninggalan era JNR, dimulai dari seri 209. KRL ini pun mulai dimutasi menuju jalur lain, berawal dari kehadiran KRL seri 209 di Jalur Keihin-Tohoku yang menggeser KRL seri 205 ke jalur lain, termasuk memensiunkan KRL seri 103 dari jalur tersebut.
Namun peremajaan armada mulai dilakukan secara intensif sejak tahun 2000, sejak KRL seri E231 mulai beroperasi. Pada tahun 2002, KRL seri E231-500 beroperasi di Jalur Yamanote yang menggeser lebih banyak KRL seri 205. KRL ini pun mulai dimutasi menuju jalur-jalur lain seperti Keiyo, Musashino, dan Nambu, dan sebagian kecil ada juga yang ikut menambah armada pada rute di mana KRL seri 205 merupakan armada utama, seperti di jalur Saikyo dan Yokohama.
Selain itu, beberapa rangkaian juga ada yang dimutasi menuju beberapa jalur cabang dan diubah sub-serinya dan mengalami refurbishment, salah satu contohnya adalah penggantian propulsi rheostat dengan VVVF-IGBT untuk sebagian besar KRL seri 205 yang beroperasi di Jalur Musashino.
Sejak tahun 2013, KRL ini pun mulai tergantikan dengan KRL jenis baru. Pada Jalur Saikyo, Yokohama, dan Nambu, KRL ini tergantikan oleh KRL JR East seri E233, sementara di Jalur Musashino, KRL ini tergantikan oleh KRL JR East seri E231-0 dari jalur Chuo-Sobu, yang tergeser oleh KRL JR East seri E231-500 dari Jalur Yamanote yang digantikan oleh KRL seri terbaru milik JR East yaitu seri E235. KRL seri 205 pun ada yang dijual menuju operator lain di Jepang seperti Fuji Kyuko, dirucat, dan sebagian besarnya dikirim menuju Indonesia.
Penggunaan di Indonesia (2013-sekarang)
Penjajakan KRL seri 205
PT KAI Commuter Jabodetabek (nama KAI Commuter saat itu) sudah mengincar KRL ini sejak tahun 2012, di mana pada saat itu KRL seri 205 yang beroperasi di jalur Saikyo mulai dipensiunkan dan digantikan oleh KRL seri E233 yang lebih baru. Namun, karena pada saat yang sama PT KCJ masih mengimpor KRL seri 6000 dari Tokyo Metro, hal ini urung dilakukan. Hingga akhirnya pada tahun 2013, perjanjian kontrak antara PT KCJ dengan JR East pun terjadi untuk memboyong KRL seri 205 yang akan dipensiunkan dari jalur Saikyo sebanyak 180 unit atau 18 rangkaian formasi 10 kereta beserta penyediaan suku cadangnya, dengan waktu kontrak hingga tahun 2019 dan opsi untuk memboyong rangkaian-rangkaian dari jalur lainnya.
Awal karier di Indonesia
KRL seri 205 pertama kali didatangkan oleh KAI Commuter pada bulan November 2013 dari jalur Saikyo, secara bertahap sampai bulan Maret-April 2014 dengan jumlah total 180 unit yang dibagi ke dalam 18 rangkaian formasi 10 kereta. KRL ini didatangkan ke Indonesia untuk menggantikan beberapa KRL yang AC-nya sering bermasalah dan akan diperbaiki atau dipensiunkan, memperpanjang formasi rangkaian dari 8 kereta menjadi formasi yang lebih panjang, juga menambah jajaran armada KRL untuk menambah kapasitas angkut. Ditambah lagi, saat itu PT KCJ baru memensiunkan KRL non-AC. KRL ini juga memiliki AC yang cukup dingin, apabila tidak bermasalah. Saat ini, KRL ini merupakan KRL eks Jepang terbanyak di Indonesia, meskipun bukan yang tercanggih, dengan beberapa fitur khusus yang tidak dimiliki rangkaian jenis lainnya.
Keistimewaan KRL seri 205 dari jalur Saikyo adalah adanya rangkaian yang memiliki kereta dengan 6 pintu di setiap sisi (12 pintu total) atau dikenal dengan kereta 6-doors, dengan tempat duduk yang lebih sedikit dan dapat dilipat jika diperlukan, sehingga dapat memuat lebih banyak penumpang dan lebih lega di dalam kereta tersebut. Kereta 6 pintu ini sebelumnya digunakan pada KRL seri 205 yang berdinas di Jalur Yamanote, dan digunakan pada KRL seri 205 jalur Saikyo saat KRL-KRL tersebut dipindahkan dari Jalur Yamanote ke jalur lain. Sebelumnya, KRL seri 205 jalur Saikyo tidak menggunakan kereta 6 pintu pada awal kedinasannya. Dari 180 unit yang didatangkan ke Indonesia, 32 unit di antaranya merupakan unit kereta dengan 6 pasang pintu per sisi yang menjadi fitur khusus pada 16 dari 18 rangkaian yang ada. 2 dari 18 rangkaian merupakan rangkaian yang keseluruhannya menggunakan kereta dengan 4 pasang pintu per sisi.[1]
KRL seri 205 dari Jalur Saikyo juga merupakan KRL JR 205 yang pertama berdinas di Indonesia, dimulai pada tanggal 6 Februari 2014 yaitu ketika rangkaian eks HaE 15 (BOO 123) berdinas sebagai kereta luar biasa (KLB) uji angkut penumpang lintas Depok-Jakarta-Bogor-Depok.
Selanjutnya, mulai bulan Mei 2014, sebanyak 176 unit yang dibagi ke dalam 22 rangkaian formasi 8 kereta dari jalur Yokohama secara bertahap dikirim ke Jakarta hingga akhir 2014. Dari 176 unit, 21 unit di antaranya merupakan unit kereta dengan 6 pintu per sisi yang menjadi fitur khusus pada 21 dari 22 rangkaian yang ada. 1 rangkaian yaitu rangkaian KuRa H30 atau BOO 15 merupakan rangkaian yang keseluruhannya menggunakan kereta dengan 4 pasang pintu per sisi.[2] KRL JR 205 dari jalur Yokohama memulai debutnya pada bulan September 2014. Dengan demikian, dengan 356 unit kereta total setelah seluruh KRL seri 205 jalur Yokohama ini didatangkan, membuat KRL seri 205 tidak tertandingi lagi jumlahnya dalam barisan armada KRL Jabodetabek.
Mulai bulan Juli 2015, sebanyak 120 unit KRL seri 205 dari Jalur Nambu yang dibagi ke dalam 20 rangkaian formasi 6 kereta per rangkaian secara bertahap dikirim ke Jakarta hingga Januari 2016. Seluruh 120 unit kereta merupakan kereta dengan 4 pasang pintu per sisi.[3] KRL JR 205 dari jalur Nambu memulai debutnya pada tanggal 10 September 2015 sebagai rangkaian pengganti KRL Feeder relasi Manggarai-Duri. KRL ini merupakan rangkaian pertama yang menggunakan formasi 12 kereta dengan 2 rangkaian 6 kereta yang digabung.
KRL seri 205 ini juga menjadi KRL yang paling banyak dijadikan eksperimen oleh KAI Commuter. Eksperimen-eksperimen yang sudah dilakukan pada KRL seri 205 antara lain pemasangan kamera CCTV dan pemasangan layar LCD pada rangkaian, pemrograman ulang papan penunjuk tujuan LED atau gulungan buta (roller blind) pada seluruh rangkaian untuk menampilkan stasiun-stasiun akhir KRL di wilayah Jabodetabek, dan pengacakan ulang formasi dari 8 kereta menjadi 10 dan 12 kereta serta dari 10 kereta menjadi 12 kereta.
Menguasai Jabodetabek
Kini, KRL seri 205 merupakan KRL dengan jumlah terbanyak di lintas Jabodetabek dan juga didinaskan di lintas Joglo, dengan jumlah total 812 unit di mana 800 unit di antaranya beroperasi di lintas Jabodetabek, sedangkan 12 unit lainnya tidak beroperasi akibat kecelakaan. Keseluruhan 800 unit (jumlah per Januari 2021) ini disusun ke dalam 73 rangkaian yang terdiri dari 5 rangakaian formasi 8 kereta, 36 rangkaian formasi 10 kereta dan 32 rangkaian (1 rangkaian non operasional) formasi 12 kereta. Total keseluruhannya jauh melampaui rekor KRL terbanyak sebelumnya yaitu KRL Tokyo Metro seri 6000 (25 rangkaian beroperasi, 2 rangkaian dirucat).
Saat ini, KRL tersebut beroperasi di hampir seluruh lintas Jabodetabek. Rangkaian 10 kereta dioperasikan di rute Nambo/Bogor-Depok-Jakarta Kota, Jalur Lingkar Cikarang, Duri-Tangerang, dan Rangkasbitung-Tanah Abang. Sedangkan rangkaian 12 kereta beroperasi di rute Bogor-Jakarta Kota, Jalur Lingkar Cikarang, dan Duri-Tangerang, dan rencananya akan berdinas juga di jalur Rangkasbitung-Tanah Abang.
Mulai Maret 2018 hingga Desember 2020, 336 unit lainnya dari jalur Musashino telah didatangkan oleh KAI Commuter secara bertahap.[4] Ini menyebabkan total 800 unit KRL seri 205 beroperasi di Indonesia, dan menjadi rekor jumlah terbanyak untuk satu seri KRL di Indonesia.
Merambah ke luar Jabodetabek
KRL seri 205 juga telah menjadi KRL eks Jepang pertama yang pernah beroperasi di luar Jabodetabek. Pada bulan Oktober 2020[5] dan Desember 2020,[6]KAI Commuter mengirim dua rangkaian KRL seri 205 eks Jalur Musashino dari Stasiun Depok ke Daop 6 Yogyakarta yakni eks KeYo M22 (SLO 32) dan eks KeYo M23 (SLO 9). Kedua rangkaian KRL seri 205 ini rencananya dioperasikan di wilayah Daop 6 Yogyakarta bersama KRL KfW i9000. Terkait dengan pengoperasian KRL Yogyakarta–Solo, KRL seri 205 ini mengenakan corak batik Parang Barong.
Akan tetapi, pada September 2022, rangkaian KRL seri 205 eks Jalur Musashino dari Stasiun Solo Balapan telah dipulangkan kembali ke Stasiun Depok (tepatnya di Depo KRL Depok) yakni eks KeYo M22 (SLO32) dan eks KeYo M23 (SLO9). Kedua rangkaian KRL seri 205 pulang ke Jabodetabek untuk menjalani perawatan dan menambah armada Jabodetabek. Sejak Oktober 2022, dua rangkaian KRL ini dimutasi ke Depo KRL Bukit Duri, dan kini dimutasi kembali ke Depo KRL Bogor.
Ciri Khas KRL seri 205
Setiap rangkaian KRL seri 205 dari masing-masing jalur asalnya yang beroperasi di Indonesia dapat dikenali dengan cukup mudah meskipun pada dasarnya memiliki skema pewarnaan yang sama di Indonesia yaitu merah-kuning. Hal ini dikarenakan perbedaan waktu tiba dari rangkaian-rangkaian ini di Indonesia dan beberapa ciri khas yang dapat menandakan dari mana rangkaian tersebut berasal. Seluruh KRL seri 205 dari jalur Saikyo, Yokohama, dan Nambu memiliki sistem propulsi rheostat, sementara sebagian besar KRL seri 205 dari jalur Musashino memiliki sistem propulsi VVVF-IGBT kecuali sejumlah 6 rangkaian (205-101F, 205-130F, 205-146F hingga 205-149F) yang memiliki sistem propulsi rheostat.
Selain itu, terdapat pula ciri-ciri fisik tertentu yang dapat dengan mudah membedakan masing-masing rangkaian.[7]
Ciri Khas Fisik Rangkaian
Ciri-ciri dasarnya, adalah KRL generasi pertama (tahun pembuatan 1984-1986) dengan nomor rangkaian di bawah 49 (rangkaian 205-1F sampai dengan 205-48F) memiliki kaca jendela pintu yang kecil, seukuran dengan kaca pintu pada KRL seri 203. Lubang AC-nya juga mirip dengan KRL seri 203. Kemudian, mulai dari rangkaian 205-49F hingga 205-60F (rangkaian generasi 2A, dibuat pada tahun 1988) sudah menggunakan langit-langit dan lubang AC model baru. Walaupun begitu, rangkaian-rangkaian tersebut masih menggunakan kaca jendela pintu berukuran kecil. Perlu diketahui juga bahwa untuk rangkaian 205-1F sampai dengan 205-4F memiliki bentuk kaca yang sama dengan KRL seri 203, tetapi keempat rangkaian tersebut tidak ada yang dibawa ke Indonesia. Seluruh KRL seri 205 generasi pertama dan 2A ini adalah Rangkaian Asli Jalur Yamanote. dimana, Rangkaian 205-15F dan 205-30F dipindahkan ke Jalur Yokohama, Rangkaian 205-17F, 205-42F, dan 205-54F dipindahkan ke Jalur Saikyo, Rangkaian 205-18F hingga 205-28F dipindahkan ke Jalur Nambu, Sementara Rangkaian Sisanya (kecuali 205-1F sampai dengan 205-4F) dipindahkan ke Jalur Musashino.
Sementara untuk rangkaian generasi 2B dan ketiga (tahun pembuatan 1988-1991) dengan nomor rangkaian 61 ke atas (205-61F sampai dengan 205-149F) memiliki kaca pintu yang lebih besar. Kemudian, untuk rangkaian nomor 205-108F hingga 205-119F dan 205-145F sampai dengan 205-149F memiliki mode wajah depannya yang berbeda dibandingkan dengan rangkaian lainnya.[8] Meskipun demikian, hanya rangkaian 205-145F sampai dengan 205-149F yang didatangkan ke Indonesia, karena rangkaian 205-108F sampai dengan 205-119F justru dipindahkan ke jalur cabang milik JR East dan diperpendek rangkaiannya menjadi 4 kereta serta diubah menjadi subseri 205-600.
Rangkaian Jalur Saikyo
Rangkaian dari jalur Saikyo hampir seluruhnya masih menggunakan susunan asli rangkaian saat terakhir kali beroperasi di Jepang. Selain itu, rangkaian jalur Saikyo (kecuali 205-42F dan 205-137F) memiliki 2 unit kereta 6 pintu generasi awal (SaHa 204-0) yang memiliki bogi yang sama seperti pada kereta-kereta lainnya. Kereta 6 pintu ini merupakan hibahan dari KRL yang beroperasi di Jalur Yamanote sebelumnya, karena KRL seri 205 Jalur Saikyo pada awalnya beroperasi tanpa kereta 6 pintu.
Pada sisi interiornya, rangkaian jalur Saikyo tidak memiliki sandaran pada setiap ujung-ujung jok penumpang.
Seluruh KRL seri 205 jalur Saikyo di Indonesia kecuali rangkaian 205-17F, 205-42F, dan 205-54F (rangkaian asli Jalur Yamanote), 205-95F (rangkaian asli Jalur Chuo-Sobu), dan 205-137F (rangkaian asli Jalur Keihin-Tohoku) merupakan rangkaian asli jalur tersebut, bukan pindahan dari jalur lainnya.
Rangkaian Jalur Yokohama
Rangkaian dari jalur Yokohama saat ini sudah tidak lagi menggunakan susunan asli rangkaian saat terakhir kali beroperasi di Jepang, karena seluruhnya telah disusun ulang menjadi rangkaian 10 atau 12 kereta. Khusus rangkaian dengan formasi 12 kereta disusun dengan susunan 4+8. Selain itu, rangkaian jalur Yokohama (kecuali 205-15F) memiliki 1 unit kereta 6 pintu. Untuk rangkaian 205-30F yang merupakan rangkaian bekas Jalur Yamanote memiliki kereta 6 pintu generasi awal (SaHa 204-0) yang memiliki bogi yang sama seperti pada kereta-kereta lainnya, sementara rangkaian yang lain menggunakan kereta 6 pintu generasi akhir (SaHa 204-100) yang bogie dan pintunya mirip dengan KRL seri 209. Kereta 6 pintu generasi kedua ini ditambahkan beberapa tahun setelah rangkaian ini beroperasi, sebelumnya formasi KRL seri 205 jalur Yokohama hanya terdiri dari 7 kereta dalam 1 rangkaian.
Tidak seperti rangkaian dari jalur Saikyo, rangkaian jalur Yokohama memiliki sandaran pada setiap ujung-ujung jok penumpang pada sisi interiornya.
Seluruh KRL seri 205 jalur Yokohama di Indonesia kecuali rangkaian 205-15F dan 205-30F (rangkaian asli Jalur Yamanote) merupakan rangkaian asli jalur tersebut, bukan pindahan dari jalur lainnya.
Rangkaian Jalur Nambu
Rangkaian dari jalur Nambu memiliki ciri-ciri interior yang sama dengan rangkaian jalur Yokohama, tetapi sangat mudah dikenali dari eksterior, karena pada awalnya menggunakan skema warna asli dari Jepang (kecuali 205-18F+205-23F, 205-132F+205-133F). Kini keseluruhannya sudah berganti skema menjadi khas KAIC. Seluruh rangkaian dari Jalur Nambu adalah rangkaian 12 kereta, sebagian disusun dengan formasi 6+6 dan ada juga yang berformasi 8+4.
Seluruh KRL seri 205 jalur Nambu di Indonesia kecuali rangkaian 205-18F hingga 205-28F (rangkaian asli Jalur Yamanote) merupakan rangkaian asli jalur tersebut, bukan pindahan dari jalur lainnya.
Rangkaian Jalur Musashino
Rangkaian dari Jalur Musashino mudah dikenali dari penanda nomor rangkaiannya yang lebih baru, mengikuti KRL JR East model terbaru, tetapi selebihnya ciri-cirinya tidak jauh berbeda dari kereta seri 205 yang lain. Namun, yang paling khas dari KRL seri 205 dari Jalur Musashino ini adalah sebagian besarnya sudah menggunakan sistem propulsi VVVF. Dengan propulsi VVVF, maka hanya dibutuhkan 4 kereta bermotor dari total 8 kereta, tidak seperti rangkaian dengan propulsi rheostat yang membutuhkan 6 kereta bermotor. Untuk rangkaian dengan nomor rangkaian 205-145F sampai 205-149F, desain muka keretanya unik dan berbeda dengan seri 205 yang lain, dikenal dengan sebutan marchen, bahasa Jerman untuk cerita peri.
Seluruh KRL seri 205 jalur Musashino adalah pindahan dari jalur lain kecuali untuk rangkaian 205-145F hingga 205-149F yang merupakan rangkaian asli jalur Musashino yang beroperasi sejak tahun 1991.[9] Rangkaian 205-5F hingga 205-60F merupakan rangkaian asli Jalur Yamanote. Rangkaian 205-101F, 205-103F dan 205-130F merupakan rangkaian asli Jalur Nambu. Sementara rangkaian 205-104F dan 205-105F merupakan rangkaian asli Jalur Keihin-Tohoku, dan sempat dipindahkan menuju Jalur Chuo-Sobu sebelum akhirnya dipindahkan ke Jalur Musashino. Selain itu, terdapat pula beberapa unit kereta pengikut tanpa penggerak merupakan unit-unit kereta asal Jalur Saikyo yang terangkai pada beberapa rangkaian pindahan dari Jalur Yamanote.
Formasi rangkaian
Di Jepang, rangkaian-rangkaian KRL seri 205 yang didatangkan ke Indonesia ini beroperasi dengan formasi 6, 8, atau 10 kereta. Namun di Indonesia, KRL-KRL seri 205 ini susunannya diacak ulang agar dapat dioperasikan dengan formasi 10 atau 12 kereta, sehingga hanya rangkaian dari jalur Saikyo saja yang masih menggunakan formasi aslinya ketika beroperasi di Jepang, sedangkan formasi rangkaian dari jalur Yokohama, Nambu, maupun Musashino hampir keseluruhannya sudah tidak lagi asli.
Rangkaian dari jalur Saikyo
Formasi asli KRL seri 205 dari jalur Saikyo adalah sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
T205
M205
M'204
T205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
Kemudian pada tahun 2004 saat KRL seri 205 di jalur Yamanote disebar ke jalur-jalur lain, 25 rangkaian KRL seri 205 asli jalur Saikyo (HaE 1-25) formasinya diubah menjadi sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
T'204 (6 pintu)
T'204 (6 pintu)
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
DDC
DDC
Formasi pada rangkaian HaE 26-32 (kecuali HaE 31) mengikuti formasi asli KRL seri 205 Saikyo, sedangkan rangkaian HaE 31 yang kini menjadi BOO17 mengikuti formasi KRL seri 205 Saikyo yang digunakan sejak tahun 2004.
Di Indonesia, rangkaian HaE 15 dan HaE 32 yang mengalami kecelakaan di Stasiun Juanda pada tahun 2015 disusun ulang menjadi rangkaian BOO123 dengan formasi sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
Kodefikasi
Tc205-123
M205-335
M'204-335
M205-336
M'204-336
M205-162
M'204-162
T205-124
T'204-104 (6 pintu)
Tc'204-54
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
Sedangkan rangkaian HaE 24 yang kemudian menjadi BUD143 disusun ulang dengan formasi 12 kereta sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kodefikasi
Tc205-143
M205-388
M'204-386
M205-387
M'204-387
M205-277
M'204-277
T'204-41 (6 pintu)
T'204-47 (6 pintu)
M205-188
M'204-188
Tc'204-143
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
DDC
DDC
Cont
MG,CP
Mulai akhir 2018, seluruh susunan rangkaian KRL seri 205 dari jalur Saikyo diubah dengan menggeser kereta pengikut tak berpenggerak menjadi kereta nomor 2 dan 9 pada rangkaian 10 kereta, dan kereta 2 dan 11 pada rangkaian 12 kereta.[10] Formasi setelah penyusunan ulang adalah sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kodefikasi
Tc205
T'204 (6 pintu)
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
T'204 (6 pintu)
Tc'204
Komponen
DDC
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
DDC
Kodefikasi
Tc205
T205
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
T'204 (6 pintu)
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
T205
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
T205
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
T'204 (6 pintu)
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
T'204 (6 pintu)
Tc'204
Komponen
DDC
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
DDC
Rangkaian dari jalur Yokohama
Formasi asli KRL seri 205 dari jalur Yokohama adalah sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
7
6
5
4
3
2
1
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
T205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Kemudian pada tahun 1994, satu unit kereta 6 pintu seri 204-100 ditambahkan sehingga formasinya menjadi sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
8
7
6
5
4
3
2
1
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
T205
M205
M'204
T'204 (6 pintu)
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Di medio 2000-an, rangkaian KuRa H27 dan H28 didatangkan ke jalur Yokohama dari jalur Yamanote dengan formasi sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
8
7
6
5
4
3
2
1
Kodefikasi
Tc205-30
M205-88
M'204-88
T205-59
M205-90
M'204-90
T'204-30 (6 pintu)
Tc'204-30
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
DDC
Kodefikasi
Tc205-15
M205-43
M'204-43
T205-29
M205-45
M'204-45
T205-30
Tc'204-15
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Di Indonesia, setahun setelah kedatangannya, rangkaian ini mulai diatur ulang menjadi 10 atau 12 kereta, dimulai dari rangkaian KuRa H28 yang kemudian menjadi BOO15. Formasi rangkaian BOO15 setelah pengaturan ulang formasi adalah sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kodefikasi
Tc205-15
M205-43
M'204-43
T205-29
M205-45
M'204-45
T205-30
M205-187
M'204-187
Tc'204-15
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Rangkaian-rangkaian formasi 10 kereta lainnya disusun dengan dua jenis formasi sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
T205
M205
M'204
M205
M'204
T'204 (6 pintu)
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
T205
M205
M'204
T'204 (6 pintu)
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Mulai tahun 2017, susunan rangkaian pada rangkaian BUD73 (kemudian menjadi BOO73) diubah dengan memindahkan posisi kereta pengikut tak berpenggerak menjadi kereta 4 dan 7, yang kemudian diubah lagi pada tahun 2019 dengan memindahkan posisi kereta pengikut tak berpenggerak menjadi kereta 2 dan 9. Perubahan susunan rangkaian ini diikuti oleh KRL seri 205 dari jalur Yokohama milik Depo Bogor mulai akhir 2018 yang lalu, diikuti dengan pelepasan unit MG. Namun, rangkaian-rangkaian ini masih menyisakan motor generator resistor (MGR), dehumidifier, 3PhMK, dan ground switch (GS), tidak seperti pada rangkaian eks Jalur Saikyo yang hanya memiliki unit kompresor (CP).[10]
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kodefikasi
Tc205
T205
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
T'204 (6 pintu)
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MGR,CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
T205
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
T205
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MGR,CP
Cont
MG,CP
Sedangkan rangkaian formasi 12 kereta, pada awalnya disusun dengan dua jenis formasi sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
T205
T'204 (6 pintu)
M205
M'204
Tc'204
Tc205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
Tc'204
Tc205
M205
M'204
T205
M205
M'204
T'204 (6 pintu)
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Pada tahun 2018, rangkaian BUD 68+66 diubah formasinya sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kodefikasi
Tc205-68
M205-195
M'204-195
T205-128
T'204-108
M205-196
M'204-196
Tc'204-68
Tc205-66
M205-361
M'204-361
Tc'204-66
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Sementara itu pada tahun 2020, rangkaian BUD 84+85 diubah formasinya sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kodefikasi
Tc205-84
M205-210
M'204-210
Tc'204-84
Tc205-85
M205-229
M'204-229
T205-135
T205-145
M205-230
M'204-230
Tc'204-85
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Sedangkan rangkaian DP 74+30 (eks KuRa H14+27) diubah menjadi rangkaian DP 74 dengan formasi sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kodefikasi
Tc205-74
M205-207
M'204-207
T205-134
M205-227
M'204-227
T205-144
M205-208
M'204-208
M205-399
M'204-399
Tc'204-30
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
CP
Pada tahun 2023, rangkaian DP62 & DP71 mengalami peremajaan penggantian unit Static Inverter (SIV) pada rangkaian yang mengalami pelepasan unit MG dengan formasi sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kodefikasi
Tc205-62
M205-184
M'204-184
M205-183
M'204-183
T205-122
M205-191
M'204-191
T'204-102
Tc'204-62
Komponen
Cont
SIV,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205-71
M205-201
M'204-201
M205-202
M'204-202
T205-131
M205-90
M'204-90
T'204-111
Tc'204-71
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
SIV,CP
Cont
MG,CP
Rangkaian dari jalur Nambu
Formasi asli KRL seri 205 dari jalur Nambu adalah sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Di Indonesia, rangkaian dioperasikan dengan formasi 12 kereta sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
Tc'204
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Beberapa rangkaian yang mengalami pertukaran kereta motor dengan trailer dari rangkaian Yokohama, formasinya berubah menjadi seperti berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
T'204 (6 pintu)
T205
M205
M'204
Tc'204
Tc205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Pada tahun 2021, beberapa rangkaian disusun ulang formasinya sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
Tc'204
Tc205
M205
M'204
T'204 (6 pintu)
T205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
M205
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
Tc'204
Tc205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
Tc'204
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Unit T' adalah unit-unit yang memiliki 6 pintu di setiap sisinya dan ruang yang lebih luas untuk penumpang berdiri, sedangkan unit M205 adalah kereta berpantograf jenis PS-21. Di lain pihak, kereta yang datang dari Yokohama dan Nambu menggunakan pantograf lengan tunggal jenis PS-33 (kecuali KuRa H7, H24, dan H25).
Rangkaian dari jalur Musashino
Di jalur Musashino, terdapat dua subseri KRL seri 205, yaitu subseri 0 dan subseri 5000.
Formasi asli KRL seri 205 subseri 0 dari jalur Musashino adalah sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
Sementara itu, formasi asli KRL seri 205 subseri 5000 dari jalur Musashino adalah sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
T205
T205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG/SIV,CP
Di Indonesia, KRL seri 205 subseri 5000 disusun dengan formasi 8, 10, dan 12 kereta.
Setelah penggabungan antara Rangkaian eks KeYo M22 (SLO 32) dan eks KeYo M23 (SLO 9) yang berdinas sebagai KRL Jogja-Solo, Formasi KRL disusun sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
Kodefikasi
Tc205-32
M205-5044
M'204-5044
Tc'204-32
Tc205-9
M205-5052
M'204-5052
Tc'204-9
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Formasi KRL seri 205 subseri 5000 formasi 10 kereta adalah sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
T205
M205
M'204
T205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
T205
M205
M'204
T205
T205
M205
M'204
T205
Tc'204
Komponen
Cont
MG/SIV,CP
Cont
MG/SIV,CP
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
Tc'204
Tc205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Formasi KRL seri 205 subseri 5000 formasi 12 kereta sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
T205
T205
M205
M'204
T205
T205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
T205
M205
M'204
T205
M205
M'204
T205
M205
M'204
T205
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
T205
T205
M205
M'204
Tc'204
Tc205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG/SIV,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG/SIV,CP
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
Tc'204
Tc205
M205
M'204
T205
T205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Sedangkan KRL seri 205 subseri 0 dari jalur Musashino disusun dengan formasi 12 kereta sebagai berikut.
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
T'204-100 (6 pintu)
T205
M205
M'204
T'204-0 (6 pintu)
T205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
DDC
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
Kodefikasi
Tc205
M205
M'204
M205
M'204
M205
M'204
Tc'204
Tc205
M205
M'204
Tc'204
Komponen
Cont
MG,CP
Cont
CP
Cont
MG,CP
Cont
MG,CP
Unit M205 adalah kereta berpantograf jenis PS-21. Di lain pihak, kereta M205 pada rangkaian M51 dan M52 yang awalnya beroperasi di jalur Nambu menggunakan pantograf lengan tunggal jenis PS-33.
Di Indonesia, rangkaian propulsi VVVF menggunakan penanda nomor rangkaian warna merah atau oranye. Sedangkan rangkaian propulsi rheostat menggunakan penanda nomor rangkaian warna hijau.
Daftar rangkaian
Rangkaian Asal Jalur Saikyo
Rangkaian Asal Jalur Yokohama
Rangkaian Asal Jalur Nambu
Rangkaian Asal Jalur Musashino
BUD17/205-17F
BUD42/205-42F
BOO89/205-89F
BOO92/205-92F
BOO95/205-95F
BUD99/205-99F
BOO120/205-120F
BUD121/205-121F
BUD122/205-122F
BOO123/205-123F*
BUD126/205-126F
BOO128/205-128F
BOO137/205-137F
BOO141/205-141F
BOO142/205-142F
DP143/205-143F
BOO144/205-144F
BOO15/205-15F
BUD61/205-61F
BUD62/205-62F
DP64+83/205-64+83F
BUD67/205-67F
DP68+66/205-68+66F
BUD69/205-69F
BUD71/205-71F
BOO72/205-72F
BOO73/205-73F
DP74+30/205-74+30F
DP75+77/205-75+77F
BOO78/205-78F
BOO79/205-79F
BUD81+82/205-81+82F
BUD84+85/205-84+85F
DP18+23/205-18+23F
BUD20+87/205-20+87F
DP22+27/205-22+27F
DP24+25/205-24+25F
DP26+21/205-26+21F
BUD28+19/205-28+19F
MRI88+86/205-88+86F
DP102/205-102F
BUD132+133/205-132+133F
BUD134+131/205-134+131F
DP5/205-5F
BOO6/205-6F
BUD7/205-7F
BUD8/205-8F
DP13+16/205-13F+16F
DP14/205-14F
MRI29/205-29F
DP31/205-31F
DP32+9/205-32+9F
DP33/205-33F
DP43/205-43F
DP44+48/205-44+48F
DP45/205-45F
DP46/205-46F
MRI47/205-47F
DP49/205-49F
DP50+57/205-50+57F
BUD51/205-51F
DP52/205-52F
BOO55/205-55F
BOO56/205-56F
DP58/205-58F
DP59/205-59F
BOO60/205-60F
DP101/205-101F
DP103/205-103F
BUD105/205-105F
DP130/205-130F
BUD146/205-146F
DP147+148/205-147+148F
DP149/205-149F
Keterangan:
Rangkaian 205-123F dan 205-54F disusun ulang sejak kecelakaan di Stasiun Juanda, dengan menggabungkan 8 kereta yang selamat ke dalam 205-123F dan 12 kereta yang rusak ke dalam 205-54F.
Rangkaian KRL seri 205 di Jepang dikelompokkan per jalur dengan kodefikasi "kode depo - nomor urut rangkaian" yang digunakan untuk mempermudah pencirian rangkaian. Contohnya adalah HaE 7 dari Jalur Saikyo yang kini menjadi BOO 95. Di Indonesia, awalnya kodefikasi tersebut tidak lagi digunakan, karena untuk pencirian rangkaian menggunakan nomor kepala rangkaian. Namun, mulai Februari 2017, pencirian rangkaian seri 205 di Indonesia menggunakan kodefikasi yang hampir sama dengan kodefikasi Jepang.
Dikarenakan tercampurnya kereta-kereta tengah antara rangkaian-rangkaian dari jalur Saikyo, Yokohama, dan Nambu, dan karena ada perbedaan formasi, maka supaya lebih mudah susunan rangkaian dikelompokkan berdasarkan formasinya.[11] Ada 3 jenis panjang formasi, yaitu 8 kereta, 10 kereta, dan 12 kereta.
Penentuan nomor rangkaian hanya diambil dari nomor kabin 205 saja. Beberapa rangkaian yang telah disusun ulang dengan kabin tengah memiliki kabin tengah dengan nomor yang berbeda, dengan urutan A-A+B-B atau sebaliknya, seperti rangkaian BOO32+9. Namun, beberapa rangkaian yang telah disusun ulang menjadi rangkaian 10 dan/atau 12 kereta dengan kabin tengah memiliki kabin tengah dengan nomor yang sama dengan urutan A-B+B-A. Contohnya adalah DP52 dan DP45. Untuk rangkaian dengan urutan kabin tengah A-B+B-A ini, penyebutan nomor rangkaian tidak menyebut nomor pada kabin B.
Arti Warna
Rangkaian Asal Jalur Saikyo, Yokohama, Nambu
Rangkaian Asal Jalur Musashino dengan sistem propulsi VVVF atau 205 subseri 5000
Rangkaian Asal Jalur Musashino dengan sistem propulsi rheostat atau 205 subseri 0
Rangkaian Formasi 8 Kereta
Daftar rangkaian formasi 8 kereta
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
DP149
205-149
205-277
204-277
204-41
204-47
205-273
204-273
204-149
DP32+9
205-32
205-5044
204-5044
204-32
205-9
205-5052
204-5052
204-9
DP49
205-49
205-5033
204-5033
205-97
205-98
205-5037
204-5037
204-49
DP59
205-59
205-5041
204-5041
205-34
204-34
205-5049
204-5049
204-59
Rangkaian Formasi 10 Kereta
Daftar rangkaian formasi 10 kereta
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
BOO6
205-6
205-5061
204-5061
205-210
205-5021
204-5021
205-212
205-5015
204-5015
204-6
BUD7
205-7
205-168
205-5001
204-5001
205-170
205-171
205-5016
204-5016
205-169
204-7
BOO15
205-15
205-29
205-43
204-43
205-45
204-45
205-187
204-187
205-30
204-15
BUD17
205-17
204-22
205-49
204-49
205-50
204-50
205-51
204-51
204-23
204-17
DP31
205-31
205-5065
204-5065
205-206
205-111
205-5017
204-5017
205-5040
204-5040
204-31
BUD42
205-42
205-83
205-124
204-124
205-125
204-125
205-126
204-126
205-84
204-42
BOO55
205-55
205-109
205-5022
204-5022
205-110
205-211
205-5062
204-5062
205-213
204-55
BOO56
205-56
205-67
205-5066
204-5066
205-68
205-112
205-5050
204-5050
205-207
204-56
BOO60
205-60
205-118
205-5038
204-5038
205-119
205-120
205-5042
204-5042
205-117
204-60
BUD61
205-61
205-121
205-181
204-181
205-192
204-192
205-182
204-182
204-101
204-61
BUD62
205-62
205-183
204-183
205-184
204-184
205-122
205-191
204-191
204-102
204-62
BUD67
205-67
205-127
205-210
204-210
205-193
204-193
205-194
204-194
204-107
204-67
BUD69
205-69
205-129
205-197
204-197
205-228
204-228
205-198
204-198
204-109
204-69
BUD71
205-71
205-131
205-201
204-201
205-202
204-202
205-90
204-90
204-111
204-71
BOO72
205-72
205-132
205-203
204-203
205-88
204-88
205-204
204-204
204-112
204-72
BOO73
205-73
205-133
205-205
204-205
205-209
204-209
205-206
204-206
204-113
204-73
BOO78
205-78
205-138
205-215
204-215
205-222
204-222
205-216
204-216
204-118
204-78
BOO79
205-79
205-139
205-221
204-221
205-218
204-218
205-217
204-217
204-119
204-79
BOO89
205-89
204-1
205-237
204-237
205-238
204-238
205-239
204-239
204-2
204-89
BOO92
205-92
204-14
205-246
204-246
205-247
204-247
205-248
204-248
204-34
204-92
BOO95
205-95
204-38
205-255
204-255
205-256
204-256
205-257
204-257
204-39
204-95
BUD99
205-99
204-20
205-267
204-267
205-268
204-268
205-269
204-269
204-21
204-99
BUD105
205-105
205-5003
204-5003
205-5004
204-5004
204-104
205-104
205-5002
204-5002
204-105
BOO120
205-120
204-24
205-326
204-326
205-327
204-327
205-328
204-328
204-25
204-120
BUD121
205-121
204-26
205-329
204-329
205-330
204-330
205-331
204-331
204-27
204-121
BUD122
205-122
204-28
205-332
204-332
205-333
204-333
205-334
204-334
204-29
204-122
BOO123
205-123
205-124
205-335
204-335
205-336
204-336
205-162
204-162
204-104
204-54
BUD126
205-126
204-11
205-344
204-344
205-345
204-345
205-346
204-346
204-48
204-126
BOO128
205-128
204-5
205-350
204-350
205-351
204-351
205-352
204-352
204-10
204-128
BOO137
205-137
205-148
205-370
204-370
205-371
204-371
205-372
204-372
205-149
204-137
BOO141
205-141
204-37
205-380
204-380
205-381
204-381
205-382
204-382
204-45
204-141
BOO142
205-142
204-12
205-383
204-383
205-384
204-384
205-385
204-385
204-40
204-142
BOO144
205-144
204-13
205-389
204-389
205-390
204-390
205-391
204-391
204-49
204-144
BUD146
205-146
205-395
204-395
205-396
204-396
205-399
204-399
205-397
204-397
204-146
Rangkaian Formasi 12 Kereta
Daftar rangkaian formasi 12 kereta
Susunan rangkaian
Nomor
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
DP5
205-5
205-5010
204-5010
205-226
205-227
205-5034
204-5034
204-10
205-10
205-5009
204-5009
204-5
BUD8
205-8
205-5046
204-5046
205-216
205-217
205-5051
204-5051
205-150
205-151
205-5026
204-5026
204-8
DP13+16
205-13
205-5057
204-5057
205-155
205-154
205-5058
204-5058
204-13
205-16
205-5067
204-5067
204-16
DP14
205-14
205-156
205-5064
204-5064
205-230
205-5045
204-5045
205-231
205-5063
204-5063
205-157
204-14
DP18+23
205-18
205-52
204-52
204-124
205-114
205-54
204-54
204-18
205-23
205-69
204-69
204-23
BUD20+87
205-20
205-60
204-60
205-58
204-58
204-20
205-87
205-233
204-233
205-234
204-234
204-87
DP22+27
205-22
205-64
204-64
204-22
205-27
205-66
204-66
205-79
204-79
205-81
204-81
204-27
DP24+25
205-24
205-72
204-72
205-70
204-70
204-24
205-25
205-73
204-73
205-75
204-75
204-25
DP26+21
205-26
205-76
204-76
205-272
204-272
204-26
205-21
205-271
204-271
205-63
204-63
204-21
BUD28+19
205-28
205-84
204-84
204-121
205-141
205-82
204-82
204-28
205-19
205-57
204-57
204-19
MRI29
205-29
205-5029
204-5029
205-208
205-153
205-5030
204-5030
204-12
205-12
205-5025
204-5025
204-29
DP33
205-33
205-5047
204-5047
205-87
205-88
205-5006
204-5006
205-65
205-66
205-5048
204-5048
204-33
DP43
205-43
205-5023
204-5023
205-85
205-86
205-5024
204-5024
205-99
205-100
205-5020
204-5020
204-43
DP44+48
205-44
205-5005
204-5005
204-44
205-48
205-5013
204-5013
205-95
205-96
205-5014
204-5014
204-48
DP45
205-45
205-5028
204-5028
204-145
205-145
205-5070
204-5070
204-31
205-32
205-5069
204-5069
204-45
DP46
205-46
205-91
205-5007
204-5007
205-224
205-5061
204-5061
205-225
205-5039
204-5039
204-92
204-46
MRI47
205-47
205-64
205-5043
204-5043
205-93
205-5011
204-5011
205-94
205-5012
204-5012
205-63
204-47
DP50+57
205-50
205-5019
204-5019
204-50
205-57
205-5031
204-5031
205-113
205-114
205-5032
204-5032
204-57
BUD51
205-51
205-5027
204-5027
205-89
205-90
205-5053
204-5053
205-101
205-102
205-5054
204-5054
204-51
DP52
205-52
205-5056
204-5056
205-103
205-104
205-5055
204-5055
204-53
205-53
205-5060
204-5060
204-52
DP58
205-58
205-5036
204-5036
205-115
205-116
205-5035
204-5035
205-105
205-106
205-5059
205-5059
204-58
DP64+83
205-64
205-357
204-357
204-64
205-83
205-225
204-225
205-143
205-226
204-226
204-123
204-83
DP68+66
205-68
205-195
204-195
205-128
204-108
205-196
204-196
204-68
205-66
205-361
204-361
204-66
DP74+30
205-74
205-207
204-207
205-134
204-114
205-208
204-208
204-74
205-30
205-227
204-227
204-30
DP75+77
205-75
205-61
204-61
204-75
205-77
205-214
204-214
205-137
205-213
204-213
204-117
204-77
BUD81+82
205-81
205-224
204-224
204-81
205-82
205-55
204-55
205-142
205-223
204-223
204-122
204-82
BUD84+85
205-84
205-229
204-229
204-84
205-85
205-67
204-67
205-145
204-125
205-230
204-230
204-85
MRI88+86
205-88
205-235
204-235
205-21
204-21
204-88
205-86
205-13
204-13
205-15
204-15
204-86
DP101
205-101
205-270
204-270
204-115
205-135
205-78
204-78
204-30
205-59
205-406
204-406
204-101
DP102
205-102
205-353
204-353
204-129
205-129
205-274
204-274
205-354
204-354
205-275
204-275
204-102
DP103
205-103
205-5071
204-5071
205-218
205-219
205-5068
204-5068
205-158
205-159
205-5072
204-5072
204-103
DP130
205-130
205-355
204-355
205-405
204-405
205-273
204-273
204-149
205-149
205-404
204-404
204-130
BUD132+133
205-132
205-359
204-359
204-132
205-133
205-362
204-362
204-106
205-126
205-360
204-360
204-133
BUD134+131
205-134
205-363
204-363
205-356
204-356
205-358
204-358
204-134
205-131
205-364
204-364
204-131
DP143
205-143
205-388
204-386
205-387
204-387
205-277
204-277
204-41
204-47
205-188
204-188
204-143
DP147+148
205-147
205-401
204-401
205-402
204-402
205-398
204-398
204-147
205-148
205-403
204-403
204-148
Insiden
Pada 23 September 2015, pukul 15.25 WIB, terjadi kecelakaan yang melibatkan dua KRL seri 205 formasi 10 (rangkaian eks HaE 32 (205-54F) dan eks HaE 15 (205-123F)) di Stasiun Juanda. Kondisi kedua kabin KRL JR 205 (KuHa 204 / 205) tersebut rusak berat. 12 kereta gabungan dari kedua rangkaian KRL tersebut rusak berat serta harus dirucat, dan hanya 8 kereta yang bisa diselamatkan. 42 orang luka-luka akibat kecelakaan tersebut.[12][13] Kejadian ini mengakibatkan sang masinis KRL 1156, Gustian, terluka parah dan harus dirujuk ke Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat Gatot Soebroto, Jakarta Pusat.[14] Karena kecelakaan ini, maka mulai tahun 2021, KRL yang telah menjalankan Pemeliharaan Akhir dilepas teralis besinya. Hal ini bertujuan untuk menambah jarak pandang masinis KRL menurut rekomendasi dari KNKT.[15]
Pada 6 Desember 2015, terjadi kecelakaan yang melibatkan KRL 1528 rangkaian eks KuRa H27 (205-30F) dengan bus MetroMini nopol B 7760 FD di kawasan Angke, Tambora, Jakarta Barat, dekat stasiun Angke, dikarenakan MetroMini menerobos perlintasan sebidang. Dalam kejadian tersebut, tidak ada korban jiwa dari penumpang Commuter Line, begitu menurut Eva Chairunnisa, corporate communication PT KCJ.
Lalu lintas yang melewati perlintasan sebidang kemudian dialihkan melalui fly over yang terletak di atas perlintasan sebidang ini.[16] Korban tewas akibat kecelakaan ini berjumlah 18 orang (semuanya penumpang MetroMini).[17] KRL mengalami kerusakan pada sistem kelistrikan yang terletak dibawah kabin masinis, termasuk cowcatcher-nya. Namun, bodi KRL tidak mengalami kerusakan yang berat. KRL pun ditarik ke Balai Yasa Manggarai. Sedangkan MetroMini hancur menjadi beberapa bagian akibat terseret dari perlintasan sampai dengan ujung peron stasiun.
Pada 14 September 2017, KRL 1340 relasi Jakarta Kota-Bekasi yang menggunakan rangkaian eks KuRa H9 (BOO 69) mengalami anjlok (keluar jalur) sesaat setelah diberangkatkan dari jalur 9 Stasiun Jakarta Kota. Kereta yang anjlok merupakan kereta dengan nomor urut 7-9 (205-198, 204-198, dan 204-109). Peristiwa ini mengakibatkan perjalanan KRL Bogor-Jakarta Kota hanya sampai Stasiun Manggarai, sedangkan KRL Bekasi-Jakarta Kota sebagian dialihkan melewati Stasiun Pasar Senen. Sedangkan, badan kereta 205-198 dan 204-198 mengalami penyok sehingga harus diperbaiki.[18]
Pada 30 Oktober 2020, pantograf dan AC rangkaian KRL seri 205 rangkaian eks KeYo M23 (SLO 9) yang dikirim untuk dioperasikan di Daop 6 Yogyakarta tersangkut kerangka jembatan seratus meter menjelang Stasiun Kalioso. Akibatnya, pengiriman rangkaian KRL harus berhenti di Stasiun Kalioso guna memeriksa kerusakan yang terjadi.[19][20] Untuk mencegah hal itu, pengiriman KRL seri 205 rangkaian eks KeYo M22 (SLO 32) pada 18 Desember 2020 lalu harus melepas bemper, AC central, pantograf untuk mencegah hal yang tidak diinginkan seperti kejadian di Jembatan Kalioso karena tinggi nya mepet dan Stasiun Kadipiro karena bemper nya menyerempet peron.
Pada 26 Oktober 2021, terjadi kecelakaan yang melibatkan KRL 2051 rangkaian eks KuRa H7 (205-67F) dengan sepeda motor di kawasan Tanah Abang, Jakarta Pusat, dikarenakan sepeda motor menerobos perlintasan sebidang. Manager External Relations KAI Commuter Adli Hakim menyebutkan, kecelakaan itu terjadi pukul 11.30 WIB di antara Stasiun Palmerah dan Stasiun Tanah Abang. Sepeda motor yang tertabrak itu masuk ke kolong KRL sehingga KA 2051 jurusan Parung Panjang-Tanah Abang belum bisa melanjutkan perjalanan. Dalam kejadian tersebut, tidak ada korban jiwa dari penumpang Commuter Line, Seluruh pengguna KRL KA 2051 dievakuasi dengan mengalihkannya ke KA 2059. Kejadian ini membuat jadwal perjalanan KRL jurusan Tanah Abang-Rangkasbitung dan sebaliknya terganggu. Hal ini disampaikan PT KAI Commuter melalui akun resmi Twitter @CommuterLine. Ada sejumlah KA yang harus mengubah rute perjalanan akibat insiden ini, yakni: KA 2052 (Tanah Abang-Rangkasbitung) dijalankan menjadi KA 2052 (Parung Panjang-Rangkasbitung), dan KA 2065 (Parung Panjang-Tanah Abang) perjalanan hanya sampai Stasiun Kebayoran dan kembali sebagai KA 2066 (Kebayoran-Rangkasbitung).[21]
Galeri
Rangkaian eks HaE 23 (BOO 142) dari jalur Saikyo formasi 10 kereta di Stasiun Depok, dengan penampil tujuan menyala dan menunjukkan tujuan Stasiun Jakarta Kota
Rangkaian eks HaE 24 (BUD 143) dari jalur Saikyo formasi 12 kereta di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Rangkaian eks KuRa H11 (BOO 71) dari jalur Yokohama formasi 10 kereta di Stasiun Bogor
Rangkaian eks KuRa H6+H8 (BUD 66+68) dari jalur Yokohama formasi 12 kereta di bilangan Pasar Minggu, Jakarta Selatan
Rangkaian eks KeYo M35 (DP 145) dari jalur Musashino formasi 12 kereta dengan wajah berbeda di Stasiun Depok
Penomoran baru pada KRL seri 205 pra-perawatan akhir lengkap
Penomoran baru pada KRL seri 205 pasca-perawatan akhir lengkap
Penomoran baru pada KRL seri 205 Jalur Nambu sesuai Peraturan Menteri Perhubungan nomor 54 tahun 2016
Kode rangkaian mengikuti sistem Jepang dan penampil tujuan pada KRL seri 205 rangkaian eks HaE 7 (BOO 95) di Stasiun Parung Panjang
Layar LCD "Commuter Information System" pada rangkaian BOO 142
Lokomotif CC 201 42 (CC 201 83 04) menarik rangkaian eks KeYo M15 (BUD 29) dari Jalur Musashino menuju Depok
Rangkaian eks KeYo M35 (DP 145) memasuki Stasiun Cilebut
Rangkaian eks NaHa 39+44 (BUD 21+26) dan DP 52 formasi 12 kereta di Stasiun Jakarta Kota
KRL seri 205 rangkaian eks HaE 7 (BOO 95) (skema pewarnaan lama) bertemu dengan rangkaian eks KeYo M4 (BUD 46) (skema pewarnaan baru)
KRL seri 205 (BUD 102) formasi 12 kereta memasuki Stasiun Matraman
KRL seri 205 (BUD 51 (kiri) & BUD 134 (kanan) formasi 12 kereta di Stasiun Bekasi
JR 205-43F Dan JR 205-145F Distasiun Bogor
KRL JR seri 205 Rangkaian BOO73 eks KuRa H13 (sebelah kiri) dan Rangkaian DP56 eks KeYo M33 (sebelah kanan) di stasiun Manggarai peron Jalur Lingkar Cikarang.
KRL JR seri 205 "Wajah Marchen" rangkaian BUD146 eks KeYo M62 memasuki Stasiun Serpong.
^JR東日本,武蔵野線用の205系をインドネシアへ譲渡 [JR East Akan Lepas KRL Seri 205 ke Indonesia]. Japan Railfan Magazine Online (dalam bahasa Japanese). Japan: Koyusha Co., Ltd. 1 Maret 2018. Diarsipkan dari versi asli tanggal 1 Maret 2018. Diakses tanggal 1 Maret 2018.Pemeliharaan CS1: Bahasa yang tidak diketahui (link)
*dioperasikan oleh PT KAI Commuter Jabodetabek (hingga 20 September 2017) dan PT Kereta Commuter Indonesia (hingga saat ini)
**dioperasikan oleh PT Kereta Api Divisi Angkutan Perkotaan Jabotabek (hingga 15 September 2008) & PT KA Commuter Jabodetabek (hingga 2 Juli 2011)
***operasional dialihkan dari swakelola perusahaan induk karena berfokus pada layanan antarkota dan aglomerasi.
****operasional dialihkan dari KAI Bandara