Kalirancang, Alian, Kebumen
Batas WilayahBatas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:
Pembagian Wilayah
SejarahWilayah Desa Kalirancang dan sekitarnya kono telah dihuni manusia kurang lebih 900 tahun yang lalu. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peninggalan zaman dahulu yang berupa sebuah makam/hastana. Makam tersebut dikenal masyarakat dengan nama Hastana Budha. Makam tersebut terletak di wilayah Dusun Jerotengah RT 01 RW 04. Makam tersebut merupakan makam keluarga Ki Margodan. Pada Gapura Hastana Budha, terdapat tulisan “dibangung Tahun 1115 M.” Hal tersebut merupakan bukti bahwa Desa Krakal telah dihuni oleh manusia sejak ber-abad – abad yang lalu. Tahun 1949, sebelum berpindah ke Desa Wadasmalang, Kecamatan Karangsambung Desa Kalirancang pernah menjadi tempat menyingkir oleh pemerintah Kabupaten Kebumen akibat agresi Belanda kedua (1948-1949)kerena pasukan Belanda terus mengejar, diputuskan mencari tempat yang tersembunyi dan aman dari kejaran Belanda.[1] GeografiDesa Kalirancang berada di Lembah Kedungbener di kaki Pegunungan Serayu Selatan sehingga didominasi perbukitan dan lembah. Ketinggian rata rata desa ini pada 47 meter di atas permukaan air laut (Mdpl). Dusun tertinggi adalah di Dusun Era Siwaru (201 Mdpl) dan titik tertingginya adalah Bukit Pagerijo (301 Mdpl). Desa Kalirancang terbagi menjadi dua wilayah secara geografis yang dipisah sebuah Bukit Pagergeong. Sungai terbesar yang melintas di desa ini adalah Sungai Kedungbener di sebelah Timur dan Sungai Kalijaya di sebelah Barat. Perbukitan di desa Kalirancang merupakan perbukitan tua yang memiliki kemiringan sangat curam seperti pada lereng Bukit Pagerijo. Desa Kalirancang memiliki beberapa bukit, diantaranya Bukit Pagerijo, Bukit Cantel, Bukit Pagergeong, Bukit Jrambeng, Bukit Sikenap, dan Bukit Sanggar. PendudukPenduduk Desa Kalirancang mayoritas berprofesi sebagai petani. Meski demikian terdapat pekerjaan lainnya seperti PNS, Buruh, maupun Buruh Tani. Penduduk seluruhnya mengolah sawah tadah hujan sehingga jika pada musin hujan penduduk akan tanam padi dan musim kemarau umumnya akan menanam palawija. Lahan persawahan bisa dijumpai di dataran rendah maupun kaki bukit. Sementara tanaman palawija dan hutan kayu ditanam dilereng dan puncak bukit. Di sisi lain masyarakat berprofesi sebagai peternak ayam, kambing, bebek dan entok. Masyarakat usia produktif mayoritas pergi merantau ke kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bekasi, Samarinda, Palembang, Palangkaraya, Banjarmasin, Tangerang, Depok dan Surabaya. Hal tersebut juga yang menjadikan Desa Kalirancang sulit berkembang dan maju. Pendidikan
PotensiPariwisataPariwisata di Desa Kalirancang umumnya sama dengan di Desa Krakal seperti Pemandian Air Panas Krakal serta Alian Butterfly Park yang lokasinya berada di perbatasan kedua desa ini. Namun khusus di Desa Kalirancang terdapat penangkaran kupu-kupu sebelum dipamerkan di Obwis Alian Butterfly Park. Selain itu terdapat obwis kebun jati Taman Tunggul Wahyu Jati yang sekaligus digunakan pertanian Wana Tani dan penangkaran rusa, burung merak serta lebah. Di kebun ini juga disediakan berbagai wahana taman air terjun hingga tempat permainan tradisional untuk anak-anak. Juga terdapat kantin bernuansa Jawa dan beberapa tempat duduk. Pengunjung yang hendak masuk kawasan tersebut tidak ditarik biaya. Adapun uang saku yang dibawa dapat digunakan untuk membeli makanan di kantin. Beberapa menu yang disajikan, mulai dari nasi putih, nasi merah dan nasi hitam. Semua beras yang digunakan untuk membuat nasi merupakan beras organik. Adapun sayur yang disediakan mulai dari sayur rebung, buntil dan lain sebagainya.[2] PertanianHasil pertanian yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Kalirancang diantaranya adalah padi, singkong, jagung, tembakau, kelapa, petai, buah-buahan (mangga, jambu, rambutan dan sirsak), sayuran (cabai, kacang panjang, kangkung, sawi hijau, terong, genjer, dll) serta Kacang-kacangan seperti Kacang tanah, Kacang hijau, Kara benguk dan Kedelai. KerajinanDi Desa Kalirancang terdapat kerajinan anyaman Bambu yang terletak di wilayah Kalisinan, Dusun Kedungsemut Kulon. Anyaman bambu Kalisinan dibuat oleh warga secara seporadis untuk mengisi waktu luang. Umumnya mereka membuat kukusan yang digunakan masyarakat jawa untuk menanak nasi terutama nasi tumpeng. Hal ini didukung banyak pohon bambu yang tumbuh dibudidayakan warga secara turun temurun.[3] Selain itu juga terdapat kerajinan jenitri dan kelapa mini. KesenianDesa Kalirancang memiliki kesenian berupa kesenian Kuda Lumping yang dimainkan oleh masyarakat di Dusun Kedungsemut Wetan atau Ebeg serta Jam janeng yang memiliki beberapa kelompok yang tersebar di tiap dusun. Tokoh1. Kyai Mohammad Kasmad Poernomo
2. Soewarto Moestadja
3. Bambang Gunawan
4. Wahyu Karyono
Referensi
|