Kalirancang, Alian, Kebumen

Kalirancang
Kantor dan Bali Desa Kalirancang
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Tengah
KabupatenKebumen
KecamatanAlian
Kode Kemendagri33.05.11.2015 Edit nilai pada Wikidata
Luas5,33 km²
Jumlah penduduk3.707 jiwa (BPS 2018)
Kepadatan263 jiwa/km²
Peta
PetaKoordinat: 7°37′13″S 109°42′33″E / 7.62028°S 109.70917°E / -7.62028; 109.70917


Kalirancang adalah sebuah desa di kecamatan Alian, Kebumen, Jawa Tengah, Indonesia. Desa Kalirancang terletak di sebelah timur laut pusat pemerintahan Kabupaten Kebumen. Jarak dengan pusat Kota Kebumen sekitar 10 Km melalui Surotrunan dan 2 Km ke pusat Kecamatan di Desa Krakal. Desa ini terbagi menjadi 5 dusun/pedukuhan, 6 RW dan 14 RT. Pusat pemerintahannya berada di Dusun Jerotengah.

Batas Wilayah

Batas-batas wilayahnya adalah sebagai berikut:

Utara Desa Krakal
Timur Desa Wonokromo dan Kecamatan Karangsambung
Selatan Desa Sawangan
Barat Desa Kalijaya

Pembagian Wilayah

  1. Dusun Jerotengah (termasuk Kalisetra)
  2. Dusun Kedungsemut Kulon (termasuk Kalisinan)
  3. Dusun Kedungsemut Wetan (termasuk Era Siwaru)
  4. Dusun Gupit
  5. Dusun Kalikudu

Sejarah

Wilayah Desa Kalirancang dan sekitarnya kono telah dihuni manusia kurang lebih 900 tahun yang lalu. Hal tersebut dapat dibuktikan dengan adanya peninggalan zaman dahulu yang berupa sebuah makam/hastana. Makam tersebut dikenal masyarakat dengan nama Hastana Budha. Makam tersebut terletak di wilayah Dusun Jerotengah RT 01 RW 04. Makam tersebut merupakan makam keluarga Ki Margodan. Pada Gapura Hastana Budha, terdapat tulisan “dibangung Tahun 1115 M.” Hal tersebut merupakan bukti bahwa Desa Krakal telah dihuni oleh manusia sejak ber-abad – abad yang lalu. Tahun 1949, sebelum berpindah ke Desa Wadasmalang, Kecamatan Karangsambung Desa Kalirancang pernah menjadi tempat menyingkir oleh pemerintah Kabupaten Kebumen akibat agresi Belanda kedua (1948-1949)kerena pasukan Belanda terus mengejar, diputuskan mencari tempat yang tersembunyi dan aman dari kejaran Belanda.[1]

Geografi

Desa Kalirancang berada di Lembah Kedungbener di kaki Pegunungan Serayu Selatan sehingga didominasi perbukitan dan lembah. Ketinggian rata rata desa ini pada 47 meter di atas permukaan air laut (Mdpl). Dusun tertinggi adalah di Dusun Era Siwaru (201 Mdpl) dan titik tertingginya adalah Bukit Pagerijo (301 Mdpl). Desa Kalirancang terbagi menjadi dua wilayah secara geografis yang dipisah sebuah Bukit Pagergeong. Sungai terbesar yang melintas di desa ini adalah Sungai Kedungbener di sebelah Timur dan Sungai Kalijaya di sebelah Barat. Perbukitan di desa Kalirancang merupakan perbukitan tua yang memiliki kemiringan sangat curam seperti pada lereng Bukit Pagerijo. Desa Kalirancang memiliki beberapa bukit, diantaranya Bukit Pagerijo, Bukit Cantel, Bukit Pagergeong, Bukit Jrambeng, Bukit Sikenap, dan Bukit Sanggar.

Penduduk

Penduduk Desa Kalirancang mayoritas berprofesi sebagai petani. Meski demikian terdapat pekerjaan lainnya seperti PNS, Buruh, maupun Buruh Tani. Penduduk seluruhnya mengolah sawah tadah hujan sehingga jika pada musin hujan penduduk akan tanam padi dan musim kemarau umumnya akan menanam palawija. Lahan persawahan bisa dijumpai di dataran rendah maupun kaki bukit. Sementara tanaman palawija dan hutan kayu ditanam dilereng dan puncak bukit. Di sisi lain masyarakat berprofesi sebagai peternak ayam, kambing, bebek dan entok. Masyarakat usia produktif mayoritas pergi merantau ke kota besar seperti Jakarta, Bandung, Bekasi, Samarinda, Palembang, Palangkaraya, Banjarmasin, Tangerang, Depok dan Surabaya. Hal tersebut juga yang menjadikan Desa Kalirancang sulit berkembang dan maju.

Pendidikan

SDN 1 Kalirancang
  1. SD Negeri 1 Kalirancang
  2. SD Negeri 2 Kalirancang
  3. SD Negeri 3 Kalirancang
  4. MTs Al Hidayah Kalirancang
  5. SMK IT Darul Amal Kalirancang

Potensi

Pariwisata

Pariwisata di Desa Kalirancang umumnya sama dengan di Desa Krakal seperti Pemandian Air Panas Krakal serta Alian Butterfly Park yang lokasinya berada di perbatasan kedua desa ini. Namun khusus di Desa Kalirancang terdapat penangkaran kupu-kupu sebelum dipamerkan di Obwis Alian Butterfly Park. Selain itu terdapat obwis kebun jati Taman Tunggul Wahyu Jati yang sekaligus digunakan pertanian Wana Tani dan penangkaran rusa, burung merak serta lebah. Di kebun ini juga disediakan berbagai wahana taman air terjun hingga tempat permainan tradisional untuk anak-anak. Juga terdapat kantin bernuansa Jawa dan beberapa tempat duduk. Pengunjung yang hendak masuk kawasan tersebut tidak ditarik biaya. Adapun uang saku yang dibawa dapat digunakan untuk membeli makanan di kantin. Beberapa menu yang disajikan, mulai dari nasi putih, nasi merah dan nasi hitam. Semua beras yang digunakan untuk membuat nasi merupakan beras organik. Adapun sayur yang disediakan mulai dari sayur rebung, buntil dan lain sebagainya.[2]

Pertanian

Hasil pertanian yang dihasilkan oleh masyarakat Desa Kalirancang diantaranya adalah padi, singkong, jagung, tembakau, kelapa, petai, buah-buahan (mangga, jambu, rambutan dan sirsak), sayuran (cabai, kacang panjang, kangkung, sawi hijau, terong, genjer, dll) serta Kacang-kacangan seperti Kacang tanah, Kacang hijau, Kara benguk dan Kedelai.

Kerajinan

Di Desa Kalirancang terdapat kerajinan anyaman Bambu yang terletak di wilayah Kalisinan, Dusun Kedungsemut Kulon. Anyaman bambu Kalisinan dibuat oleh warga secara seporadis untuk mengisi waktu luang. Umumnya mereka membuat kukusan yang digunakan masyarakat jawa untuk menanak nasi terutama nasi tumpeng. Hal ini didukung banyak pohon bambu yang tumbuh dibudidayakan warga secara turun temurun.[3] Selain itu juga terdapat kerajinan jenitri dan kelapa mini.

Kesenian

Desa Kalirancang memiliki kesenian berupa kesenian Kuda Lumping yang dimainkan oleh masyarakat di Dusun Kedungsemut Wetan atau Ebeg serta Jam janeng yang memiliki beberapa kelompok yang tersebar di tiap dusun.

Tokoh

1. Kyai Mohammad Kasmad Poernomo

Adalah seorang Ulama Desa Kalirancang adalah Bapak Kyai Mohammad Kasmad Poernomo. Beliau adalah sesepuh dan merupakan ulama yang berpengaruh khususnya di Desa Kalirancang. Dalam kesehariannya beliau menjadi Imam di Masjid Al- Itihad yang terletak di Dusun Jerotengah. Ia merupakan pendiri Sekolah MTS Al-Hidayah bersama n M. Mabrur di Dusun Jerotengah sejak tahun 1992. Sekolah tersebut ang berdiri di atas tanah yang bersebelahan dengan Masjid Al-Ittihad. Tanah tersebut adalah tanah wakaf dari Bapak Syamsuri(alm. yang juga Purnawirawan TNI AL, yang sudah lama bertempat tinggal di Prokimal, Kota Bumi Lampung Utara). MTS Al-Hidayah mempunyai gedung dua lantai, telah berkembang pesat dengan jumlah murid cukup banyak yang datang dari Desa Sawangan, Desa Krakal dan desa Lainnya. Bahkan para lulusannya ada yang sudah berhasil menjadi anggota TNI. dan juga ada yang saat ini tengah mengikuti kuliah di Universitas Negeri Islam Jogjakarta. Namun kini sekolah tersebut sebagian dialihfungsikan menjadi sebuah SMK.

2. Soewarto Moestadja

Soewarto Moestadja adalah politikus dan juga menteri dalam negeri Suriname yang merupakan keturunan Jawa. Soewarto Moestadja adalah generasi kedua dari buruh kontrak asal Desa Kalirancang, Kecamatan Alian, Kabupaten Kebumen, Jawa Tengah. Tahun 1950, Kakek dan nenek Soewarto Moestadja dibawa Belanda ke Suriname kemudian dikembalikan lagi ke Indonesia pada 1963.

3. Bambang Gunawan

Adalah seorang dokter yang berasal dari Desa Kalirancang. Kediamannya tepat berada di sisi selatan objek wisata Pemandian Air Panas Krakal. Meski telah lama meninggalkan kediamannya untuk mengabdikan dirinya sebagai seorang dokter spesialis kebidanan dan kandungan, tetapi perhatiannya terhadap kemajuan objek wisata Pemandian Air Panas Krakal tidak pernah sirna. Pada tahun 2014 ia membangun obwis Alian Butterfly Park, sebuah taman kupu-kupu bergaya art deco.[4]

4. Wahyu Karyono

Adalah Petani Pegiat dan Penyuluh Kehutanan Swadaya Masyarakat (PKSM) Desa Kalirancang. Ia sekaligus sebagai pengeola obwis Alian Butterfly Park dan Taman Tunggul Wahyu Jati. Ia mulai menekuni sejak tahun 2008 atas keprihatinannya terhadap banyaknya lahan kritis di Desa Kalirancang. Untuk menyelamatkannya ia memanfaatkan lahan kritis seluas 3,8 Ha milik Bambang Gunawan. Wahyu merancang pengelolaan lahan kritis dengan pola wana tani. Sambil mengelola ia juga melakukan pendekatan dengan masyarakat untuk melakukan pengelolaan lahan kritis. Kegiatannya berhasil dan berkembang hingga ia mendapat penghargaan PKSM terbaik II Nasional pada Lomba Wana Lestari tahun 2015.[5]

Referensi

  1. ^ "Wadasmalang Pernah Jadi Pusat Pemerintahan Kebumen". Suara Merdeka Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-02-16. Diakses tanggal 2015-02-16. 
  2. ^ Sambut Lebaran, Obwis Krakal Bersolek
  3. ^ "Desa Kalirancang, Alian Sentra Anyaman Bambu". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-09-07. Diakses tanggal 2017-09-07. 
  4. ^ Berkenalan dengan Bambang Gunawan, Dokter Spesialis Penggagas Alian Butterfly Park
  5. ^ "Menjadi PKSM untuk memenuhi Panggilan Hati (Depertemen Kehutanan)" (PDF). Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 2017-09-07. Diakses tanggal 2017-09-07. 
Kembali kehalaman sebelumnya