Kalibangkang, Ayah, Kebumen
Batas-batas Wilayah
Pembagian WilayahDesa Kalibangkang memiliki 5 Rukun Warga (RW), 25 Rukun Tetangga (RT) dan 9 Pedukuhan yakni:
SejarahSejarah Desa Kalibangkang pada dasarnya tidak memiliki sejarah terbentuknya desa yang jelas dan ilmiah, karena tidak didukung oleh data-data ilmiah semacam peninggalan-peninggalan yang otentik, prasasti maupun tulisan-tulisan kuno. Sejarah yang ada hanyalah sepenggal cerita dari orang-orang tua yang saat ini masih tersisa, itupun masih bersifat cerita turun-temurun. Kalibangkang berasal dari kata Kali dan Bangkang. Kali berasal dari bahasa jawa, yang artinya sungai. Tetapi kata kali di Desa Kalibangkang mempunyai arti yang lebih spesifik, yaitu bukan kali yang berfungsi sebagai sarana salura air atau irigasi, tetapi kali yang dimaksud adalah âmata airâ. Sedangkan kata bangkang, berasal dari nama hewan amphipi semacam keong atau siput yang hidup di kali. Jadilah kata kali dan bangkang tersebut nama sebuah desa, yaitu Kalibangkang.[1] GeografisDesa Kalibangkang berada di ujung barat daya Kabupaten Kebumen. Dari kota Kebumen berjarak kurang lebih 50 km dengan waktu tempuh mencapai 2 jam, karena infrastruktur jalan untuk menuju Desa Kalibangkang berkelok-kelok dan menajak. Desa Kalibangkang berada di tengah perbukitan Kawasan Karst Gombong Selatan Kabupaten Kebumen. Desa Kalibangkang memiliki ketinggian wilayah berkisar antara 210-360 meter di atas permukaan air laut (Mdpl) dengan rata-rata 311 Mdpl. Desa Kalibangkang menjadi daerah hulu sejumlah sungai cukup besar seperti Sungai Logending dan Sungai Teba. Pembangunan DesaDesa Kalibangkang dahulu merupakan desa terpencil dan termasuk desa tertinggal. Seiring dengan perkembangan zaman, ketertinggalan Desa Kalibangkang sedikit demi sedikit mulai teratasi. Pada Juni 2012, kesulitan signal telpon seluler teratasi dengan berdirinya Tower "Telkomsel" di desa Kalibangkang., pembangunan sarana air bersih dari Program PAMSIMAS, pembangunan perumahan sebanyak 139 unit dari Program BSPS Kemenpera dan pembangunan MCK komunal pada 12 titik dari Kemenpera dan pembangunan lapangan desa secara swadaya. Pada tahun 2013 juga masuk signal 3G / HSDPA Telkomsel. Hal itu sangat berpengaruh terhadap cara berkomunikasi dan bersosialisasi bagi warga, utamanya remaja dan anak-anak muda. Tentu saja tak terlepas dari segi positif dan negatifnya. Tonggak sejarah terpenting adalah dilebarkannya jalan menuju Kalibangkang lewat Desa Candirenggo dengan dana PNPM kuota Kecamatan. Tahun 2013 pembangunan infrastruktur jalan banyak dilaksanakan di Kalibangkang. Pembetonan jalan Dusun Masaran, Pembetonan jalan Dusun Gunung Duwur dari dana PNPM, pembetonan jalan Dusun Dukuh dari dana PPIP, pembetonan jalan-jalan lingkungan bantuan PC dari Pemda Kebumen. Dengan pelebaran jalan dari Candirenggo - Pasar Pereng desa Tlogosari, perjalanan paling sulit (karena sempit dan menanjak) telah sedikit teratasi. Akhir 2015, dengan fasilitasi dari Pemda Kebumen, Kalibangkang mempunyai Sistem Informasi Desa (SID). Portal Desa tersebut telah menjadi warna baru dalam Pemerintahan Desa, terutama dibidang keterbukaan informasi. AksesbilitasDesa Kalibangkang dapat ditempuh melalui jalur barat (Kota Kebumen - Kota Gombong - Ijo - Kecamatan Rowokele - Candirenggo - Desa Kalibangkang). Ruas Candirenggo - Desa Kalibangkang harus menempuh jalan yang sempit sepanjang 6 km. Sementara, jika ditempuh melalui jalur timur (Kota Kebumen - Kota Gombong - Geblug - Desa Kalibangkang) dengan juga menempuh kondisi jalan yang sempit dan menanjak sepanjang 9 km. Hal tersebut menyebabkan waktu tempuh menuju Desa Kalibangkang sangat panjang. Infrastruktur jalan yang buruk, ditambah lagi dengan kondisi jalan yang menaik tajam dan juga menurun menukik tajam. PendudukSecara umum, warga Desa Kalibangkang sangat agamais, dengan kecenderungan agama Islam, cukup terpelajar, dan berpandangan maju. Masyarakat secara umum mudah untuk diajak maju. Secara ekonomi, warga Kalibangkang mayoritas berpenghasilan sebagai pengrajin gula kelapa atau sering disebut Nderes. Permasalahan yang dihadapi oleh para pengrajin Gula Kelapa adalah, mereka tidak bisa menentukan harga pasar, karena semua hasil produksinya dijual kepada pengepul. Gula yang dibuat para pengrajin dijual kepada pengepul/warung klontong, dengan harga yang ditentukan oleh pengepul tersebut.Profesi lainnya adalah buruh, pegawai negeri, guru, wiraswasta. Umumnya penduduk usia produktif pergi merantaau atau bersekolah ke kota besar seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, Bekasi (Jabotabek), Kota Bandung dan sejumlah kota besar di luar pulau. Mayoritas penduduknya memeluk agama Islam. Jenjang pendidikan yang dicapai penduduk di wilayah ini adalah hingga Universitas meski sebagiaan besar tamatan Sekolah menengah pertama. Potensi DesaDesa Kalibangkang memiliki Potensi Alam dan Budaya yang cukup bagus. Desa Kalibangkang memiliki Potensi Alam Berupa Tanah dengan penggunaaanya yang bermacam macam, baik pertanian maupun perkebunan. Selain itu, Desa Kalibangkang Juga memiiki Potensi Air berupa Air Terjun dan Sungai. Potensi AlamCurug Siji dan sungai yang mengalir di Desa Kalibangkang adalah salah satu potensi alam Desa Kalibangkang. Dulunya Curug Siji merupakan potensi air yang ada di Desa Kalibangkang. Dulu di Curug Siji tersebut pernah dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (Kincir Air) Potensi BudayaDesa Kalibangkang juga memiliki Potensi Budaya, yaitu Tradisi Muludan (Tenongan), Suran (Becekan), Likuran (Becekan), Kesenian Ebeg/Kuda Lumping, Kesenian Jidur, Kesenian Barzanzi, Kesenian Rebana, dan lain lain. Makanan KhasDesa Kalibangkang memiliki makanan khas yaitu cimplung (singkong yang direbus menggunakan air Nira Kelapa). Selain itu, ada Gembus, Gula Kelapa, Lemper, Lanting Klathak dan lain-lain. Referensi
|