Jati belanda
Jati Belanda atau Guazuma ulmifolia adalah salah satu tanaman suku Sterculiaceae dan dikenal sebagai salah satu tanaman obat.[2] Daun jati belanda sudah umum terdapat dalam jamu pelangsing tubuh dan biasanya dibuat dalam bentuk teh.[2] DistribusiTanaman jati belanda biasanya ditemukan di Indonesia, khususnya di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Tanaman ini juga dikenal dengan nama jati londo atau jatos landi di Jawa. Selain di Indonesia, jati belanda juga ditemukan di kawasan lain di seluruh dunia seperti dataran Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. MorfologiMorfologi tanaman jati belanda adalah pohon dengan batang keras dan bercabang, berkayu bulat dengan permukaan batang yang kasar, dan berwarna cokelat kehijauan. Daun berbentuk bulat telur dengan pinggiran bergerigi, permukaan kasar, ujung runcing, pangkal berlekuk, pertulangan menyirip berseling, panjang 10–16 cm dan lebar 3–6 cm. Bunga tunggal. Nama LainJati belanda atau Guazuma ulmifolia Lamk. mempunya sinonim nama latin Guazuma tamentosa Kunth.[2] Di Jawa, tanaman ini disebut jati londo atau jatos landi.[3] Kandungan FitokimiaTanaman ini mengandung alkaloid, tanin, saponin, flavonoid, terpenoid, glikosida jantung, dan steroid. Telah dilaporkan adanya isolasi oktakosanol, taraxeroloac, friedelin-3-áoac, â-sitosterol, dan friedelinol-3-asetat pada daunnya. Kayu teras mengandung kaempferol dan buahnya mengandung lendir manis yang dapat dimakan. Minyak atsirinya mengandung senyawa utama Eugenol (10,13%). Adapun, hasil isolasi epikatekin dan oligomer prosianidin seperti prosianidin B2, prosianidin B5, prosianidin C1 dari kulit kayu [4]. KegunaanSecara tradisonal, daun jati belanda dipercaya bisa digunakan sebagai obat pelangsing tubuh dan menurunkan kadar lemak tubuh. Sebab, daun jati Belanda mengandung zat lendir dan serat yang mampu menghambat penyerapan lemak, gula dan kolesterol dalam tubuh.[5] Bijinya dapat digunakan sebagai obat sakit perut dan kembung serta buahnya dapat digunakan sebagai obat batuk.[2] Selain itu, dekok kulit batang dapat digunakan sebagai obat malaria, diare dan sifilis. Jati belanda juga dapat digunakan untuk mengobati influenza (flu), pilek, disentri, luka dan patah tulang.[6] Ekstrak dari daunnya dapat menekan pertumbuhan bakteri Staphylococcus aureus, Shigella dysenteria, dan Bacillus subtilis secara in vitro.[6] Aktivitas farmakologis pada tanaman yang ditunjukkan hingga saat ini adalah aktivitas antioksidan, antihipertensi dan vasorelaksasi, antidiabetik, antivirus, antisekretori, antibakteri, antijamur, sitotoksisitas, gastroprotektif, hepatoprotektif, neurologis dan uterus[4]. Referensi
|