Janti, Slahung, Ponorogo
EtimologiKata "Janti" berasal dari lakuran dua kata yaitu aja dan nganti. Kata tersebut lahir karena pendiri desa ini yang memberi nasihat, peringatan, pelajaran kepada sanak saudara dan anak buahnya dengan berulang-ulang kata: aja nganti (jangan sampai), aja nganti tukar padu (jangan sampai berselisihan), aja nganti tukaran (jangan sampai berkelahi), aja nganti nyolong (jangan sampai mencuri), aja nganti goroh (jangan sampai menipu), dan sebagainya dengan harapan agar bisa hidup dengan damai, aman, tenteram lahir dan batin.[2] SejarahMenurut babad cikal bakal Janti, berdirinya Desa Janti bertujuan untuk membangun tempat tinggal yang damai, aman, tenteram lahir dan batin. Dimulai oleh persaudaraan antara dua insan sebagai sesepuh yaitu Mbah Bayat yang berasal dari daerah Jawa Tengah dengan Mbah Kholifah atau juga dikenal dengan Mbah Klipo (dimakamkan di pemakaman Suni, Desa Janti).[2] GeografiTopografiDesa Janti mempunyai luas wilayah 212,24 hektare (lahan pertanian 146,53 ha dan lahan non-pertanian 65,71 ha), 2,35% dari total luas kecamatan. Desa ini berada di ketinggian sekitar 142 meter di atas permukaan laut yang seluruh wilayahnya berada di dataran rendah. Sungai yang melewati desa ini ada 2 sungai.[1] IklimDesa Janti memiliki iklim tropis yang mengalami dua musim, yaitu musim kemarau dan hujan. Curah hujan paling tinggi terjadi pada bulan Desember hingga April. Curah hujan terendah terjadi pada bulan Juli, Agustus, September, dan Oktober.
Batas AdministrasiDesa Janti berbatasan langsung dengan wilayah-wilayah sebagai berikut:
Jarak kantor desa Janti dengan kantor kecamatan Slahung kurang lebih 8 km ke arah selatan dan ke ibu kota Ponorogo kurang lebih 16 km ke arah timur laut.[3] PemerintahanKepala DesaBerikut adalah daftar nama Kepala Desa Janti:
EkonomiKomoditasKomoditas unggulan Desa Janti yaitu sektor pertanian dan perkebunan. Sektor pertanian dan perkebunan komoditas unggulannya adalah padi, jagung, jeruk, kedelai, kacang tanah, dan ubi kayu. Komoditas sektor pertanian dan perkebunan tahun 2017 menghasilkan padi 1.150 ton, jagung 667 ton, kedelai 45 kuintal, dan ubi kayu 932 ton.[4] Ketersediaan lahan pertanian dan perkebunan pada tahun 2017 yang sudah digunakan untuk irigasi seluas 95 ha, tegal/kebun seluas 58 ha, padi seluas 195 ha, jagung seluas 83 ha, kedelai seluas 3 ha, dan ubi kayu seluas 86 ha.[4] DemografiPenduduk
Menurut publikasi Badan Pusat Statistik, jumlah penduduk di Desa Janti pada Sensus penduduk tahun 2010 adalah 1.643 jiwa yang terdiri atas 783 laki-laki dan 860 perempuan.[3] Sedangkan publikasi BPS Kabupaten Ponorogo untuk jumlah penduduk pada tahun 2018, Desa Janti memiliki penduduk sebesar 1.937 jiwa. Desa ini memiliki 3 dusun, 6 rukun tetangga (RT), dan 18 rukun warga (RW).[1] AgamaAgama yang dianut oleh penduduk Desa Janti mayoritas adalah Islam, 100% dari total populasi.[1] Jumlah keseluruhan tempat peribadatan di Desa Janti pada tahun 2020 adalah sejumlah 13 buah. Masjid berjumlah 6 buah dan Musala berjumlah 7 buah.[6][7] BahasaBahasa Jawa dengan dialek Madiun adalah bahasa yang paling sering digunakan. Bahasa Indonesia hanya digunakan untuk komunikasi antar-etnis dan keperluan resmi. Pendidikan dan SosialDesa Janti mempunyai dua sekolah dasar yaitu SDN Janti dan MIN Janti. Pada tahun 2018, Desa Janti telah memiliki 3 posyandu.[1] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|