Heri Hermansyah
Heri Hermansyah (lahir 18 Januari 1976) merupakan seorang akademisi dalam Ilmu Teknik dan Guru Besar dalam Ilmu Rekayasa Proses Bioreaksi dari Indonesia. Ia saat ini menjabat sebagai rektor Universitas Indonesia untuk periode 2024 hingga 2029 sejak 4 Desember 2024. Sebelumnya beliau adalah Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia (FT UI). Heri merupakan Guru Besar termuda di FT UI yang dikukuhkan pada tanggal 19 Juni 2013 dalam usia 37 tahun.[1] Selama menjabat sebagai Dekan, Heri membawa Fakultas Teknik Universitas Indonesia menjadi kampus teknik terbaik menurut predikat Times Higher Education (THE) pada tahun 2023 dan 2024. Selain itu, pada saat kepemimpinannya, Program Studi Teknik Kimia, Arsitektur, Teknik Mesin dan Teknik Elektro UI menjadi program studi terbaik di Indonesia berdasarkan ranking QS.[2] Heri memprakarsai pembangunan sejumlah infrastruktur pendukung di Fakultas Teknik seperti gedung InterDisciplinary Engineering (IDE), yang mana di dalamnya terdapat laboratorium penelitian maju interdisiplin keteknikan untuk bidang transisi energi, biosystem dan bioengineering, dan smart city.[3][4] Selain itu untuk menaungi program studi interdisiplin, Heri membentuk departemen baru yang ke-8 di FTUI yaitu Departemen Interdisiplin Keteknikan (DIK).[5] Heri memulai kariernya sebagai staf pada sebuah perusahaan perdagangan internasional sebelum kembali ke almamaternya sebagai dosen. Ia secara resmi menjadi dosen muda di Departemen Teknik Gas dan Petrokimia, Fakultas Teknik Universitas Indonesia per 1 Maret 1999. Selain mengajar dan meneliti, ia mendapatkan beberapa amanah untuk menempati beberapa jabatan struktural secara berjenjang. Pada level departemen, Heri pernah menjabat sebagai Ketua Group Riset Rekayasa Industri Bioproses, Direktur Unit Pengabdian dan Pelayanan Masyarakat Teknik Gas dan Petrokimia (UPPM TGP), dan Ketua Program Studi Teknik Bioproses. Heri dipercaya sebagai Manager Kerjasama, Kemahasiswaan, Alumni dan Ventura. Atas keberhasilannya di tingkat fakultas, ia kemudian diangkat sebagai Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia dari tahun 2016 hingga 2019. Dari tingkat Universitas, Heri dipercaya untuk menjabat sebagai Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual di Kementerian Riset dan Teknologi-Badan Riset dan Inovasi Nasional (Kemenristek–BRIN) dari tahun 2020 hingga 2021 sebelum terpilih menjadi dekan pada tahun 2022. Heri aktif dalam organisasi profesi Asian Federation of Biotechnology (AFOB) sebagai Advisory Board tahun 2012 – 2021 dan terakhir menjabat sebagai Wakil Presiden AFOB dari tahun 2021 hingga kini. Riwayat HidupRiwayat PendidikanHeri Hermansyah lahir pada tanggal 18 Januari 1976 di Sukabumi, Jawa Barat. Usai menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas di SMA Negeri 1 Sukabumi pada tahun 1994, Heri menjalani pendidikan tinggi dalam bidang Teknik Gas dan Petrokimia di Universitas Indonesia. Heri memperoleh penghargaan sebagai Mahasiswa Terbaik di Jurusan Teknik Gas dan Petrokimia angkatan 1994 selama tiga tahun berturut-turut dari tahun 1995 hingga 1997 dan mahasiswa berprestasi bidang penalaran Universitas Indonesia pada tahun 1998. Setelah empat tahun, ia lulus pada tahun 1998 dengan gelar Sarjana Teknik.[6] Usai menamatkan pendidikan sarjananya, Heri meneruskan pendidikan S2 dan S3-nya dalam bidang Teknik Kimia di Universitas Tohoku, Jepang. Ia memperoleh beasiswa dari Panasonic untuk menjalani pendidikan magister dari tahun 2000 hingga 2003 dan beasiswa dari Hitachi untuk beasiswa doktoral dari tahun 2003 hingga 2006.[6][7] Pengalaman OrganisasiHeri aktif terlibat dalam berbagai organisasi akademis, profesional, maupun masyarakat di tingkat nasional maupun internasional. Selama berkuliah di Universitas Indonesia, Heri mengikuti sejumlah unit kegiatan mahasiswa seperti Resimen Mahasiswa, Ikatan Mahasiswa Teknik Gas dan Petrokimia, Kelompok Studi Mahasiswa (KSM) Eka Prasetya UI, dan Pencak Silat Sin Lam Ba. Heri tercatat pernah menjadi Ketua Reviewer Penelitian Nasional sejak tahun 2016-2021, Advisory Board Asian Federation of Biotechnology (AFOB) sejak 2012-2021. Heri juga aktif dalam kegiatan volunteer seperti menjadi Ketua Divisi Pendidikan dan Kebudayaan di Badan Pengurus Pusat Persatuan Alumni Jepang (PERSADA), Badan Kejuruan Kimia Persatuan Insinyur Indonesia (BKK PII), Ketua Komite SMA Unggulan MH Thamrin dari tahun 2019 hingga 2020 dan SMA Pradita Dirgantara dari tahun 2023, Pembina UKM Renang UI dari tahun 2017 hingga 2019, dan pembina Resimen Mahasiswa sejak 2021.[8] Saat ini, Heri masih aktif sebagai Wakil Presiden Asian Federation of Biotechnology dari Indonesia[9] dan di dalam Forum Dekan Teknik Indonesia. Riwayat KarierSetelah lulus dari jenjang sarjana, Heri sempat bekerja sebagai staf pengendalian mutu pada perusahaan Swire & Maclaine di Jakarta sebelum diminta untuk kembali ke Universitas Indonesia sebagai dosen.[8] Heri dipercaya untuk memegang sejumlah jabatan struktural di FT UI usai menyelesaikan pendidikannya di Jepang. Pada tahun 2007, Heri diangkat menjadi Direktur Unit Pelayanan Masyarakat di Fakultas Teknik. Heri juga mengepalai kelompok Riset Teknologi Bioproses dan berperan dalam mendirikan program Studi Teknologi Bioproses dimana ia diangkat menjadi sebagai Ketua Program Studi tersebut dari tahun 2008 hingga 2014.[7] Sebagai Ketua Prodi, Heri berhasil mengarahkan program studi tersebut hingga memperoleh akreditasi A dari pemerintah.[8] Pada tanggal 19 Juni 2013, Heri secara resmi dikukuhkan menjadi guru besar dalam ilmu rekayasa proses bioreaksi. Pidato pengukuhannya, yang berjudul Membangun Industri Proses Biokatalisis untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Bangsa, menekankan penerapan inovasi biokatalis dalam berbagai bidang industri sebagai cara untuk mendorong industri yang lebih ramah lingkungan.[1] Usai menjabat sebagai Ketua Program Studi, Heri memperoleh promosi untuk jabatan tingkat fakultas sebagai Manajer Kerjasama, Kemahasiswaan, Alumni dan Ventura FT UI dari tahun 2014 hingga 2016. Sebagai Manager, Heri mengelola kegiatan ekstrakulikuler mahasiswa FTUI baik kegiatan akademik maupun non-akademik, yang terdiri dari 5000 mahasiswa, 30 organisasi kemahasiswaan dan lebih dari 300 program kerja organisasi mahasiswa FTUI. Selama menjabat sebagai Manager, dihasilkan lebih dari 100 prestasi juara setiap tahunnya untuk level nasional dan internasional. Salah satu contohnya, para mahasiswa FTUI berhasil menjuarai (Juara 1) Shell Eco Marathon yang diselenggarakan di Filipina. Heri juga berperan dalam mengelola hubungan FTUI dengan Alumni dan organisasi alumninya, mendorong kegiatan sinergis alumni dan kampus untuk menunjang kegiatan akademik dan non akademik seperti beasiswa[10], internship, kerja praktek, lowongan pekerjaan, homecoming day alumni FTUI, pengembangan karir dan lain-lain. Selain itu, Heri juga turut membantu mengelola 10 lembaga ventura FTUI untuk meningkatkan pendapatan kerjasama professional dalam bentuk pelatihan, konsultan dan pengujian lab. Selanjutnya, Heri kembali dipromosikan menjadi Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) UI dari tahun 2016 hingga 2019.[7]Sebagai direktur, Heri ditugaskan untuk mengembangkan riset dan pengabdian masyarakat di UI dan mengelola laboratorium dan pusat riset di seluruh universitas. Direktorat yang dipimpinnya membawa UI untuk memperoleh penghargaan dari Bank Pembangunan Islam untuk bidang science and technology pada tahun 2017 dan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana pada tahun 2018.[7] Selain itu, proposal hibah dan publikasi ilmiah terindeks Scopus UI berhasil naik tiga kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya. Pada saat Heri menjadi Direktur DRPM UI, ia membawa UI mendapatkan hibah dari United States Agency for International Development (USAID) dengan Program Sustainable Higher Education Research Alliance (SHERA) dalam Proposal yang berjudul "Scientific Modeling, Application, Research, and Training for. City-centered Innovation and Technology" (SMART CITY). Adapun programnya berupa:
Heri bersama timnya dan anggota konsorsium yang terdiri dari dengan 4 (empat) Universitas di Amerika Serikat, mengelola kerjasama dengan 5 universitas lokal di Indonesia dan selanjutnya menginisiasi dan mengembangkan kerja sama baru dengan lebih dari 20 universitas lainnya di Indonesia. Selain itu, Heri juga membawa SMART CITY UI sebagai lembaga yang menjalin kerja sama baru dengan pihak industri dan pemerintah daerah untuk keberlanjutan program jangka panjang. Pencapaian lainnya yang dilakukan Heri ketika menjabat sebagai Direktur DRPM yaitu:
Selain itu, Heri juga menjadi motor penggerak Program UI Peduli sebagai bentuk kehadiran UI dalam tanggap respon bencana di seluruh wilayah Indonesia dari Aceh sampai Papua. Heri memimpin langsung tim relawan UI Peduli yang terdiri dari tim dokter, antropolog dan teknik untuk membantu di bidang kesehatan, sosial pendidikan dan penyediaan energi terbarukan di Agats dan Kolf Braza, Asmat - Papua.[11] Tim tersebut melakukan layanan kesehatan, penguatan gizi dan asesmen sosial budaya. Tim melakukan penyisiran kondisi anak Balita di 3 kampung Distrik Agats dengan didampingi oleh tim kesehatan TNI. Selain itu tim UI Peduli yang dipimpin oleh Heri juga mengunjung wilayah Kolf Braza, Agats untuk memberikan bantuan[12]. Selain itu, tim UI Peduli dibawah pimpinan Heri juga aktif memberikan bantuan pertama di awal bencana datang, seperti Tsunami Banten, gempa bumi dan tsunami di Donggala, Palu, gempa bumi di Lombok, NTB dan gempa di Maluku, dan lain-lain. Selepas menjabat Direktur DRMP UI, Heri memulai karir di Kemenristek–BRIN dan menjabat Direktur Pengelolaan Kekayaan Intelektual dan Pelaksana Tugas (Plt.) Direktur Riset dan Pengabdian Masyarakat. Sebagai direktur, Heri memprakarsai sejumlah penghargaan bagi peneliti seperti Anugerah Kekayaan Intelektual,[13] Penghargaan HKI Produktif, Artikel Ilmiah Berkualitas Tinggi, Peneliti Produktif Berkualitas Tinggi, dan Jurnal Ilmiah Bereputasi. Heri juga mempercepat proses penetapan penerima dan pencairan hibah riset dan pengabdian masyarakat pada tahun 2021 dimana proses pencairan dapat dilakukan pada bulan April 2021. Disela-sela kesibukannya pada tugas manajerial, sebagai individual Dosen, Heri juga tetap produktif dalam membimbing mahasiswa dan menulis karya ilmiah. Heri termasuk kedalam 500 peneliti terbaik Indonesia versi Science Technology Index, Kemristek–BRIN (2021) dan telah menghasilkan 186 Artikel Ilmiah terindex Scopus dengan h-index Scopus 17 per Juli 2024. Ia sebelumnya juga memperoleh penghargaan sebagai dosen berprestasi pada tahun 2010 dan 2013. Heri bersama dengan ilmuwan lainnya memegang hak paten untuk temuan produksi ekstrak basah, ekstrak kering dan imobilisasi lipase ekstraseluler sebagai biokatalis untuk reaksi katalisis minyak nabati, yang dihasilkan pada tahun 2019.[8] Total penghargaan yang didapatnya mencapai 27 penghargaan prestasi pada tingkat Universitas, Nasional dan Internasional selama kurun waktu 1995 – 2024. Dekan Fakultas Teknik Universitas IndonesiaPada akhir tahun 2021, Heri mencalonkan diri sebagai kandidat Dekan Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Heri terpilih menjadi dekan setelah melalui asesmen akhir yang dilakukan oleh pihak rektorat pada bulan November 2021.[14] Heri secara resmi dilantik menjadi dekan pada tanggal 7 Januari 2022 oleh rektor UI.[15] Selama menjabat sebagai dekan, Heri berhasil membawa Fakultas Teknik UI memperoleh predikat terbaik secara nasional berdasarkan ranking THE tahun 2023,[16] 2024,[17] dan menabalkan program studi teknik kimia, arsitektur, teknik mesin dan teknik elektro di UI menjadi program studi terbaik di Indonesia berdasarkan ranking QS.[2] Selain itu, Heri memprakarsai pembangunan sejumlah infrastruktur pendukung di Fakultas Teknik seperti gedung InterDisciplinary Engineering (IDE), yang mana di dalamnya terdapat laboratorium penelitian maju interdisiplin keteknikan untuk bidang transisi energi, bioengineering system, dan smart city.[3][4] Selain itu untuk menaungi program studi interdisiplin, Heri membentuk departemen baru yang ke-8 di FTUI yaitu Departemen Interdisiplin Keteknikan (DIK). Departemen baru itu ke depannya bakal menjadi wadah untuk mengembangkan teknologi dan inovasi yang melibatkan berbagai bidang ilmu teknik. Departemen Interdisiplin Keteknikan FT UI juga akan mengintegrasikan berbagai disiplin ilmu teknik guna menghasilkan solusi komprehensif untuk tantangan pembangunan di Indonesia.[5] Heri membawa FTUI menjalin kerja sama nasional dan internasional yang berdampak bagi kemajuan dan pembangunan di FTUI. Kehidupan PribadiKeluargaHeri menikah dengan Isri Nur Asri dan dikaruniai 3 anak yaitu Alyana Syahriani (Mahasiswa Profesi FKG UI), Adila Nuraini (mahasiswa Fakultas Psikologi UI) dan Muhammad Ken Alirazi (Taruna Akademi Angkatan Udara - AAU). Tanda jasa
Riwayat singkatPendidikan
Jabatan
Referensi
|