Haul Guru Sekumpul
Haul Guru Sekumpul adalah acara tahunan yang diselenggarakan untuk memperingati hari wafat Tuan Guru Muhammad Zaini Abdul Ghani Al-Banjari atau yang kerap disapa Abah Guru Sekumpul. Haul ini diadakan setiap tanggal 5 Rajab dan dipusatkan di Musala Ar-Raudhah Sekumpul, Martapura, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan. Haul ini diperkirakan menjadi acara haul terbesar di Indonesia bahkan di kawasan Asia dan sekitar 3 juta jemaah diperkirakan berhadir setiap tahunnya, jumlah jemaah yang berhadir terus bertambah setiap tahun, jemaah yang datang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia, bahkan ada juga yang datang dari berbagai negara di wilayah Asia Tenggara dan Timur Tengah serta Afrika Utara.[1] Haul ini telah dipersiapkan sejak 6 bulan sebelum puncak acara, karena jumlah jemaah yang terus meningkat setiap tahunnya. Persiapan
XL Axiata, Telkomsel, dan Indosat juga melakukan penambahan kapasitas BTS di beberapa titik dan menyiapkan beberapa BTS Seluler untuk mendukung perluasan jaringan di sekitar area berlangsungnya acara untuk meningkatkan jaringan telekomunikasi.[3] Lapangan Murjani Banjarbaru dipersiapkan untuk menjadi lahan parkir para jemaah. Dinas Perhubungan Kota Banjarbaru menyediakan ratusan unit armada angkutan umum untuk mempermudah akses transportasi jemaah yang ingin menuju lokasi haul. BRT Banjarbakula juga menyediakan seluruh armada untuk para jemaah. Sekitar 2300 ekor sapi dan kambing dipersiapkan untuk konsumsi, sumbangan ribuan ekor sapi dan kambing dari para jemaah tersebut disebar ke dapur-dapur umum, yang akan dimasak dengan menu khas Timur Tengah, yaitu nasi samin.[4] Pada haul ke-15 tahun 2020, tercatat 161 dapur umum turut mendukung konsumsi jemaah.[5] Posko Kesehatan dari Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten juga menginstruksikan Rumah Sakit dan Puskesmas untuk melayani kesehatan Jamaah Haul Guru Sekumpul, ada yang dari Rumah Sakit Ulin, Sultan Suriansyah Puskesmas Martapura 2, dan banyak UPTD Puskesmas maupun Rumah Sakit lain di wilayah Kalimantan Selatan Rangkaian Acara HaulRangkaian acara haul hari pertama digelar usai salat Isya di kubah atau di area dimakamkannya Abah Guru Sekumpul. Sedangkan, pada acara hari kedua sebagai puncak pelaksanaan haul bertempat di Mushala Ar-Raudhah Sekumpul Martapura. Sejak hari pertama pelaksanaan acara haul hingga acara puncaknya, jemaah tumpah ruah hadir, bahkan lautan manusia hingga belasan kilometer jaraknya dari titik sentral pelaksanaan. Acara puncak diisi dengan dimulai dengan pembacaan Maulid Al-Habsyi, dilanjutkan dzikir nasyid dan terakhir pembacaan doa. Acara ini dipimpin dua putra mahkota Sekumpul, yaitu Haji Ahmad Hafi Badali dan Haji Muhammad Amin Badali yang didampingi para ulama dan habaib. Sehabis itu seluruh jemaah kembali ke tempat asalnya masing-masing. Pada haul ke-16 tahun 2021, pihak keluarga secara resmi mengumumkan acara ini tidak digelar untuk umum demi mencegah penyebaran COVID-19.[6] JemaahDalam kegiatan ini, tidak hanya dihadiri jemaah dari Kalimantan. Namun, juga dari penjuru Nusantara, Asia Tenggara, Timur Tengah, bahkan mancanegara. Jutaan jemaah tumpah ruah hadir, hingga puluhan kilometer jaraknya dari titik utama Musala Ar-Raudhah. Hal ini seperti yang terjadi pada haul ke-14 pada tahun 2019. Parkir jemaah haul sudah mencapai Lapangan Murjani Banjarbaru, di mana jaraknya sekitar 10 kilometer dari pusat kegiatan. Pada haul ke-13 tahun 2018, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo, Panglima TNI, Kapolri, dan sejumlah menteri serta petinggi negara hadir sebagai jemaah dalam acara.[7] Sandiaga Uno juga hadir menjadi jemaah pada haul ke-14 tahun 2019.[8] SosialSejak jauh-jauh hari, warga Kalimantan Selatan dan provinsi sekitarnya mempercantik lingkungan dengan memasang umbul-umbul dan bendera. Setiap kampung juga tak ingin terlupa untuk memasang spanduk ucapan selamat datang kepada para jemaah haul yang dipancang di setiap jalan dan gang-gang serta dimuka rumah-rumah masing-masing. Masjid, mushala, pertokoan, perkantoran, rumah-rumah pribadi, bahkan Stadion Demang Lehman disulap menjadi tempat penginapan gratis untuk para jemaah selama pelaksanaan haul. Dilengkapi dengan layanan makan harian dan camilan juga tersedia secara gratis yang disediakan oleh para relawan haul. Konsumsi untuk para jemaah tak hanya disajikan di penginapan-penginapan, melainkan juga di jalan-jalan dan rest area menuju pelaksanaan haul. Sejak kedatangan hingga kepulangan jemaah dari dan menuju lokasi haul, masyarakat Kalimantan Selatan dengan senang hati dan ikhlas lahir bathin membagikan makanan, minuman, serta camilan gratis bagi para jemaah haul di setiap sudut jalan. Sebagian dari mereka bahkan mendirikan dapur umum agar makanan yang disajikan adalah makanan yang berkualitas. Para dermawan itu tak hanya berasal dari kalangan atas, tetapi juga dari kalangan menengah ke bawah yang rela menyisihkan uangnya demi memfasilitasi jemaah. Dinas Pendidikan Kabupaten Banjar pun meliburkan seluruh sekolah yang berada di jalur haul karena sudah dapat dipastikan akan terjadi kemacetan parah.[9] Referensi
|