Harimau tasmania
Harimau tasmania (bahasa Latin: Thylacinus cynocephalus) adalah marsupialia karnivora terbesar pada kala modern. Hewan ini dinamai "harimau" karena memiliki punggung yang bercorak belang, tetapi ada juga yang menyebutnya serigala tasmania karena bentuk tubuh dan sifatnya mirip hewan dari famili Canidae. Hewan ini merupakan hewan asli Australia, Tasmania, dan Papua. Harimau tasmania mengalami kepunahan pada abad ke-20, dan hewan ini sendiri merupakan spesies terakhir dari familinya, Thylacinidae. Spesimen-spesimen anggota famili Thylacinidae sendiri telah ditemukan dalam rekaman fosil yang dapat ditilik kembali hingga kala Oligosen. Berdasarkan bukti-bukti yang ada, hewan ini adalah hewan nokturnal yang cukup pemalu, dengan bentuk tubuh yang mirip dengan anjing, kecuali untuk ekornya yang kaku, kantong di perut (mirip dengan kanguru), serta corak belang di punggungnya. Harimau tasmania merupakan predator puncak seperti harimau dan serigala di Belahan Utara. Namun, hewan ini sama sekali tidak berkerabat dekat dengan hewan-hewan tersebut karena harimau tasmania tergolong sebagai marsupialia, tetapi akibat proses evolusi konvergen hewan ini memiliki bentuk tubuh dan adaptasi yang mirip dengan mereka. Kerabat terdekatnya pada kala modern adalah setan tasmania atau numbat. Harimau tasmania merupakan salah satu dari dua spesies marsupialia di dunia dengan kantong pada hewan betina dan jantan (yang lainnya adalah oposum air). Kantong pada harimau tasmania jantan berfungsi sebagai selaput pelindung yang menutupi organ perkembangbiakan luarnya saat ia melewati belukar-belukar lebat. Harimau tasmania telah dideskripsikan sebagai pemangsa yang ulung berkat kemampuannya untuk bertahan hidup dan memburu mangsa di wilayah yang jarang dihuni. Harimau tasmania telah menjadi hewan yang amat langka atau bahkan punah di benua Australia sebelum masa penjajahan Britania, tetapi hewan ini berhasil bertahan di Pulau Tasmania bersama dengan sejumlah spesies endemik lainnya, termasuk setan tasmania. Selain akibat perburuan berhadiah yang berlebihan, kepunahan hewan ini mungkin juga dipicu oleh serangan penyakit, kedatangan spesies anjing, dan gangguan manusia terhadap habitatnya. Meskipun secara resmi dianggap telah punah, laporan tentang terlihatnya hewan ini masih muncul, walaupun belum ada yang terbukti. EvolusiHarimau tasmania modern pertama kali muncul sekitar empat juta tahun lalu. Spesies dari famili Thylacinidae telah ada sejak awal kala Miosen; semenjak awal era 1990-an, sedikitnya tujuh spesies telah ditemukan dalam bentuk fosil di Riversleigh, bagian dari Taman Nasional Lawn Hill di Queensland barat laut.[11][12] Harimau tasmania dickson (Nimbacinus dicksoni), spesies tertua dari ketujuh spesies yang telah ditemukan, dapat ditilik kembali ke masa sekitar 23 juta tahun yang lalu. Thylacinidae yang ini jauh lebih kecil daripada kerabat-kerabatnya.[13] Spesies terbesar, yaitu Thylacinus potens yang tumbuh hingga seukuran serigala, merupakan satu-satunya spesies yang masih bertahan hingga kala Miosen akhir.[14] Pada kala Pleistosen akhir dan Holosen awal, harimau tasmania modern tersebar luas (meskipun tidak banyak jumlahnya) di Australia dan Pulau Papua.[15] Sebagai contoh evolusi konvergen, harimau tasmania memiliki banyak kemiripan dengan anggota famili Canidae di belahan utara: gigi yang tajam, rahang yang kuat, pergelangan kaki yang terangkat, dan bentuk tubuh yang serupa. Di Australia, harimau tasmania mengisi relung ekologi yang serupa dengan anjing di belahan dunia lainnya, sehingga perkembangan merekapun serupa. Namun, perlu ditegaskan bahwa hewan ini tidak berkerabat dengan pemangsa-pemangsa di Belahan Utara.[16]
Penemuan dan taksonomiPenduduk asli Australia telah mengenal harimau tasmania sejak lama, terbukti dari adanya seni batu yang dapat ditilik kembali paling tidak ke tahun 1000 SM.[19] Lukisan petroglif harimau tasmania telah ditemukan di daerah seni batu Dampier di Murujuga, Australia Barat. Pada saat penjelajah Eropa pertama tiba, binatang ini sudah punah di daratan Australia dan jarang ditemui di Tasmania. Ketika Abel Tasman dan rombongannya tiba di Tasmania pada tahun 1642, mereka menemukan jejak kaki "binatang buas yang memiliki cakar seperti harimau".[20] Marc-Joseph Marion du Fresne, yang datang dengan menumpangi kapal Mascarin pada tahun 1772, melaporkan bahwa ia telah melihat seekor "kucing harimau".[21] Laporan ini tidak dapat ditelan mentah-mentah sebagai bukti penampakan harimau tasmania, karena quoll harimau (Dasyurus maculatus) memiliki deskripsi yang serupa. Perjumpaan pertama yang dapat dipastikan sebagai perjumpaan dengan harimau tasmania adalah perjumpaan hewan tersebut dengan para penjelajah Prancis pada tanggal 13 Mei 1792, seperti yang dicatat oleh Jacques Labillardière dalam jurnalnya. Kemudian, pada tahun 1805, Wakil Gubernur Tasmania William Paterson mengirimkan sebuah deskripsi lengkap untuk diterbitkan di koran Sydney Gazette.[22] Deskripsi ilmiah harimau tasmania yang pertama dibuat oleh George Harris pada tahun 1808, lima tahun setelah pendirian permukiman pertama di Pulau Tasmania.[23][24] Harris awalnya menempatkan harimau tasmania dalam genus Didelphis, yang telah diciptakan oleh Carolus Linnaeus untuk menggolongkan oposum Amerika. Harris mendeskripsikan harimau tasmania sebagai Didelphis cynocephala, "anjing berkepala oposum". Setelah marsupialia Australia diakui sebagai kelompok yang berbeda dari mamalia lainnya, dibuatlah skema klasifikasi yang baru, dan pada tahun 1796 Geoffroy Saint-Hilaire menciptakan genus Dasyurus dan ia menempatkan harimau tasmania di dalam genus tersebut pada tahun 1810. Untuk menghindari percampuran tata nama Yunani dan Latin, nama spesiesnya diubah menjadi cynocephalus. Pada tahun 1824, hewan ini dimasukkan ke dalam genusnya tersendiri, yaitu Thylacinus, oleh Temminck.[25] Nama umum hewan ini dalam bahasa Inggris, thylacine, berasal dari nama genus ini, yang berakar dari kata dalam bahasa Yunani thylakos yang berarti kantung.[26] Menurut beberapa hasil penelitian, harimau tasmania merupakan anggota basal dari ordo Dasyuromorphia, dan setan tasmania merupakan kerabat terdekatnya. Namun, hasil penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Genome Research pada Januari 2009 menunjukkan bahwa numbat lebih basal daripada setan tasmania. Maka dari itu, kladogramnya dapat digambarkan sebagai berikut:[27]
DeskripsiDeskripsi tentang harimau tasmania bermacam-macam karena bukti yang ada hanya terbatas pada spesimen joey, rekaman fosil, sisa-sisa kulit dan kerangka, foto dan film hitam putih harimau tasmania di penangkaran, serta laporan dari lapangan. Harimau tasmania merupakan pemangsa terbesar di Australia hingga masa ketika dingo dibawa oleh manusia sekitar 3.500 tahun yang lalu.[28] Harimau tasmania mirip dengan anjing besar, dan banyak pemukim Eropa yang juga telah membandingkan harimau tasmania dengan hiena.[16] Harimau tasmania dewasa memiliki panjang tubuh yang berkisar antara 100–130 cm, ditambah dengan ekor sepanjang 50–65 cm.[29] Tinggi harimau tasmania di bagian pundak mencapai 60 cm, dan massanya tercatat sekitar 20–30 kg.[29] Harimau tasmania memiliki kepala yang besar, yang akan melebar seiring bertambahnya usia. Mereka memiliki rinarium (ujung hidung) yang "telanjang". Tulang belakangnya cukup seimbang, dan panjang tungkai belakangnya kurang lebih setara dengan tungkai depannya.[30] Harimau tasmania mempunyai ekor yang kaku dan membentang seperti ekor kanguru, tetapi ekor ini tidak dapat dikibas-kibaskan secara lateral seperti anjing. Harimau tasmania juga memiliki 15 sampai 20 garis belang di punggung, bokong, dan ekornya.[30] Garis-garisnya lebih terlihat jelas pada spesimen yang lebih muda, dan lalu memudar seiring dengan bertambahnya usia.[30] Salah satu garisnya membentang ke bawah ke bagian belakang paha. Rambut di tubuhnya tebal dan lembut, dengan panjang hingga 15 mm. Saat masih muda, ujung ekor harimau tasmania memiliki semacam jambul. Telinganya tegak dan berbentuk bundar dengan panjang sekitar 8 cm dan dilapisi oleh rambut-rambut yang pendek.[31] Warna hewan ini bermacam-macam dari coklat muda kekuningan hingga coklat tua, sementara perutnya berwarna krem.[32] Terdapat sedikit dimorfisme seksual pada hewan ini, karena hewan jantan sedikit lebih besar daripada hewan betina.[33] Harimau tasmania betina memiliki kantong di perut dengan empat puting susu; namun, tidak seperti marsupialia lainnya, kantong perutnya terbuka ke bagian belakang tubuhnya. Sementara itu, harimau tasmania jantan memiliki kantong di daerah skrotum dan mereka dapat menarik kantung pelir mereka ke dalam kantong tersebut.[30] Harimau tasmania dapat membuka rahangnya hingga mencapai sudut 80°.[34] Kemampuan ini dapat terlihat dalam rekaman film pendek hitam putih buatan David Fleay dari tahun 1933. Rahangnya memiliki otot (walaupun otot tersebut lemah) dan 46 gigi.[31] Harimau tasmania betina telah diamati melompat setinggi 1,8 hingga 2,4 m dari lantai kandang ke bagian atas tembok. Hewan ini tampaknya memiliki dua cara pergerakan, yaitu berjalan dengan empat kaki seperti kebanyakan mamalia, atau melompat secara bipedal seperti kanguru.[30] Sementara itu, jejak kaki harimau tasmania dapat dibedakan dari binatang lainnya; tidak seperti rubah, kucing, anjing, wombat atau setan tasmania, harimau tasmania memiliki satu bantalan belakang yang besar dan empat bantalan depan yang tersusun seperti garis yang hampir lurus.[35] Kaki belakangnya mirip dengan kaki depan, tetapi memiliki 4 jari kaki dan bukan 5. Cakar mereka tidak dapat ditarik masuk.[30] Hasil penelitian awal menunjukkan bahwa harimau tasmania memiliki indra penciuman yang kuat yang membuatnya dapat melacak mangsa,[35] tetapi analisis struktur otaknya menemukan bahwa bulbus olfaktorius harimau tasmania tidak berkembang dengan baik. Binatang ini mungkin lebih mengandalkan penglihatan dan pendengaran ketika berburu.[30] Beberapa pengamat mendeskripsikan harimau tasmania sebagai hewan yang memiliki bau yang kuat dan istimewa, sementara yang lain menggambarkannya sebagai hewan dengan bau binatang yang samar-samar, dan bahkan ada juga yang menganggapnya tidak bau sama sekali. Terdapat kemungkinan bahwa hewan ini mengeluarkan bau ketika sedang merasa terganggu, seperti yang terjadi pada kerabat dekatnya, setan tasmania.[36] Pengamat harimau tasmania di alam bebas dan di penangkaran mencatat bahwa binatang tersebut akan menggeram dan mendesis ketika diganggu, yang sering kali diikuti oleh kuapan yang mengancam. Saat sedang berburu, harimau tasmania akan mengeluarkan semacam gonggongan seperti batuk yang berlangsung cepat yang berulang kali, mungkin untuk berkomunikasi dengan harimau tasmania yang lain.[37] Harimau tasmania juga mengeluarkan teriakan rengekan yang panjang (kemungkinan untuk identifikasi dari kejauhan) dan suara dengus panjang yang digunakan untuk komunikasi antar anggota keluarga.[38] Ekologi dan sifatHarimau tasmania mungkin menyukai hutan eukaliptus kering, lahan basah, dan padang rumput di daratan Australia.[35] Bukti keberadaan binatang ini di daratan tersebut berasal dari bangkai yang ditemukan di sebuah gua di dataran Nullarbor di Australia Barat pada tahun 1990; penanggalan radiokarbon menunjukkan bahwa bangkai itu berusia sekitar 3.300 tahun.[39] Di Tasmania, harimau tasmania lebih menyukai daerah hutan di pedalaman dan lahan kosong di dekat pantai.[40] Corak belang di tubuhnya mungkin memberikan kamuflase di wilayah hutan,[30] tetapi dapat juga berfungsi sebagai identifikasi.[41] Jangkauan tempat tinggalnya berkisar antara 40 sampai 80 km².[32] Harimau tasmania tampaknya tetap berada di dalam kawasan tersebut tanpa menjadi hewan yang teritorial; kawanan yang terlalu besar jumlahnya untuk disebut keluarga kadang-kadang terlihat sedang bersama.[42] Harimau tasmania adalah binatang yang nokturnal (muncul pada malam hari) dan pemburu krepuskular (aktif pada waktu senja dan fajar). Hewan ini menghabiskan waktu siang hari di gua kecil atau batang pohon berlubang di sebuah sarang ranting pohon atau pakis. Harimau tasmania sering kali lari ke bukit dan hutan untuk berlindung selama siang hari dan lalu keluar ke lahan terbuka untuk berburu pada malam hari. Pengamatan awal menunjukkan bahwa binatang tersebut umumnya bersifat pemalu; mereka sadar akan keberadaan manusia dan mencoba menghindarinya, walaupun kadang-kadang hewan ini juga menunjukkan sikap ingin tahu.[37] Terdapat bukti bahwa mungkin mereka berkembang biak sepanjang tahun (terutama mengingat bahwa dari hasil pembunuhan harimau tasmania secara selektif, sering kali ditemukan joey di kantong harimau tasmania betina), walaupun puncak musim berkembang biak berlangsung pada saat musim dingin dan musim semi.[30] Hewan ini dapat melahirkan hingga lebih dari empat anak (biasanya dua atau tiga), dan hewan yang masih kecil akan dilindungi di dalam kantong selama sekitar tiga bulan hingga anak-anak itu paling tidak berukuran setengah dari ukuran dewasa. Anak yang lahir awalnya buta dan tidak memiliki rambut, tetapi mata mereka terbuka ketika meninggalkan kantong perut.[30] Setelah keluar dari kantong perut, dan sampai mereka cukup besar, anak-anak akan tetap berada di sarang mereka sementara sang induk akan berburu.[43] Harimau tasmania hanya berhasil berkembang biak sekali di penangkaran, yaitu di Kebun Binatang Melbourne pada tahun 1899.[44] Harapan hidup mereka di alam bebas diperkirakan lima hingga tujuh tahun, walaupun harimau tasmania di penangkaran mampu bertahan sampai sembilan tahun.[35] MakananHewan ini merupakan hewan karnivora. Mangsa harimau tasmania diduga meliputi kanguru, walabi, wombat, serta burung dan binatang kecil seperti potoroo dan posum. Emu tasmania mungkin juga pernah menjadi mangsanya. Emu adalah burung besar yang tidak dapat terbang dan berbagi habitat dengan harimau tasmania, tetapi burung ini diburu oleh manusia sampai punah sekitar tahun 1850, kemungkinan bertepatan dengan berkurangnya jumlah harimau tasmania.[45] Pada abad ke-20, harimau tasmania sering digambarkan sebagai hewan yang haus darah; menurut Robert Paddle, kepopuleran cerita ini kemungkinan berasal dari suatu kabar yang didengar oleh Geoffrey Smith (1881–1916) di sebuah pondok gembala.[46] Akibatnya, para pemukim Eropa meyakini bahwa harimau tasmania memangsa domba dan unggas mereka.[47] Di penangkaran, harimau tasmania diberi berbagai jenis makanan, seperti kelinci dan walabi mati serta daging sapi, daging domba, daging kuda, dan kadang-kadang unggas.[48] Namun, Michael Sharland menerbitkan sebuah artikel pada tahun 1957 yang menyatakan bahwa harimau tasmania di penangkaran menolak makan walabi mati atau membunuh dan memakan walabi hidup yang diberikan kepadanya, tetapi "pada akhirnya mau makan setelah mencium bau darah walabi yang baru mati di depan hidungnya."[49] Perut binatang ini berotot dan dapat digembungkan, sehingga mereka dapat makan dalam jumlah besar. Kemungkinan ini adalah hasil adaptasi untuk bertahan hidup, karena mereka sering kali menghadapi masa-masa ketika perburuan tidak berhasil dan sumber makanan pun jarang.[30] Analisis tulang harimau tasmania dan pengamatan di penangkaran menunjukkan bahwa hewan ini cenderung mengincar satu hewan saja dan akan mengejarnya hingga hewan itu kelelahan. Beberapa hasil penelitian menyimpulkan bahwa harimau tasmania mungkin pernah berburu dalam kelompok keluarga yang kecil: kelompok utama akan menggiring mangsa ke arah individu yang sedang menunggu untuk melakukan penyergapan.[23] Para pemasang perangkap juga melaporkan bahwa hewan ini tergolong sebagai pemangsa penyergap.[30] Namun, hasil penelitian dari Universitas New South Wales pada tahun 2011 yang menggunakan pemodelan komputer menunjukkan bahwa hewan ini memiliki rahang yang lemah, sehingga kemungkinan mereka hanya dapat memangsa hewan-hewan kecil seperti bandekut dan posum.[50] Jika benar, maka mereka tidak akan mampu memangsa hewan besar seperti domba.[50] KepunahanAustralia kehilangan lebih dari 90% vertebrata-vertebrata darat besarnya sekitar 40.000 tahun yang lalu, kecuali kanguru dan harimau tasmania.[51] Hasil kajian dari tahun 2010 yang menyelidiki hal ini menunjukkan bahwa manusia kemungkinan merupakan salah satu faktor utama yang memicu kepunahan hewan-hewan tersebut dengan faktor tambahan dari perubahan iklim dan peristiwa kebakaran, walaupun para peneliti dalam kajian tersebut memperingatkan bahwa penjelasan yang hanya bergantung pada satu faktor saja itu terlalu sederhana.[51] Harimau tasmania sendiri kemungkinan sudah hampir punah di daratan Australia sekitar 2.000 tahun yang lalu.[3] Namun, keberadaan harimau tasmania di Australia Selatan (walaupun terbatas di daerah yang jarang penduduknya dan di Pegunungan Flinders) dan New South Wales (Blue Mountains) telah dilaporkan paling tidak dari era 1830-an oleh penduduk asli maupun oleh orang Eropa.[52] Kepunahan hewan ini di daratan Australia diduga disebabkan oleh persaingan dengan penduduk asli Australia dan dingo yang merupakan spesies pendatang. Johnson dan Wroe mengamati bahwa kedatangan dingo mungkin telah memicu kepunahan setan tasmania, harimau tasmania, dan burung Tribonyx mortierii di daratan Australia, karena dingo mungkin bersaing dengan harimau tasmania dan setan tasmania dalam upaya untuk memangsa burung Tribonyx mortierii, tetapi para peneliti ini juga menyimpulkan bahwa bertambahnya jumlah manusia sekitar 4.000 tahun yang lalu mungkin juga semakin memperparah keadaan.[53] Sempat muncul keraguan mengenai dampak dingo terhadap harimau tasmania, karena dingo berburu pada siang hari, sementara harimau tasmania diduga berburu pada malam hari. Selain itu, harimau tasmania memiliki tubuh yang lebih kuat, sehingga kemungkinan mereka lebih unggul jika harus bertarung.[54] Namun, hasil penelitian morfologis terhadap tengkorak dingo dan harimau tasmania menunjukkan bahwa meskipun gigitan dingo lebih lemah, tengkorak mereka dapat menahan tekanan yang lebih besar, sehingga mereka lebih mampu menjatuhkan mangsa yang lebih besar daripada harimau tasmania. Selain itu, lingkungan mereka sebenarnya memang saling bertumpang tindih: subfosil harimau tasmania telah ditemukan berdekatan dengan dingo. Maka dari itu, penggunaan dingo sebagai hewan untuk berburu oleh penduduk asli mungkin menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan kepunahan harimau tasmania.[15] Meskipun harimau tasmania terlebih dulu punah di daratan Australia, spesies ini berhasil bertahan di Pulau Tasmania hingga era 1930-an. Pada waktu bangsa Eropa mendirikan permukiman pertama mereka di Tasmania, harimau tasmania paling banyak tersebar di wilayah timur laut, barat laut, dan pedalaman utara.[40] Hewan ini jarang terlihat pada masa itu, akan tetapi spesies tersebut mulai dianggap sebagai biang keladi penyerangan terhadap domba. Akibatnya, muncullah sayembara untuk mengurangi jumlah harimau tasmania. Van Diemen's Land Company menawarkan hadiah paling tidak dari tahun 1830, sementara pemerintah Tasmania dari tahun 1888 sampai 1909 menawarkan £1 untuk setiap kepala harimau tasmania (sama dengan £100 atau lebih saat ini) dan 10 shilling untuk anaknya. Secara keseluruhan, pemerintah telah memberikan 2.184 hadiah, tetapi kemungkinan jumlah harimau tasmania yang dibunuh jauh lebih banyak.[35] Kepunahannya sering kali dikaitkan dengan upaya pemusnahan yang dilakukan oleh para petani dan pemburu bayaran.[35] Walaupun begitu, kemungkinan terdapat sejumlah faktor yang mengakibatkan kepunahan hewan ini di Pulau Tasmania, termasuk kompetisi dengan anjing liar yang dibawa oleh pendatang Eropa,[56] berkurangnya habitat, kepunahan spesies mangsa, dan penyakit yang menyerang banyak spesies di penangkaran pada saat itu.[32][57] Hasil penelitian yang diterbitkan pada tahun 2012 juga menyatakan bahwa apabila tidak ada faktor penyakit, kepunahan harimau tasmania masih dapat dicegah atau paling tidak dapat ditunda, tetapi penyakit tersebut dianggap telah menyebar terlalu cepat.[58] Apapun alasannya, harimau tasmania sudah menjadi sangat langka di alam bebas pada akhir era 1920-an. Walaupun hewan ini dibenci karena dianggap sebagai pemangsa domba, pada tahun 1928 Tasmanian Advisory Committee for Native Fauna menyarankan pendirian cagar untuk melindungi harimau tasmania yang tersisa, dan tempat yang dianggap cocok adalah daerah Arthur-Pieman di Tasmania barat.[59] Harimau tasmania liar terakhir dibunuh dengan cara ditembak pada tahun 1930 oleh petani Wilf Batty di Mawbanna di Tasmania barat laut. Hewan ini (diduga jantan) sebelumnya terlihat di sekitaran kandang ayam Batty selama beberapa minggu.[60] Sebuah penelitian pada tahun 2012 menyelidiki keanekaragaman genetik pada harimau tasmania sebelum kepunahan mereka. Hasilnya menunjukkan bahwa keanekaragaman genetika mereka rendah karena mereka terisolasi dari daratan Australia.[61] Sementara itu, hasil penyelidikan pada tahun 2017 menemukan bukti bahwa keanekaragaman genetik mereka telah lama berkurang sejak 70-120 ribu tahun yang lalu, dari masa sebelum manusia tiba di Australia.[62] Benjamin dan pencarianHarimau tasmania terakhir di penangkaran, yang nantinya dijuluki Benjamin (walaupun jenis kelaminnya tidak diketahui secara pasti), ditangkap di Lembah Florentine oleh Elias Churchill pada tahun 1933 dan dikirim ke Kebun Binatang Hobart. Benjamin hidup di sana selama tiga tahun. Benjamin meninggal pada tanggal 7 September 1936, kemungkinan akibat kelalaian. Ia terkunci di luar tempat tidurnya yang tertutup, sehingga ia menjadi korban cuaca Tasmania yang ekstrem pada saat itu: siang hari yang amat panas dan malam hari yang sangat dingin.[63] Benjamin muncul di dalam rekaman video harimau tasmania yang terakhir sepanjang 62 detik yang diabadikan pada tahun 1933.[64] Jenis kelamin Benjamin telah diperdebatkan semenjak kematiannya. Pada tahun 2011, penyelidikan bingkai video Benjamin menunjukkan bahwa ia adalah seekor jantan. Dengan meningkatkan pencahayaan menjadi 20% dan kontras menjadi 45%, keberadaan testis dapat terlihat.[65] Kematian Benjamin tidak dilaporkan oleh media pada saat itu.[66] Walaupun terdapat gerakan konservasi yang menuntut perlindungan harimau tasmania sejak tahun 1901 (salah satunya karena semakin sulit mencari spesimen untuk dikoleksi di luar negeri), perlindungan baru ditetapkan pada tahun 1936 akibat permasalahan politik. Pemerintah Tasmania secara resmi melindungi hewan ini pada tanggal 10 Juli 1936, 59 hari sebelum spesimen terakhir meninggal di penangkaran.[67] Hasil pencarian berikutnya mengindikasikan bahwa hewan ini mungkin masih bertahan hidup di Tasmania hingga era 1960-an. Pencarian yang dilakukan oleh Dr. Eric Guiler dan David Fleay di Tasmania barat laut menemukan jejak kaki dan feses yang mungkin berasal dari harimau tasmania, dan mereka mengaku telah mendengar suara yang cocok dengan deskripsi suara harimau tasmania, ditambah mereka juga mengumpulkan bukti-bukti anekdotal dari orang-orang yang bersaksi pernah melihat hewan ini. Namun demikian, tidak ada bukti yang secara tegas menunjukkan bahwa harimau tasmania masih hidup di alam bebas.[16] Dari tahun 1967 hingga 1973, ahli zoologi Jeremy Griffith dan peternak James Malley melakukan pencarian yang paling mendalam, termasuk pencarian di pesisir barat Tasmania, pemasangan kamera otomatis, penyelidikan terhadap klaim penampakan, dan pembentukan Tim Ekspedisi Harimau Tasmania bersama dengan Dr. Bob Brown pada tahun 1972, tetapi bukti keberadaan hewan ini masih tetap tidak ditemukan.[68] Harimau tasmania digolongkan sebagai "spesies terancam" sampai tahun 1980-an. Standar internasional pada masa itu menyatakan bahwa hewan baru dapat dinyatakan punah jika spesimennya tidak ditemukan selama 50 tahun. Semenjak kematian Benjamin pada tahun 1936, tidak lagi ditemukan bukti keberadaan hewan ini, sehingga harimau tasmania memenuhi kriteria tersebut dan lalu dinyatakan punah oleh IUCN pada tahun 1982.[3] Spesies ini juga dikeluarkan dari Lampiran I The Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora (CITES) pada tahun 2013.[69] Penampakan yang belum dikonfirmasiBerdasarkan data dari daratan Australia, The Australian Rare Fauna Research Association melaporkan bahwa terdapat 3.800 laporan penampakan harimau tasmania sejak kepunahan hewan ini pada tahun 1936,[70] sementara Mystery Animal Research Centre of Australia mencatat 138 laporan penampakan hingga tahun 1998, dan Departemen Konservasi dan Pengelolaan Tanah menerima 65 laporan penampakan di Australia Barat pada periode yang sama.[37] Peneliti harimau tasmania Buck dan Joan Emburg dari Tasmania melaporkan 360 penampakan di Tasmania dan 269 penampakan di daratan Australia setelah terjadinya kepunahan, dan angka ini diperoleh dari beberapa sumber.[71] Di daratan Australia, penampakan paling sering dilaporkan di negara bagian Victoria bagian selatan.[72] Beberapa penampakan telah menarik perhatian media. Pada tahun 1973, Gary dan Liz Doyle merekam film 8 mm sepanjang sepuluh detik yang menunjukkan hewan tak dikenal yang sedang menyeberang jalan di Australia Selatan. Upaya untuk mengenali hewan tersebut sulit dilakukan akibat kualitas rekaman yang buruk.[73] Pada tahun 1982, seorang peneliti dari Tasmania Parks and Wildlife Service, Hans Naarding, mengaku bahwa ia pernah melihat seekor harimau tasmania selama tiga menit pada malam hari di sebuah tempat di dekat Sungai Arthur, Tasmania barat laut. Akibat penampakan ini, dilakukan pencarian sepanjang tahun yang didanai oleh pemerintah.[74] Kemudian, pada tahun 1985, seorang pelacak berlatar belakang Aborigin yang bernama Kevin Cameron mengabadikan lima foto yang diklaim sebagai seekor harimau tasmania yang sedang menggali di Australia Barat.[75] Pada Januari 1995, seorang petugas dari Tasmania Parks and Wildlife Service melaporkan bahwa ia telah melihat seekor harimau tasmania di Pyengana, Tasmania timur laut. Pencarian kemudian dilakukan, tetapi tidak membuahkan hasil.[76] Pada tahun 1997, warga setempat dan misionaris di dekat Gunung Cartenz di Irian Jaya mengaku telah melihat harimau tasmania.[77] Penduduk setempat rupanya sudah mengetahui tentang Harimau Tasmania selama bertahun-tahun, tetapi baru membuat laporan resmi pada saat itu.[78] Pada Februari 2005, seorang wisatawan Jerman yang bernama Klaus Emmerichs mengklaim bahwa ia telah mengabadikan foto harimau tasmania yang ia lihat di dekat Taman Nasional Gunung Cradle-Danau St Clair, tetapi keaslian foto itu masih belum dipastikan.[79] Foto tersebut, yang hanya menunjukkan bagian punggung hewannya, tidak dianggap sebagai bukti yang memastikan bahwa harimau tasmania masih belum punah.[80] SayembaraPada tahun 1983, Ted Turner menawarkan hadiah sebesar $100.000 untuk mereka yang dapat membuktikan keberadaan harimau tasmania.[81] Namun, surat yang menjawab pertanyaan dari seorang pencari harimau tasmania yang bernama Murray McAllister pada tahun 2000 mengatakan bahwa tawaran pemberian hadiah sudah dicabut.[82] Pada Maret 2005, majalah berita Australia The Bulletin, sebagai bagian dari perayaan ulang tahunnya yang ke-125, menawarkan hadiah sebesar $1,25 juta untuk mereka yang dapat menangkap harimau tasmania hidup-hidup. Ketika penawaran tersebut ditutup pada akhir Juni 2005, tidak ada satu pun yang dapat menunjukkan bukti keberadaan binatang tersebut. Sementara itu, tawaran hadiah sebesar $1,75 juta juga pernah diajukan oleh Stewart Malcolm, seorang penyedia jasa wisata dari Tasmania.[80] Penelitian dan proyek modernPada permulaan abad ke-20, kelangkaan harimau tasmania telah mendorong permintaan spesimen hewan ini dari kebun binatang di luar negeri.[83] Meskipun harimau tasmania telah dikirim ke luar negeri, upaya untuk mengembangbiakkan mereka di penangkaran tidak berhasil dan harimau tasmania terakhir di luar Australia meninggal di Kebun Binatang London pada tahun 1931.[84] Untuk melestarikan spesimen-spesimen harimau tasmania, International Thylacine Specimen Database ("Basis Data Spesimen Harimau Tasmania Internasional") pertama kali diterbitkan dalam bentuk CD pada April 2005. Basis data ini sempat diperbaharui pada tahun 2006 dan 2009, dan lalu direvisi pada tahun 2011. Revisi kelima dirilis pada tahun 2013 dalam bentuk DVD. Salinan "utama" basis data ini disimpan oleh Zoological Society of London. Secara keseluruhan, spesimen-spesimen harimau tasmania disimpan di 115 museum dan universitas di 23 negara, sementara 8 spesimen merupakan bagian dari koleksi pribadi. Dari 756 spesimen yang terdaftar, 86 disimpan di Tasmania, 215 di daratan Australia dan Selandia Baru, 69 di Amerika Utara, 5 di Asia, 178 di daratan Eropa, dan 203 di Britania Raya dan Irlandia.[85] Museum Australia di Sydney mulai melakukan proyek kloning pada tahun 1999.[86] Proyek ini ingin menggunakan materi genetik yang diperoleh dari berbagai spesimen pada awal abad ke-20 untuk untuk mengkloning individu baru dan mengembalikan spesies dari kepunahan. Namun, beberapa pakar biologi molekuler telah menganggap proyek tersebut sebagai upaya untuk mencari publisitas, sementara pendukung utama proyek ini, yaitu Profesor Mike Archer, dinominasikan untuk memperoleh Bent Spoon Award ("Penghargaan Sendok Bengkok") dari kelompok Skeptik Australia pada tahun tahun 2002 yang biasanya diberikan kepada "pembuat omong kosong paranormal atau pseudoilmiah yang paling tidak masuk akal".[87] Pada akhir tahun 2002, para ilmuan cukup berhasil memperoleh DNA harimau tasmania yang dapat direplikasi dari spesimen-spesimen yang ada.[88] Namun, pada tanggal 15 Februari 2005, Museum Australia mengumumkan bahwa mereka akan menghentikan proyek tersebut setelah hasil uji coba menunjukkan bahwa DNA yang didapat dari spesimen tersebut terlalu rusak untuk dapat dimanfaatkan.[89][90] Pada Mei 2005, Michael Archer yang menjabat sebagai Dekan Ilmu Pengetahuan di Universitas New South Wales pada masa itu (dan juga merupakan mantan direktur Museum Australia) mengumumkan bahwa proyek ini dimulai lagi oleh sejumlah universitas dan institut penelitian.[80][91] Pada tahun 2008, ilmuwan Andrew J. Pask, Richard R. Behringer, dan Marilyn B. Renfree melaporkan bahwa mereka berhasil mengembalikan fungsionalitas gen Col2A1 yang diperoleh dari jaringan harimau tasmania yang berusia 100 tahun dari koleksi museum. Mereka lalu menghidupkan kembali gen tersebut di dalam embrio tikus. Penelitian ini diharapkan dapat mengembalikan populasi harimau tasmania.[92][93] Pada tahun yang sama, sekelompok peneliti lainnya berhasil melakukan pengurutan genom mitokondrial harimau tasmania dari dua spesimen yang disimpan di museum. Keberhasilan ini menunjukkan bahwa mungkin genom inti harimau tasmania dapat sepenuhnya diurutkan dari spesimen-spesimen museum. Hasil penelitian ini lalu diterbitkan di jurnal Genome Research pada tahun 2009.[27] Kemudian, pada tahun 2017, draf[94] hasil pengurutan genom harimau tasmania dibuat oleh Feigin et al. dengan menggunakan DNA yang diambil dari spesimen muda yang disediakan oleh Museums Victoria.[95] Dalam kebudayaanHari Spesies Terancam Nasional diadakan setiap tahunnya pada tanggal 7 September di Australia untuk mengenang Benjamin, harimau tasmania terakhir di dunia. Perayaan ini digelar sejak tahun 1996.[96] Dua ekor harimau tasmania dapat terlihat di lambang negara Tasmania.[97] Harimau tasmania menjadi logo resmi pemerintah Tasmania dan dewan kota Launceston.[97] Harimau tasmania juga dapat terlihat dalam gada upacara Universitas Tasmania dan lencana kapal selam HMAS Dechaineux, dan semenjak tahun 1998 hewan ini muncul dalam plat kendaraan di Tasmania.[97] Selain itu, harimau tasmania menjadi maskot untuk tim kriket Tasmanian Tigers,[97] dan pernah muncul dalam prangko dari Australia, Guinea Khatulistiwa, dan Mikronesia.[98] Dalam permainan video, tokoh Ty the Tasmanian Tiger adalah bintang dari triloginya sendiri.[99] Kartun "Taz-Mania" dari awal era 1990-an juga memiliki tokoh Wendell T. Wolf sebagai serigala tasmania yang terakhir. Sementara itu, Tiger Tale adalah buku cerita anak-anak yang didasarkan pada mitos Aborigin tentang bagaimana harimau tasmania mendapat corak belangnya. Pada tahun 1999, Julia Leigh menerbitkan sebuah novel yang berjudul The Hunter yang berkisah tentang seorang pemburu Australia yang mencoba mencari harimau tasmania terakhir. Novel ini telah diadaptasi menjadi sebuah film dengan judul yang sama pada tahun 2011, yang disutradarai oleh Daniel Nettheim dan dibintangi oleh Willem Dafoe.[100] Catatan kaki
Daftar pustaka
Bacaan lanjutan
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Thylacinus cynocephalus. Wikispecies mempunyai informasi mengenai Thylacinus cynocephalus.
|