Sebuah gerhana bulan total terjadi pada 26 Mei 2021.[1]Gerhana Bulan terjadi ketika Bulan yang berada dalam fase Bulan purnama bergerak melewati bayangan Bumi. Pada kondisi tersebut terjadi ketika Matahari, Bumi, dan Bulan tepat atau nyaris membentuk sebuah garis lurus, dengan Bumi di antara keduanya. Bulan akan tampak kemerahan akibat cahaya yang direfraksikan oleh atmosfer Bumi saat terjadinya gerhana.
Gerhana ini akan menjadi gerhana bulan total pertama sejak gerhana bulan Januari 2019. Terjadinya gerhana juga bersamaan dengan supermoon dan Bulan purnama kelima dalam kalender masehi (disebut flower Moon). Oleh karena itu, gerhana Bulan ini dijuluki sebagai super flower blood moon.[2][3]
Gerhana total dapat dilihat dari beberapa wilayah di Asia Tenggara, semua wilayah Australia, semua wilayah Oseania, sebagian Alaska dan Kanada, sebagian Amerika Serikat, semua wilayah Hawaii, semua wilayah Meksiko dan Amerika Tengah, dan sebagian Amerika Selatan.
Utara ekliptik menghadap atas gambar Bulan akan melewati bayangan Bumi.
Animasi ini menampilkan Bulan yang perlahan bergerak dari barat ke timur, melewati bayangan Bumi di rasi bintang Scorpio dekat bentangan Galaksi Bimasakti. Pada fase awal gerhana, Bulan akan menyentuh bagian luar bayangan penumbra, kemudian perlahan memasuki bayangan umbra. Pada kenyataannya, bagian selatan Bulan akan tampak lebih gelap karena berada lebih dekat dengan pusat bayangan umbra.
Waktu kontak
Waktu kontak gerhana Bulan untuk beberapa zona waktu di Indonesia:
Berdasarkan siklus Saros, sebuah gerhana bulan selalu diapit oleh gerhana matahari yang terjadi 9 tahun dan 5,5 hari sebelum dan setelah gerhana tersebut terjadi.[5] Gerhana bulan ini berkaitan dengan dua gerhana matahari cincin dalam Saros Matahari 128.
^Clarke, Kevin. "On the nature of eclipses". Inconstant Moon. Cyclopedia Selenica. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-06-14. Diakses tanggal 19 December 2010.
^Mathematical Astronomy Morsels, Jean Meeus, p.110, Chapter 18, The half-saros