Gemuh, Kendal
SejarahDahulu di Kecamatan Gemuh terdapat Pabrik Gula di era masa pemerintahan Belanda yang cukup besar yang memakan hampir 2 desa. Yaitu desa Gemuhblanten dan desa Taman Gede. Sekarang bekas bangunan Pabrik sudah menjadi bangunan Sekolah SMPN 1 Gemuh, dan Gedung Badminton disekitaran komplek SMPN 1 Gemuh, dan bekas perkantoran dan rumah dinas pada masa pemerintahan Belanda berada di sekitaran "Tugu Ayam Buras" yang menjadi maskot identitas Kecamatan Gemuh GeografiLuas wilayah Kecamatan Gemuh mencapai 38,17 Km2, yang sebagian besar digunakan sebagai lahan pertanian yaitu lahan sawah sebanyak 38,8 %, lahan bukan sawah 6,2 % dan lahan bukan pertanian sekitar 55,5 %. Namun secara umum, wialayah kecamatan gemuh berupa dataran rendah dengan wilayah hutan di wilayah bagian selatan (desa Sojomerto). Rata – rata banyaknya curah hujan di wilayah Kecamatan Gemuh selama tahun 2015 adalah sekitar 120 mm dengan rata – rata jumlah hari hujan adalah 6 hari.[1] Kecamatan Gemuh berbatasan dengan Kecamatan Cepiring dan Kecamatan Kangkung di utara. DI sebelah timur, Kecamatan Gemuh berbatasan dengan Kecamatan Pegandon. Kecamatan Gemuh berbatasan dengan Kecamatan Patean di sebelah selatan. Sedangkan di sebelah barat, Kecamatan Gemuh berbatasan dengan Kecamatan Rowosari dan Kecamatan Ringinarum.[2] PemerintahanKecamatan Gemuh terdiri dari 16 desa, dengan jumlah Dusun/dukuh sebanyak 50 dusun. Jumlah Rukun Warga sebanyak 78 RW dan jumlah Rukun Tetangga sebanyak 318 RT. Kondisi ini tidak mengalami perubahan apabila dibandingkan dengan kondisi pada tahun 2014.[1] Pusat pemerintahannya terletak di desa Gemuhblanten. KependudukanJumlah pendudukJumlah penduduk Kecamatan Gemuh tahun 2015 tercatat sebanyak 49.380 jiwa, yang terdiri dari 24.757 (50,14 persen) penduduk laki-laki dan 24.263 (49,86 persen) penduduk perempuan. Jumlah penduduk terbesar adalah Desa Sojomerto sebanyak 5.813 (11,77 persen) dari total jumlah penduduk Kecamatan Gemuh. Sedangkan jumlah penduduk yang paling sedikit adalah Desa Krompaan dengan jumlah penduduk 1.877 (3,80 persen) dari total jumlah penduduk Kecamatan Gemuh. Jumlah penduduk menurut kelompok umur terbanyak berada pada kelompok umur 0 - 4 tahun dengan jumlah sebanyak 4.174 jiwa, sedangkan jumlah penduduk terkecil berada pada kelompok umur 70 - 74 tahun, yaitu sebesar 1.008 jiwa. Mata pencaharian penduduk Kecamatan Gemuh sebagian besar berada di sektor pertanian, sedangkan sektor lain yang menjadi mata pencaharian lainnya adalah sektor perdagangan,hotel dan restoran dan sektor industri pengolahan.[1] AgamaSebagian besar penduduk Kecamatan Gemuh beragama Islam yaitu sebanyak 49.211 orang (99,66 persen), dari total jumlah penduduk yang ada. Sisanya 169 orang (0,34 persen) beragama Kristen, Katholik, dan Budha. Dengan banyaknya tempat ibadah sebanyak 202 buah, dengan total masjid sebanyak 32, Mushola sebanyak 169 buah dan Gereja sebanyak 1 buah.[1] PendidikanPendidikan merupakan sarana penting dalam mencetak sumber daya manusia yang berkualitas, untuk itu ternyedianya fasilitas pendidikan yang terjangkau, menjadi salah satu faktor keberhasilan pembangunan pendidikan, khususnya pendidikan wajib belajar 9 tahun. Pada tahun 2015 jumlah sekolah TK di wilayah Kecamatan Gemuh ada sebanyak 19 sekolah, SDN sebanyak 26 sekolah, Madrasah Ibtida’iyah sebanyak 4 sekolah, SLTPNegeri sebanyak 2 sekolah,SLTP Swasta 2 sekolah,Madrasah Tsanawiyah sebanyak 2 sekolah, Sekolah Lanjutan Atas Negeri sebanyak 1 sekolah, Sekolah Lanjutan Atas Swasta sebanyak 0 sekolah dan Madrasah Aliyah sebanyak 1 Sekolah.[1] Sarana pendidikan di Kecamatan Gemuh cukup lengkap dari TK, SD, SMP dan SMA baik Negeri atau Swasta.
Kesehatan
TransportasiKecamatan Gemuh dilintasi Jalur Pantura Kendal dan terminal bus Bahurekso berada di desa Jenarsari. Kecamatan Gemuh juga dilintasi jalur alternatif Weleri-Gemuh-Pegandon-Kaliwungu-Semarang
Kecamatan Gemuh juga dilintasi jalur Kereta Api dahulu pernah ada halte di Sedayu namun sekarang sudah dibongkar. Kondisi jalan raya di Kecamatan Gemuh sekitar 75% bagus 10% dalam pembangunan dan 15% rusak parah terutama jalan penghubung Kecamatan Gemuh dengan Kecamatan Patean EkonomiPertanianPertanian merupakan sektor lapangan usaha andalan bagi mayoritas penduduk di Kecamatan Gemuh. Jenis utama tanaman yang diusahakan adalah padi dan jagung. Pada tahun 2015 luas areal tanaman padi mencapai 1.604, 00 Ha dengan produksi sebesar 9.739 Ton, luas areal tanaman jagung 3.659 Ha dengan produksi sebesar 25.244 Ton. Luas panen tanaman padi terbesar ada di Kelurahan Sojomerto dengan luas 395 Ha yang menghasilkan produksi padi sawah sebesar 2.168 ton. Sedangkan untuk tanaman jagung, luas panen jyang paling luas juga berada di desa Sojomerto, yaitu 1.324 Ha dan menghasilkan produksi sebesar 79.137 ton jagung.[1] PeternakanUntuk usaha peternakan, jenis unggas yang diusahakan adalah ayam kampung, ayam dan bebek/itik.Untuk ternak besar yang paling banyak diusahakan adalah kambing dan sapi potong.[1] Sektor KeuanganKondisi perekonomian di Kecamatan Gemuh tahun 2015 mengalami perkembangan yang baik, hal itu dapat dilihat dari mulai berdirinya sejumlah bank dan lembaga keuangan bukan bank lainnya . Jumlah bank di kecamatan Gemuh tahun 2015 sebanyak 2 bank, sedangkan lembaga keuangan bukan bank tahun 2015 berjumlah 18 unit. Untuk pasar tradisional jumlahnya hanya 1 pasar tradisional.Sedangkan mini market berjumlah 7 mini market yang terdapat di Kecamatan Gemuh tahun 2015.[1] PasarKecamatan Gemuh memiliki pasar tradisional dan beberapa minimarket yang tersebar di beberapa desa di Kecamatan Gemuh.
Bank
ATM
Perkantoran
PariwisataBendungan Juwero adalah bendungan irigasi yang berada di desa Triharjo dengan jembatan gantung sebagai penghubung untuk menuju ke kecamatan Pegandon yang dipisahkan oleh sungai Bodri yang merupakan salah satu sungai besar di kabupaten Kendal Di kecamatan Gemuh juga terdapat sumur minyak bumi yang berada di desa Sojomerto. Desa/kelurahanReferensi
Pranala luar |