DienaDalam kimia organik suatu diena (/ˈdaɪ.iːn/) atau diolefin (/daɪˈoʊləfɪn/) adalah suatu hidrokarbon yang mengandung dua karbon yang memiliki ikatan rangkap dua. Diena terkadang terdapat di alam. Diena terkonjugasi digunakan secara luas sebagai monomer dalam industri polimer.[1][2] TipeDiena dapat dibagi menjadi tiga tipe, tergantung pada lokasi relatif dari ikatan rangkap dua tersebut:
Senyawa yang mengandung lebih dari dua ikatan rangkap disebut poliena. Poliena dan diena saling berbagi banyak sifat. SintesisPada skala industri, butadiena disiapkan oleh thermal cracking butana. Dalam proses yang sama namun tidak selektif, disiklopentadiena diperoleh dari tar batubara. Di laboratorium, proses yang lebih terarah dan lebih halus digunakan seperti dehidrohalogenasi dan kondensasi. Berbagai metode reaksi organik telah dikembangkan, seperti reaksi Whiting. Keluarga diena yang tidak terkonjugasi berasal dari oligomerisasi dan dimerisasi diena terkonjugasi. Sebagai contoh, 1,5-siklooktadiena dan vinilsikloheksena dihasilkan dengan dimerisasi 1,3-butadiena. Diena yang mengandung asam lemak dibiosintesis dari asetil-KoA. Reaktivitas dan kegunaanPolimerisasiReaksi yang paling banyak dipraktikkan dari alkena, termasuk diena, adalah polimerisasi. 1,3-Butadiena adalah pelopor untuk karet yang digunakan pada ban, dan isoprena adalah prekursor bagi karet alam. Kloroprena berhubungan tetapi merupakan monomer sintetis. SikloadisiReaksi penting untuk diena terkonjugasi adalah reaksi Diels-Alder.[3][4][5] Banyak diena khusus telah dikembangkan untuk memanfaatkan reaktivitas ini untuk mensintesis bahan alam (misalnya, diena Danishefsky).[6] Reaksi adisi lainnyaDiena konjugasi menambahkan pereaksi seperti bromin dan hidrogen dengan jalur adisi 1,2 dan adisi 1,4. Penambahan pereaksi polar dapat menghasilkan arsitektur yang kompleks:[7] Reaksi metatesisDiena yang tidak terkonjugasi adalah substrat untuk reaksi metatesis penutupan cincin. Reaksi ini membutuhkan katalis logam: KeasamanPosisi yang berdekatan dengan ikatan rangkap berisfat asam karena anion alil yang dihasilkan distabilkan oleh resonansi. Efek ini menjadi lebih terasa karena lebih banyak alkena yang terlibat untuk menciptakan stabilitas yang lebih besar. Misalnya, deprotonasi pada posisi 3 dari 1,4-diena atau posisi 5 dari 1,3-diena memberikan anion pentadienil. Efek yang lebih besar lagi terlihat jika anion bersifat aromatik, misalnya deprotonasi siklopentadiena untuk menghasilkan anion siklopentadienil. Sebagai liganDiena adalah ligan khelasi yang banyak digunakan dalam kimia organologam. Dalam beberapa kasus, mereka berfungsi sebagai ligan placeholder, yang dikeluarkan selama siklus katalitik. Misalnya, ligan siklooktadiena ("cod") pada bis(siklooktadiena)nikel(0) labil. Dalam beberapa kasus, diena adalah ligan spektator, tetap terkoordinasi sepanjang siklus katalitik dan mempengaruhi distribusi produk. Diena kiral juga telah dijelaskan.[8] Lihat pulaReferensi
Pranala luar
|