Dialek bahasa Jepang
Dialek bahasa Jepang (方言 , hōgen) adalah variasi bahasa Jepang yang berbeda-beda menurut pemakai dan daerahnya di Jepang. Bahasa Jepang yang menjadi lingua franca di Jepang disebut hyōjungo (標準語 (bahasa Jepang Standar) atau kyōtsūgo (共通語 (bahasa umum) yang awalnya didasarkan pada dialek Tokyo. Dalam bahasa Jepang, dialek disebut -ben (弁), sehingga dikenal sebutan Osaka-ben (大阪弁 ) (dialek Osaka), Nagoya-ben 名古屋弁 (dialek Nagoya), dan sebagainya. Selain disebut Kyoto-ben, dialek Kyoto secara khusus disebut Kyo-kotoba (京言葉 ) Berbeda dari bahasa Jepang Standar, dialek-dialek bahasa Jepang menggunakan kosakata, ekspresi, aksen, dan intonasi yang khas daerah tersebut. Di antara kosakata khas daerah misalnya: menkoi (めんこい ) untuk cantik (untuk sesuatu yang kecil) dalam dialek-dialek Jepang Timur, omoroi (おもろい ) untuk lucu dalam dialek Kansai, batten (ばってん ) untuk tetapi dalam dialek-dialek Kyushu. Berbeda dari dialek Tokyo yang menjadi dasar bahasa Jepang Standar, dialek-dialek bahasa Jepang lainnya sering mendapat pandangan negatif, mulai dari "bahasa orang desa yang tidak berpendidikan", "medok", hingga "bahasa hancur". Ada pula dialek bahasa Jepang yang dinilai "kotor", sedangkan dialek lainnya dianggap "bernilai tinggi". Bahasa yang dipakai orang Jepang di Prefektur Okinawa dan Kepulauan Amami (Prefektur Kagoshima) adalah bahasa Ryukyu yang termasuk rumpun bahasa Japonik seperti halnya bahasa Jepang. Walaupun demikian, bahasa Ryukyu sering disebut dialek Ryukyu karena memang tidak ada perbedaan yang jelas antara bahasa dan dialek. UNESCO pada tahun 2009 memasukkan 8 bahasa di Jepang dalam daftar Atlas Bahasa-Bahasa Dunia Dalam Bahaya Punah.[1] Lima bahasa di antaranya digolongkan sebagai sangat terancam: bahasa Amami, bahasa Hachijō, bahasa Kunigami, bahasa Miyako, dan bahasa Okinawa. Dua bahasa lainnya, bahasa Yaeyama dan bahasa Yonaguni digolongkan ke dalam keadaan genting, sementara bahasa Ainu dalam status kritis. Jepang TimurDialek HokkaidoPenduduk Hokkaido sebagian besar merupakan pendatang yang relatif baru dari berbagai daerah di Jepang. Dialek Hokkaido (Hokkaidō-ben) dipengaruhi secara jelas oleh dialek Tohoku (Tōhoku-ben) yang dipakai penduduk paling timur Pulau Honshu. Hal ini disebabkan letak geografis Hokkaido dan Tohoku yang berdekatan. Ciri khas dialek Hokkaido adalah perbedaan jender yang lebih sedikit dan banyaknya kosakata khas daerah. Kalimat dalam dialek Hokkaido diakhiri dengan kata dabesa (だべさ) dan bukan desu (です). Ada kecenderungan orang Hokkaido untuk berbicara cepat dan disingkat-singkat seperti sering ditemui dalam cara berbicara orang di daerah pedalaman di Jepang. Dialek TohokuDialek Tohoku dipakai orang yang tinggal di 6 prefektur di wilayah Tohoku yang merupakan daerah timur laut di Pulau Honshu. Dialek ini dapat berbeda jauh dari bahasa Jepang Standar. Bila ada orang berbicara dalam dialek Tohoku di televisi, maka stasiun televisi akan menampilkan teks terjemahan dalam bahasa Jepang Standar. Salah satu ciri khas dialek Tohoku yang sangat mencolok adalah tidak adanya perbedaan antara vokal tinggi "i" dan "u" sehingga kata-kata seperti sushi, susu (jelaga), dan shishi (singa) diucapkan seperti sebuah homofon (kata-kata tersebut diucapkan dengan perbedaan yang jelas dalam dialek-dialek bahasa Jepang yang lain). Dialek Tohoku tidak mengenal perbedaan yang jelas atau sedikitnya perbedaan dalam pengucapan antara shi dan su, antara chi dan tsu, serta dakuon ji (じ/ぢ) dan zu (ず/づ). Bunyi-bunyi chi (ぢ), zu (づ), ji (じ), dan zu (ず) semua diucapkan seperti [dzü]. Oleh karena itu, dialek Tohoku sering disebut Zūzū-ben (ズーズー弁 , dialek Zūzū). Pembagian dialek Tohoku menurut lokasi geografis:
Dialek KantoCiri khas dialek Kanto yang mengakhiri kalimat dengan "-be" (~べ) dan "-nbe" (~んべ) juga dimiliki oleh dialek Tohoku. Dialek Kanto Timur terutama mirip dengan dialek Tohoku. Dialek-dialek lokal Kanto di Tokyo dan daerah pinggirannya menghilang secara perlahan-lahan karena bahasa Jepang Standar lebih dulu dikenal secara luas di Kanto dibandingkan daerah-daerah lain di Jepang. Jenis-jenis dialek Kanto menurut letak geografis:
Dialek Tōkai-TōsanDialek Tōkai-Tōsan (東海東山方言 ) atau dialek Chūbu adalah dialek yang dipakai orang di Prefektur Shizuoka, Prefektur Yamanashi (kawasan Kuninaka), Prefektur Aichi, Prefektur Gifu, Prefektur Nagano, dan Prefektur Niigata (kecuali kawasan Agakita dan Pulau Sado). Dialek ini banyak dipengaruhi dialek Kansai dan dialek Kanto Barat. Dialek Tōkai-Tōsan dibagi menjadi tiga kelompok: Nagano-Yamanashi-Shizuoka, Echigo, dan Gifu-Aichi. Nagano-Yamanashi-Shizuoka
Echigo
Gifu-Aichi
Jepang BaratDialek-dialek di Jepang bagian barat (kecuali Kyushu) memiliki perbedaan mencolok dari bahasa Jepang Standar. Di antara ciri khas dialek Jepang Barat adalah penggunaan kata oru (おる) untuk iru (いる, ada) serta pemakaian kopula ja (じゃ) atau ya (や) dan bukan da (だ). Akhiran bentuk negasi adalah -n (~ん) seperti dalam wakaran (わからん, tidak tahu), dan bukan -nai (~ない) seperti dalam wakaranai (わからない). Ciri-ciri khas tersebut sebagian berasal dari bahasa Jepang Kuno. Dialek HokurikuJenis-jenis dialek Hokuriku:
Dialek KansaiDialek Kansai adalah dialek yang dituturkan orang yang tinggal di wilayah Kansai. Dialek ini memiliki sejumlah perbedaan menurut daerahnya:
Dialek ChūgokuDialek Chūgoku dituturkan orang di Prefektur Okayama, Prefektur Hiroshima, Prefektur Yamaguchi, Prefektur Shimane bagian barat, Prefektur Tottori bagian tengah-timur, Prefektur Hyogo bagian utara, dan Prefektur Kyoto barat laut. Dialek Chūgoku pada dasarnya memakai aksen Tokyo. Berbagai macam dialek yang ada di wilayah Chūgoku:
Dialek Hiroshima menggunakan kopula ja (じゃ) dan bukan da (だ). Kalimat yang berakhiran dengan ne (ね) diganti dengan no (の). Seperti halnya dialek-dialek Kyushu, ken (けん) dipakai sebagai pengganti kara (から). Kalimat diakhiri dengan kata jakenno (じゃけんの) dan bukan da, walaupun arti harfiah jaken (じゃけん) sebenarnya adalah dakara (だから, maka, oleh sebab itu). Dialek Yamaguchi menggunakan lebih banyak yōon dan diftong dibandingkan dialek lainnya di Jepang. Konsonan ch sangat sering digunakan, akhiran -choru (~ちょる) sering dipakai untuk menggantikan bahasa Jepang Standar -te iru (~ている), serta -cha (~ちゃ) dipakai untuk menggantikan da (だ) dalam bahasa Jepang Standar. Dialek ShikokuDialek Shokoku dituturkan orang di Shikoku (Prefektur Kagawa, Prefektur Tokushima, Prefektur Ehime, dan Prefektur Kochi). Dari segi tata bahasa dan kosakata, dialek ini dipengaruhi dialek Kansai, dialek Chūgoku, dan dialek Kyushu. Jenis-jenis dialek Shikoku:
Dialek UmpakuUmpaku merujuk kepada wilayah bekas Provinsi Izumo (un dari karakter 雲 dalam Izumo no Kuni, 出雲国) dan wilayah bekas Provinsi Hōki (haku dari karakter 伯 dalam Hōki no Kuni, 伯耆国). Dialek-dialek Umpaku dituturkan orang di bagian timur Prefektur Shimane, bagian barat Prefektur Tottori. Dialek Umpaku dibagi menjadi:
Di antara kosakata dari dialek Izumo dikenal luas di Jepang adalah kata dan dan (だんだん) yang berarti terima kasih. Dialek Izumo menggantikan sukoshi (すこし, sedikit) dengan chonboshi (ちょんぼし), dan banjimashite (晩じまして) sebagai ucapan selamat petang (satu jam sebelum dan sesudah matahari terbenam).[2] KyushuDialek Kyushu dituturkan orang yang tinggal di Kyushu. Dilihat dari segi perbendaharaan kosakata, dialek Satsugū (Prefektur Kagoshima) dan dialek Hichiku dipengaruhi dialek Kansai, namun aksen yang dipakai adalah aksen Tokyo yang disederhanakan atau disamarkan. Dialek HōnichiDialek Hōnichi dituturkan orang di wilayah Buzen (timur Prefektur Fukuoka dan Prefektur Oita sebelah utara), Bungo (Oita Selatan) dan Hyuga (Prefektur Miyazaki). Dialek Hōnichi terdiri dari beberapa subdialek:
Dialek HichikuDialek Hichiku dituturkan orang di empat bekas provinsi Jepang yang disebut kawasan Hichiku: Hizen (Prefektur Saga dan Prefektur Nagasaki), Higo (Prefektur Kumamoto), Chikuzen (Prefektur Fukuoka), dan Chikugo (Fukuoka Selatan). Dialek Hichiku terdiri dari sejumlah subdialek.
Dialek Hakata dituturkan orang di distrik Hakata yang merupakan pusat kota Fukuoka. Kata tanya yang dipakai dalam dialek Hakata adalah -to? (と?) sebagai pengganti -no (の?), misalnya kaeru to? (mau pulang?) atau kaeriyō to? (帰りよーと?), dan bukan kaeru no? (帰るの?) seperti dalam bahasa Jepang Standar. Dialek Tsushima adalah dialek yang dituturkan orang di Pulau Tsushima. Walaupun letak Tsushima berdekatan dengan Semenanjung Korea, dialek Tsushima tidak ada hubungannya dengan bahasa Korea selain sejumlah kosakata yang dipinjam dari bahasa Korea.
Dialek SatsugūDialek Satsugū adalah dialek yang dituturkan orang di Prefektur Kagoshima. Istilah Satsugū merujuk kepada wilayah Provinsi Satsuma (Kagoshima Barat) dan Provinsi Osumi (Kagoshima Timur). Dialek Satsugū terdiri dari dialek Kagoshima dan dialek Morokata (ujung barat daya Prefektur Miyazaki). Kepulauan RyukyuBahasa Ryukyu sering disebut bahasa tersendiri dan bukan merupakan salah satu dialek bahasa Jepang.
Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Dialek bahasa Jepang.
|