Daur ulang kertasDaur ulang kertas adalah pengelolahan kembali kertas yang sudah dipakai dan tidak digunakan menjadi kertas baru yang bisa dipakai kembali. Dengan melakukan daur ulang kertas maka sampah berupa kertas, entah yang dihasilkan dari rumah tangga, pabrik, maupun lingkungan industri, dapat dikurangi. Daur ulang kertas ini digalakkan secara internasional untuk kepentingan semua makluk hidup di dunia. Daur ulang kertas, seperti halnya daur ulang barang lainnya (botol, plastik, kain), memberikan dampak yang cukup signifikan bagi alam semesta dan manusia. Negara-negara yang memberi perhatian serius terhadap daur ulang kertas antara lain Amerika Serikat, Jepang, India, Meksiko, Afrika Selatan, dan negara-neraga Uni Eropa. Negara-negara ini sudah menikmati hasil positif penerapan daur ulang kertas. Amerika Serikat, misalnya, menyatakan bahwa sekitar dua pertiga dari seluruh produk kertas di AS kini diperoleh kembali dan didaur ulang, meskipun tidak semuanya menjadi kertas baru. Proses daur ulang kertas bekas yang sudah tidak dipakai terus berkembang di seluruh dunia. Hingga hari ini, proses daur ulang kertas terus berkembang dan semakin baik. Pada 1990, sebanyak 42% dari total kertas bekas didaur ulang di Singapura. Dukungan dan perhatian untuk melaksanakan daur ulang kertas pun merambah ke berbagai sektor. Dunia internasional, sektor pemerintahan, perusahaan-perusahaan besar, bahkan organisasi internasional pun sudah memberikan perhatian khusus terhadap proses pendaur-ulangan kertas bekas ini.[1] SejarahPada 1030, daur ulang kertas pertama tercatat dalam sejarah di dunia. Proses ini dilaksanakan di Jepang pada masa periode Heian. Melemahnya kemampuan negara pada saat itu dalam mengontrol produksi kertas menyebabkan banyaknya pekerja yang mengundurkan diri dan memutuskan untuk bergabung dengan masyarakat umum. Oleh karena itu, lahirlah pabrik kertas milik swasta yang mempekerjakan para pekerja tersebut untuk memproduksi kertas. Dalam upaya menghemat bahan dan memaksimalkan hasil produksi maka dilakukan proses pembuatan kertas daur ulang dari kertas limbah yang sudah tidak digunakan lagi.[2] Di sisi lain, sejarah juga mencatat bahwa salah seorang penemu yang bernama Mathias Koops menemukan dan mengkaji bagaimana cara membuat kertas dengan biaya yang murah dan material yang mudah digunakan dan didapatkan. Pada 1800 dan 1801, tercatat bahwa Mathias Koops menerima tiga buah hak paten dalam bidang pembuatan kertas. Salah satunya adalah hak paten dalam bentuk penghapusan tinta percetakan dan tulisan yang terdapat di kertas dari sampah kertas yang sudah tidak digunakan lagi, sehingga kertas tersebut dapat digunakan kembali.[3] Proses Daur Ulang KertasProses daur ulang kertas bekas paling sering melibatkan pencampuran kertas bekas/lama dengan air dan bahan kimia untuk menguraikannya. Selama proses kertas dicincang dan dipanaskan, untaian selulosa (sejenis bahan tanaman organik) terpecah; campuran yang dihasilkan ini disebut pulp atau bubur. Langkah selanjutnya, campuran tersebut disaring melalui saringan, yang menghilangkan plastik (terutama dari kertas berlapis plastik) yang mungkin masih ada dalam campuran. Kemudian dibersihkan, dihilangkan tintanya (tinta dihilangkan), diputihkan, dan dicampur dengan air. Kemudian bisa dibuat menjadi kertas daur ulang baru. Metode daur ulang kertas juga mencakup proses penghapusan tulisan yang ada di kertas lama dan menghasilkan kertas baru yang bisa digunakan kembali. Porsi tinta dalam stok kertas bekas mencapai sekitar 2% dari total berat. Oleh karena itu, tinta ini harus dihilangkan selama proses daur ulang kertas. Proses industri menghilangkan tinta cetak dari serat kertas kertas daur ulang untuk membuat pulp yang dihilangkan tintanya disebut penghilangan tinta, sebuah penemuan ahli hukum Jerman Justus Claproth. Secara umum, proses daur ulang kertas terbagi atas tiga tahap, yaitu tahap pengumpulan kertas, tahap penghancuran (pulping)[4], dan tahap pembentukan kertas baru. Selain itu, ada beberapa hasil daur ulang lainnya, seperti bahan bakar dan bahan kerajinan. Jenis Kertas dalam Proses Daur UlangPada dasarnya, limbah kertas dapat digolongkan menjadi tiga jenis limbah yang dapat didaur ulang. Jenis limbah tersebut adalah kertas cacah atau Mill Broke, limbah pra-konsumen, dan limbah pasca-konsumen. Mill Broke dikenal juga dengan istilah gilingan kayu kertas merupakan limbah (potongan kertas dan sisa kertas lainnya dari pembuatan kertas) yang dihasilkan selama proses pembuatan kertas. Limbah gilingan kayu dari pembuatan kertas baru inilah yang digunakan kembali untuk membuat kertas daur ulang. Kertas jenis ini merupakan kertas daur ulang asli. Limbah yang kedua adalah limbah pra-konsumen. Limbah pra-konsumen merupakan jenis kertas yang sudah siap cetak, tetapi menjadi limbah karena tidak digunakan oleh konsumen. Contohnya, kertas potongan printer, kertas hiasan amplop, atau stok kertas yang ditolak pasar. Sementara itu, limbah pasca-konsumen adalah jenis limbah kertas yang telah digunakan oleh konsumen dan menjadi limbah karena tidak digunakan lagi. Contohnya kertas bekas dari perkantoran dan rumah, koran dan majalah bekas, dan kemasan bekas [5]. Namun, perlu diketahui bahwa tidak semua jenis limbah kertas dapat didaur ulang. Setiap kertas memiliki kemampuan berbeda-beda untuk dapat didaur ulang. Ada tiga jenis pembagian kertas dalam proses daur ulang. Pertama, kertas dapat didaur ulang dengan kualitas baik. Kedua, kertas dapat didaur ulang dengan kualitas kurang baik, dan ketiga kertas yang tidak dapat didaur ulang.[6] Tahap Daur Ulang Kertas Metode SederhanaKertas merupakan salah satu produk atau bahan yang sangat mudah untuk didaur ulang. Hal ini disebabkan bahan dasar dari kertas berasal dari kayu (bahan alam). Ketika kertas dicampurkan dengan air, kertas akan berubah kembali menjadi serat dengan mudah. Proses daur ulang kertas dapat dilakukan menggunakan metode dan peralatan sederhana. Kertas yang akan didaur ulang dapat dikumpulkan ke dalam sebuah wadah dan direndam di dalam air selama 12-24 jam. Hal ini dilakukan agar seluruh kertas yang sudah direndam bisa menjadi lunak dan mudah hancur. Setelah proses perendaman, dilanjutkan dengan proses penghancuran (pulping). Dalam proses ini semua kertas yang sudah direndam dilumatkan sampai hancur dan berbentuk seperti bubur kertas. Peralatan sederhana seperti blender bisa digunakan untuk membentuk bubur kertas. Setelah itu, campurkan bubur kertas dengan bahan perekat ke dalam wadah berisi air. Bahan sederhana yang bisa digunakan sebagai bahan perekat dapat berupa tepung kanji yang sudah dicampur air hangat. Hal ini bertujuan agar partikel kertas dalam bentuk bubur kertas dapat bersatu kembali satu sama lain untuk membentuk kertas baru. Setelah semua bahan tercampur, proses pencetakan kertas baru bisa dimulai dengan memisahkan partikel kertas dan kandungan air. Untuk memisahkan partikel kertas dan air dengan mudah salah satu cara yang bisa digunakan adalah menggunakan kain yang dihamparkan di atas meja atau lantai. Dengan bantuan pemanas dan cahaya matahari, partikel kertas dapat mengering dan membentuk kertas baru.[7] Produk Daur Ulang KertasKertas hasil daur ulang bisa dibentuk menjadi berbagai barang dengan nilai jual tinggi, sebagai contoh buku catatan, kantong kertas, piranti penyangga ponsel atau handphone stand.[8]. Bubur kertas dalam bentuk pulp yang bersifat padat dapat diolah menjadi kertas kembali yang berupa bahan dasar kotak, seperti bahan dasar untuk pembuatan kotak pensil dari kertas, rak kosmetik mini, ataupun produk kerajinan lainnya.[9] Dampak Positif Daur Ulang KertasDaur ulang kertas memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Hal ini tidak hanya dapat melindungi hutan karena jumlah pohon yang ditebang berkurang, tetapi juga mengurangi tumpukan sampah yang mengganggu ekosistem alam. Karena pemrosesan berulang kali membuat serat menjadi terlalu pendek untuk produksi kertas baru, maka serat murni dari pohon yang dibudidayakan secara lestari tetap harus ditambahkan ke dalam petunjuk pembuatan bubur kertas. Namun, hal ini tetap lebih baik daripada tidak ada daur ulang kertas sama sekali. Hemat Sumber DayaKertas yang dihasilkan dari kertas daur ulang menunjukkan penghematan energi 70% dibandingkan dengan energi yang dibutuhkan untuk menghasilkan kertas dari kayu atau serat perawan (lebih dari kaca). Pengurangan bahan baku yang dikonsumsi (pohon ditebang): Untuk setiap ton kertas daur ulang, setara dengan 12 pohon (4m3 kayu) disimpan dalam kayu. Sumber lain menunjukkan 17 pohon dan bahkan 31 pohon dibutuhkan[10]. Dengan mendaur ulang, industri kertas karton dapat disuplai dengan hampir 69% dari sumber daya yang dibutuhkannya. Hemat EnergiDengan adanya daur ulang, konsumsi energi secara umum dapat berkurang. Menurut Energy Information Administration[11] terjadi pengurangan energi sebesar 40% ketika kertas didaur ulang dibandingkan kertas yang dibuat dengan pulp yang tidak didaur ulang. Sementara itu, BIR [12] menyatakan terjadi pengurangan sebesar 64%. Beberapa perhitungan menunjukkan bahwa mendaur ulang satu ton koran menghemat sekitar 4.000 kWh (14 GJ) listrik, meskipun angka ini mungkin terlalu tinggi. Jumlah listrik ini cukup untuk memberi daya pada rumah dengan 3 kamar tidur di Eropa selama satu tahun penuh, atau energi yang cukup untuk memanaskan dan mengkondisikan rata-rata rumah di Amerika Utara selama hampir enam bulan [13]. Kualitas Udara dan Air Lebih BaikDaur ulang kertas mengurangi metana dan karbon dioksida di atmosfer. Pohon menyerap karbon dioksida, ketika pohon ditebang karbon dioksida dilepaskan. Jadi, semakin sedikit pohon yang ditebang untuk dijadikan produk kertas, semakin sedikit karbon dioksida yang dilepaskan ke alam. Alhasil, udara lebih bersih dan aman untuk manusia. Menurut EPA, daur ulang satu ton kertas dapat mengurangi tingkas gas rumah kaca setara dengan satu metrik ton karbon. Daur ulang kertas menghasilkan pengurangan emisi gas sebesar 74% dan pengurangan emisi air sebesar 35%. Penghematan emisi gas rumah kaca (GRK) Lebih sedikit sampah dikirim ke TPA atau untuk insinerasi (ecopark)[14]. Kertas daur ulang juga dapat menghemat 80% air dibandingkan dengan produksi dari serat perawan. Limbah kertas yang berupa limbah sisa industri kertas yang didaur ulang juga dapat diolah dan dijadikan sebagai bahan bakar karena komponen utama dari limbah sisa industri kertas berbahan baku kertas ini tersusun dari plastik dan serat. Pelet plastik yang terkandung di dalam limbah sisa industri kertas mengandung nilai kalor tinggi, kadar abu, sulfur rendah, dan kadar mineral abu rendah. Komponen ini juga memiliki suhu pelunakan (ST) > 1.150 °C. Hal ini dapat digunakan sebagai substansi bahan bakar batu bara boiler yang tidak menyebabkan slagging dan fouling di dalam boiler.[15] Daur Ulang Kertas Metode UpcycleProduk daur ulang kertas lainnya juga bisa didapatkan dengan proses upcycle[16], upaya mendaur ulang suatu barang yang diubah menjadi barang dengan kegunaan baru, tanpa menghilangkan wujud aslinya. Kertas-kertas bekas dokumen/catatan yang sudah tidak terpakai untuk bisa dimanfaatkan sebagai bahan kemasan barang. Selain itu juga bisa digunakan untuk menjadi penyumpal sepatu baru/tas sebagai pengganti bubble wrap hanya dengan memotong kertas bekas yang ada di rumah. Kertas-kertas bekas tersebut dapat dimanfaatkan untuk menjaga barang agar tidak mudah rusak. Kertas-kertas tak terpakai juga bisa dimanfaatkan untuk membuat origami kecil yang lucu, kotak perhiasan, pembatas buku, atau bahkan menjadikannya hiasan dinding berbentuk hewan yang bisa digantung[17]. Potongan-potongan kertas emas yang tidak terpakai dapat digunakan menjadi bahan kerajinan atau bahan ajar anak TK, halaman kertas HVS yang tersisa menjadi amplop atau label harga/alamat untuk mengirim paket, kertas dari kardus yang dilapisi kertas bergambar bisa menjadi tempat kosmetik yang lucu dan indah, dll.. Tumpukan kertas bekas yang masih berlembar-lembar dapat dimanfaatkan menjadi notepad atau buku catatan kecil. Kertas koran/majalah bekas bisa digunakan untuk membuat bingkai foto, hiasan dinding, atau tas jinjing (paper bag). Lihat JugaReferensi
|