Coretta Scott KingCoretta Scott King (27 April 1927 – 30 Januari 2006) adalah janda dari pemimpin perjuangan hak sipil Dr. Martin Luther King, Jr. dan seorang pemimpin masyarakat terkemuka. Masa Kanak-KanakScott dilahirkan di tanah pertanian di Heiberger, di Kabupaten Perry Alabama dari ayahnya, Obadiah (Obie) dan ibunya Bernice McMurry Scott. Meskipun keluarganya memiliki tanah itu sendiri, hidup mereka sering kali sangat berat. Semua anak harus membantu memetik kapas pada masa Depresi Besar untuk menolong memenuhi kebutuhan keluarga. Scott lulus dari Sekolah Menengah Atas Lincoln (9 mil dari Heiberger) sebagai siswa terbaik di kelasnya, tahun 1945, lalu melanjutkan studi di Antioch College. Setelah lulus, ia pindah ke Boston dan di sana bertemu dengan Martin Luther King Jr. (lihat [1]). Masa dewasaCoretta menikah dengan Martin Luther King, Jr., pada 18 Juni 1953. Kebaktian pemberkatan nikahnya dipimpin oleh ayah King sendiri, yang juga seorang pendeta. Upacara ini diadakan di taman di rumah orang tua Coretta. Coretta mendapat gelar sarjana dalam menyanyi dan biola di Konservatorium New England, lalu pindah bersama suaminya ke Montgomery, Alabama pada September 1954 setelah Martyn diangkat menjadi pendeta di Gereja Baptis Dexter Avenue. Coretta Scott King adalah anggota Alpha Kappa Alpha, sebuah perhimpunan persaudaraan perempuan Afrika-Amerika terkemuka. Ia juga menerima sejumlah gelar kehormatan dari berbagai lembaga, termasuk Universitas Princeton dan Bates College. Dari pernikahannya dengan Martin Luther King, Jr., Coretta Scott King mendapatkan empat orang anak:
Keempat anak mereka mengikuti jejak ayah mereka sebagai aktivis perjuangan hak-hak sipil. Gerakan Hak-hak SipilDua minggu setelah kelahiran anak pertama mereka, Rosa Parks ditangkap di sebuah bus di kota Montgomerry. Hal ini menyulut apa yang kelak berkembang menjadi gerakan hak-hak sipil modern. Suaminya segera muncul sebagai salah seorang pemimpin utama gerakan ini. Perjuangan yang terjadi sesudah itu harus dibayar dengan harga mahal. Pada 30 Januari 1956. Scott King dan anak perempuannya sedang berada di rumah ketika sebuah bom meledak di rumahnya dan hampir membunuh mereka berdua. Suaminya saat itu sedang berbicara di Gereja Baptis Pertama yang dipimpin Pdt. Ralph Abernathy saat itu. Konser kemerdekaanScott King kemudian menyelenggarakan sejumlah Konser Kemerdekaan yang menggabungkan pembacaan puisi, narasi dan musik untuk menyoroti gerakan itu dan mengumpulkan dana untuk Southern Christian Leadership Conference. Pada 1962, ia menjadi salah seorang utusan dari Gerakan Mogok untuk Perdamaian di kalangan perempuan dalam sebuah Konferensi Perlucutan Senjata yang dihadiri 17 negara di Jenewa Swiss. Yang paling menonjol barangkali adalah kenyataan bahwa dua tahun sebelum suaminya, Coretta Scott King telah berjuang menentang Perang Vietnam, berbicara dalam sebuah demonstrasi anti perang pada 1965 di Madison Square Garden di New York City, sementara pada saat yang sama juga berperan sebagai penghubung dengan sejumlah organisasi perdamaian dan keadilan internasional. Kehidupan setelah pembunuhan Martin Luther KingHari Martin Luther KingSelama bertahun-tahun ia aktif dalam melestarikan kenangan terhadap suaminya, dan dalam berbagai isu politik lainnya. Setelah suaminya dibunuh pada 1968, ia mulai menghadiri upacara peringatan di Gereja Baptis Ebenezer di Atlanta untuk mengenang hari lahir suaminya setiap tanggal 15 Januari (kini diperingati pada setiap hari Senin ketiga Januari sejak Hari Martin Luther King diresmikan). Pada beberapa kesempatan ia pun hadir untuk menghormati sejumlah presiden. Misalnya, ia menghadiri upacara penguburan bekas presiden Lyndon Johnson, pada 1973, sebagai seorang sahabat yang sangat dekat dari Johnson, yang juga banyak menyumbang bagi perjuangan hak-hak sipil. Ia juga hadir ketika Presiden Ronald Reagan menandatangani undang-undang yang meresmikan Hari Martin Luther King. Perjuangan menentang apartheidPada tahun 1980-an, Coretta King mengukuhkan kembali sikapnya yang telah lama menentang apartheid, ikut serta dalam berbagai protes duduk di Washington yang mendorong demonstrasi di seluruh AS untuk menentang politik rasial Afrika Selatan. Pada 1986, ia berkunjung ke Afrika Selatan dan bertemu dengan Winnie Mandela sementara suaminya Nelson Mandela masih merupakan tahanan politik di Pulau Robben. Sekembalinya ke AS, ia mendesak Presiden Ronald Reagan untuk mengesahkan sanksi terhadap Afrika Selatan. Ia hadir pada hari pelantikan George W. Bush pada 2001. Aktivitas lainnyaNy. King sangat vokal dalam perlawanannya terhadap hukuman mati dan penyerangan Irak 2003, sehingga mendapatkan banyak kritik dari kelompok-kelompok konservatif. Ia pun aktif dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, hak-hak lesbian dan gay dan pencegahan AIDS/HIV. Dukungannya terhadap hak-hak kaum gay dan lesbian, termasuk pernikahan sejenis, kadang-kadang membuatnya bekonflik dengan anggota-anggota keluarganya sendiri, termasuk anak perempuannya, Bernice dan keponakannya, Alveda King. Penghargaan Coretta Scott KingPerhimpunan Perpustakaan Amerika menganugerahkan sebuah medali untuk para penulis dan ilustrator Afrika-Amerika yang memberikan sumbangan yang luar biasa dan membangkitkan inspirasi dalam pendidikan untuk sumbangannya dalam cerita anak-anak. Akhir hidupnyaPada 16 Agustus 2005, Ny. King dirawat di rumah sakit setelah menderita stroke dan serangan jantung ringan. Mulanya ia tidak mampu berbicara ataupun menggerakkan bagian kanan tubuhnya. Ia diizinkan pulang dari Rumah Sakit Piedmont di Atlanta pada 22 September 2005, setelah kemampuan bicaranya kembali sedikit dan melanjutkan perawatan fisioterapi di rumah. Karena komplikasi dari strokenya itu, ia tidak mampu menyatakan kehendaknya mengenai perdebatan yang berlanjut tentang apakah tempat kelahiran almarhum suaminya harus tetap dipelihara oleh kota Atlanta atau oleh Taman Nasional Amerika. Pada 14 Januari 2006, Ny. King terakhir kali muncul di muka umum di Atlanta dalam sebuah jamuan makan untuk menghormati suaminya. Coretta meninggal dalam tidurnya pada sekitar pk. 20:30 waktu setempat pada 30 Januari 2006 di sebuah pusat rehabilitasi Meksiko, tempat ia menjalani perawatan holistik untuk strokenya. Jenazahnya akan dibawa kembali ke Atlanta dan dikuburkan di samping suaminya di The King Center. Bacaan lanjutan
Pranala luar
|