Bustami Rahman
Prof. Dr. Bustami Rahman, M.Sc (lahir 24 April 1951) adalah seorang akademis yang mendalami bidang teori sosiologi. Dikenal sebagai pelopor dan Rektor pertama Universitas Bangka Belitung. Kehidupan dan PendidikanMasa KecilBustami dilahirkan di Belinyu, Bangka Belitung pada tanggal 24 April 1951 dari pasangan H. Abdurrahman Ilyas dan Hj. Muzaimah. Bustami mulai mengenyam bangku pendidikan pada usia 5 tahun di Belinyu, lalu dilanjutkan dengan sekolah dasar di SD Budi Mulia di Pangkalpinang. Masa RemajaBustami kemudian melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMP Budi Mulia, yang juga terletak di Pangkalpinang. Di masa itu, beliau aktif dalam kegiatan Pramuka dan telah menunjukkan tanda-tanda berbakat sebagai pemimpin. Di kesatuan pramuka Bustami kecil sering memegang jabatan sebagai komandan regu. Di kelas dia selalu ditunjuk menjadi ketua kelas. Lulus dari SMP, Bustami melanjutkan pendidikan menengah atas di SMA Negeri 1 Pangkalpinang, dimana ia melanjutkan trend menjadi ketua kelas. Pada saat ini, ia sudah sangat aktif berorganisasi, terbukti dengan menjadi Komandan Brigade Ikhwan Ridwan Rais KAPPI Bangka (1967-68) dan ketua OSIS SMA Negeri 1 Pangkalpinang (1969). Masa Kuliah Strata 1Setelah ia menyelesaikan pendidikan SMA, Bustami kemudian berangkat sendiri merantau ke Yogyakarta untuk menuntut ilmu di Jurusan Sosiatri (Community Development) di Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Gadjah Mada. Di kota pelajar ini ia tetap aktif berorganisasi, bergabung dengan Himpunan Mahasiswa Islam dan sempat memegang beberapa posisi penting seperti Ketua Umum HMI Komisariat Fakultas SOSPOL UGM (1972-1973) dan Ketua Himpunan Mahasiswa Islam cabang Yogyakarta (1974-1975). Selanjutnya ia ditunjuk untuk menjadi Ketua Dewan Pertimbangan HMI cabang Yogyakarta (1975). Selain di organisasi Himpunan Mahasiswa Islam, ia juga sempat dipercaya menjadi Ketua Senat Mahasiswa SOSPOL UGM (1972-1973) dan Ketua Umum Ikatan Siswa/Mahasiswa Bangka (ISBA) (1972-1973). Bahkan di tingkat 2 beliau pernah menjabat sebagai ketua RT di kampung di mana dia bertempat tinggal sebagai anak kos di kota gudeg itu. Bustami berhasil menyelesaikan pendidikan Strata 1 pada tahun 1976, dan merupakan lulusan tercepat dan terbaik dari 6 jurusan di Sospol pada saat itu. Masa Kuliah Strata 2Bustami mendapatkan kesempatan untuk melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi setelah ia terpilih sebagai salah satu penerima beasiswa dari Yayasan Rockefeller pada tahun 1984. Setelah wawancara, ia diberikan kesempatan untuk memilih universitas manapun yang ia mau, namun karena alasan keluarga ia memilih untuk menempuh pendidikan Master di Indonesia. Akan tetapi, pihak Rockefeller bersikeras untuk mengirimnya ke luar negeri sehingga ia ‘dipaksa’ untuk menempuh pendidikan di beberapa universitas terkemuka di Asia Tenggara untuk mendalami tentang sosiologi, antara lain Universiti Pertanian Malaysia (sekarang Universitas Putra Malaysia), University of the Philippines at Los Banos, dan Ateneo de Manila University, Philippines. Ia menyelesaikan studi strata 2 di bidang Sosiologi pada tahun 1986. Masa Kuliah Strata 3Pada tahun 1991 Bustami memutuskan untuk melanjutkan studi Doktor di Universitas Gadjah Mada. Pada tahun yang sama, Bustami mendapatkan kesempatan untuk mengikuti Sandwich Program di dua universitas Eropa, yaitu Universtat Bielefeld di Jerman dan Universiteit van Amsterdam di Belanda selama dua tahun. Gelar Doktor di bidang Sosiologi ia raih pada tahun 1996. Gelar ProfessorBustami Rahman mendapatkan gelar professor nya di bidang teori Sosiologi pada tahun 2009, dengan pidato ilmiah yang bertajuk “Menegakkan Peradaban Bangsa”. KarierBermodalkan nilai terbaik dan kelulusan tercepat, Bustami melamar untuk menjadi dosen di almamaternya sendiri setelah lulus sarjana. Namun pada saat itu permintaannya ditolak secara halus oleh universitas. Bustami kemudian sempat mencari peruntungan di ibu kota Jakarta, tetapi akhirnya Bustami sekeluarga mencoba kembali sejenak ke kampung halaman, Bangka Belitung. Kepala Sekolah SMA MuhammadiyahSaat itu kalangan cendekiawan Muhammadiyah Bangka Belitung berencana untuk mendirikan SMA Muhammadiyah. Pada awalnya ditunjuk sebagai wakil kepala sekolah, namun karena kepala sekolah saat itu sibuk di UPTB (nama PT. Timah pada saat itu), Bustami ditunjuk untuk mengambil alih tugas kepala sekolah SMA Muhammadiyah. Dua tahun menjabat Bustami mengundurkan diri seiring dengan tawaran yang datang sebagai dosen dari Universitas Jember. Pegawai Negeri Sipil di Pemerintah Kabupaten BangkaKarir sebagai PNS Bustami pernah menjabat sebagai Kasi Kependudukan di Pemkab Bangka. Jabatan ini pada akhirnya ditinggalkan demi mengejar cita-citanya semula, menjadi seorang dosen. Dosen Universitas Jemberkarier Bustami Rahman di dunia pendidikan dimulai beberapa tahun setelah ia menyelesaikan studi Strata 1. Pada tahun 1979 datang dua surat dari Universitas Hasanuddin Makassar dan Universitas Jember. Surat dari UNHAS mengabarkan bahwa lamarannya untuk menjadi dosen diterima, sedangkan surat dari Universitas Jember berisi tentang ajakan untuk bergabung sebagai dosen FISIP di Universitas Jember, Jawa Timur. Pada akhirnya Bustami memutuskan untuk meniti karier di Universitas Jember. Di universitas ini, jenjang kariernya meningkat menjadi Asisten Ahli Muda (1982), Asisten Ahli Madya (1986), Lektor Muda (1990), Lektor Madya (1996), dan Lektor Kepala (2001). Bustami diangkat menjadi Guru Besar Sosiologi di Universitas Jember pada tahun 2009. Selama mengabdi di Universitas Jember, Bustami pernah diangkat menjadi Ketua Ikatan Sosiologi Indonesia (ISI) Chapter Jember pada tahun 1997, sekaligus menjadi Ketua Ikatan Cendikiawan Jember. Rektor Pertama Universitas Bangka BelitungSetelah puluhan tahun mengabdi di Universitas Jember, Bustami diminta untuk kembali mengabdi di kampung halamannya di Bangka Belitung. Pada saat itu Gubernur pertama Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Hudarni Rani meminta Bustami untuk menjadi ketua Yayasan Pendidikan Bangka Belitung, sekaligus ketua Tim Persiapan Pendirian Universitas Bangka Belitung. Setelah banyak persiapan, pada tahun 2006 Universitas Bangka Belitung berdiri,[1] meski masih berstatus swasta. Bustami ditunjuk oleh Gubernur untuk menjadi Rektor. Selama bekerja sebagai Rektor Universitas Bangka Belitung, Bustami juga ditunjuk sebagai Ketua Dewan Pakar KAHMI Bangka Belitung (2006), Ketua Dewan Pakar ICMI Babel (2007), dan anggota Dewan Pakar Nasional KAHMI (2012). Bersama-sama dengan Rektor-Rektor Perguruan Tinggi Negeri Baru lain, beliau ditunjuk sebagai Ketua Forum Pimpinan Perguruan Tinggi Negeri Baru (FPPTNB) tahun 2010 sampai akhir jabatannya di 2016.[2] Pada tahun 2010 Universitas Bangka Belitung secara resmi berubah status menjadi sebuah Universitas Negeri,[1] dan Bustami melanjutkan pengabdian sebagai Rektor sampai akhir jabatannya pada tahun 2016. Selama dua periode masa jabatan tersebut Bustami berhasil meletakkan fondasi sistem universitas, bekerjasama dengan pemerintah menyatukan kampus dalam satu daerah terpadu,[3] sekaligus mendapatkan kepastian untuk para pegawai Universitas Negeri baru di Bangka Belitung ini.[4] Pengalaman Kerja Lain-LainSelain menjadi seorang pengajar, Bustami Rahman memiliki banyak pengalaman bekerja dalam proyek-proyek pemerintah. Ia pernah ditunjuk menjadi Staf Ahli Khusus Wali kota Jember (1996-1998), Staf Ahli Khusus Bupati Jember (1998-2001), Staf Ahli Khusus Gubernur Jawa Timur (2001-2002), Team Leader pada Proyek Bank Dunia (2003-2004), Staf Ahli Khusus Gubernur Bangka Belitung (2014-2015), dan Advisor Bappenas untuk Evaluasi Kinerja Provinsi Kepulauan Bangka Belitung (2011-2016) Buku dan JurnalIlmu pengetahuan yang dimiliki Bustami Rahman sempat disalurkan melalui tulisannya dalam banyak buku dan jurnal, diantaranya:
Tanda Jasa dan PenghargaanBeberapa tanda jasa dan penghargaan yang pernah Bustami terima antara lain:
Referensi
|