Belinyu adalah sebuah kecamatan di Kabupaten Bangka, Provinsi Kepulauan Bangka Belitung. Luas 748,21 km², terdiri dari 7 kelurahan, 5 desa, dan 31 Dusun/Lingkungan.[1] Dalam varian Bahasa Hakka yang dituturkan warga Tionghoa di Bangka, Belinyu sendiri disebut Belijong (勿裡洋).[2]
Kecamatan Belinyu terletak di wilayah Kabupaten Bangka di bagian utara Pulau Bangka. Sebagian besar berbatasan dengan perairan laut, di utara terdapat Laut Natuna, di barat Teluk Kelabat. Sementara sebelah timur dan selatan berbatasan dengan Kecamatan Riau Silip.
Suku utama yang menempati Kecamatan Belinyu adalah Suku Melayu dan Tionghoa, khususnya Hakka. Budaya Tionghoa (seperti perayaan serta bahasa Hakka) masih umum dijumpai di Belinyu.[5]
Di daerah pedesaan, orang Melayu masih ada yang tinggal di rumah-rumah panggung dan mempertahankan cara hidup tradisional, tetapi lama-kelamaan sudah cukup berkurang.
Meskipun dalam kehidupan sehari-hari kebiasaan masyarakat sudah mengalami banyak perubahan, namun beberapa tradisi masyarakat Bangka, seperti nganggung masih rutin dilaksanakan di momen-momen hari besar Islam. Tidak hanya tradisi Melayu, tradisi tionghoa juga masih rutin dilaksanakan. Pada beberapa tradisi, seperti Ceng Beng, masyarakat tionghoa di seluruh penjuru Indonesia, bahkan dari luar negeri sekalipun akan pulang ke daerah untuk mendatangi makam orang tua dan/atau leluhur[6].
Daerah utara yang berbatasan dengan laut merupakan daerah pantai yang jadi objek wisata[9], seperti Pantai Tanjung Putat, Pantai Lepar, Pantai Penyusuk.
Kecamatan Belinyu merupakan kecamatan yang bagian utaranya adalah Laut Cina Selatan dan bagian baratnya merupakan Teluk Kelabat, maka terdapat banyak pantai-pantai yang dapat orang kunjungi, antara lain:
Batu Dinding, batu granit besar yang terletak di Mantung.[10]
Benteng Kuto Panji, reruntuhan benteng kuno.
Pantai Penyusuk, terletak di sisi paling utara Pulau Bangka,[11] dikenal juga dengan nama Jamthien dalam varian Bahasa Hakka. Pantai ini dapat dicapai sekitar 40 menit dari pusat kota Belinyu.[12]
Pantau Romodong, merupakan salah satu pantai di Kecamatan Belinyu, yang memiliki keunikan yakni memiliki 2 batu granit setinggi 10 meter di jalan masuk ke pantai ini.[9][13] Pada awal tahun 90an, pantai ini mencapai puncak terpopulernya, di mana tempat ini pernah dipenuhi dengan villa-villa. Namun, sekarang villa-villa tersebut sudah hancur dan terbengkalai.[14]
Phak Kak Liang. Tempat ini merupakan taman dan kelenteng yang dikelilingi oleh kolam besar dengan bermacam-macam ikan.[15]
Kampung Gedong di Kelurahan Kuto Panji, komunitas warga keturunan Tionghoa Belinyu, juga masih tinggal di rumah-rumah kayu bergaya Tionghoa. Warga kampung ini adalah keturunan dari para penambang timah yang hijrah dari Tiongkok pada zaman penjajahan Belanda.[16]
Galeri
Salah satu sudut kota kecil Belinyu
Pusat keramaian di Belinyu, Jalan Gajah Mada
Fuk Tet Tse Belinyu, Kuto Panji, dibangun sejak tahun 1896.
Gua Maria Pelindung Segala Bangsa Belinyu - Paroki St. Perawan Maria Dikandung Tanpa Noda, Bukit Mo Thian Liang, Belinyu, Bangka.