Buddhisme Tanah Murni

Buddha Amitābha dan para bodhisatwa pengikutnya Avalokiteśvara (kanan) dan Mahāsthāmaprāpta (kiri)

Buddha Tanah Murni (Hanzi sederhana: 净土宗; Hanzi tradisional: 淨土宗; Pinyin: Jìngtǔzōng; Jepang: 浄土仏教[1], Jōdo bukkyō; Korea: 정토종, jeongtojong; Vietnam: Tịnh Độ Tông), juga disebut sebagai Amidisme,[2][3] adalah sebuah cabang dari Buddha Mahāyāna dan salah satu aliran yang paling banyak mempraktikan tradisi-tradisi Buddha di Asia Timur. Tanah Murni adalah sebuah tradisi pengajaran Buddha yang berfokus pada Buddha Amitābha.

Pure Land mengorientasikan praktik-praktik dan konsep-konsep yang ditemukan pada pengajaran kosmologi Buddha Mahāyāna, dan bentuk komponen berpengaruh dari tradisi Buddha Mahāyāna di Tiongkok, Jepang, Korea, Vietnam, dan Tibet. Istilah "Buddha Tanah Murni" digunakan untuk mendeskripsikan soteriologi Tanah Murni dari Buddha Mahāyāna, yang lebih dikenal sebagai "tradisi Tanah Murni" atau "pengajaran Tanah Murni," dan berbeda dengan sekte-sekte Tanah Murni yang berkembang di Jepang. Dalam Buddhisme Jepang, pengajaran Tanah Murni dikembangkan dalam sekte-sekte institusional independen, yang dapat dilihat dalam aliran Jōdo-shū dan Jōdo Shinshū.[4]

Sejarah awal

Patung Buddha Amitābha yang duduk dalam meditasi. Borobodur, Jawa, Indonesia.
Buku terbuka dari versi Tiongkok tradisional (dengan anotasi Jepang) dari Sukhāvatīvyūha Sūtra.
Gunung Lu, di mana tradisi Tanah Murni Tiongkok dibentuk.

Sejarah di India

Pengajaran Tanah Murni pertama kali dikembangkan di India, dan sangat terkenal di Kashmir dan Asia Tengah, di mana ajaran tersebut berasal.[5] sutra-sutra Tanah Murni dikirim dari wilayah Gandhāra ke China pada awal 147 Masehi, ketika biksu Kushan Lokakṣema mulai menerjemahkan sūtra-sūtra Buddha pertama ke dalam bahasa Tionghoa.[6]

Lihat pula

Catatan

Bacaan tambahan

  • Hisao Inagaki, Harold Stewart (transl.): The Three Pure Land Sutras, Berkeley: Numata Center for Buddhist Translation and Research 2003. ISBN 1-886439-18-4 PDF Diarsipkan 2015-05-21 di Wayback Machine.
  • Müller, F. Max (trans) Buddhist Mahâyâna texts Vol.2: The larger Sukhâvatî-vyûha, the smaller Sukhâvatî-vyûha, the Vagrakkedikâ, the larger Pragñâ-pâramitâ-hridaya-sûtra, the smaller Pragñâ-pâramitâ-hridaya-sûtra. The Amitâyur dhyâna-sûtra, translated by J. Takakusu. Oxford, Clarendon Press 1894. Pure Land Sutras
  • Shi Wuling: In one Lifetime: Pure Land Buddhism, Amitabha Publications, Chicago 2006. ISBN 978-1-59975-357-7
  • Halkias, Georgios: Luminous Bliss: A Religious History of Pure Land Literature in Tibet, with an annotated English translation and critical edition of the Orgyan-gling Gold manuscript of the short Sukhāvatīvyūha-sūtra. Hawaii: University of Hawai‘i Press 2013. [1]
  • Shinko Mochizuki, Leo M. Pruden,Trans. (1999). Pure Land Buddhism in China: A Doctrinal History, Chapter 1: A General Survey. In: Pacific World Journal, Third Series, Number 1, 91-103. Archived from the original
  • Shinko Mochizuki, Leo M. Pruden,Trans. (2001). Pure Land Buddhism in China: A Doctrinal History, Chapter 2: The Earliest Period; Chapter 3: Hui-yuan of Mt.Lu; and Chapter 4: The Translation of Texts-Spurious Scriptures. In: Pacific World Journal, Third Series, Number 3, 241-275. Archived from the original
  • Shinko Mochizuki, Leo M. Pruden,Trans. (2002). Pure Land Buddhism in China: A Doctrinal History, Chapter Five: The Early Pure Land Faith: Southern China, and Chapter Six: The Early Pure Land Faith: Northern China. In: Pacific World Journal, Third Series, Number 4, 259-279. Archived from the original
  • Shinko Mochizuki, Leo M. Pruden,Trans. (2000). Pure Land Buddhism in China: A Doctrinal History, Chapter 7: T'an-luan. In: Pacific World Journal, Third Series, Number 2, 149-165. Archived from the original
  • Kenneth Tanaka (1989). Bibliography of English-language Works on Pure land Buddhism: Primarily 1983-1989, Pacific World Journal, New Series, Number 5, 85-99. PDF

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya