Beringin
Beringin (Ficus benjamina dan beberapa jenis (genus) Ficus lain dari suku ara-araan atau Moraceae), yang disebut juga waringin atau (agak keliru) ara (ki ara, ki berarti “pohon”), dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah mengembangkan beringin berdaun loreng (variegata) yang populer sebagai tanaman hias ruangan. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai. Beringin adalah tumbuhan asli dari Asia dan Australia.[3] Varietas beringin yang baru saja dideskripsikan, Ficus benjamina var. Bracteata ditemukan di hutan karang yang terangkat di daerah Taiwan selatan. Beberapa spesies beringin juga telah dinaturalisasi di Hindia Barat serta di negara bagian Florida dan Arizona di Amerika Serikat.[4][5] Buah beringin relatif kecil, dan biasanya disukai oleh beberapa burung, seperti walik raja, merpati buah wompoo (Ptilinopus magnificus), merpati buah bintik merah muda (Ptilinopus perlatus), Ptilinopus ornatus, merpati buah berperut oranye (Ptilinopus iozonus), merpati kekaisaran torres (Ducula spilorrhoa, dan merpati kaisar ekor ungu (Ducula rufigaste).[6] Beringin sangat akrab dengan budaya asli Indonesia. Tumbuhan berbentuk pohon besar ini sering kali dianggap suci dan melindungi penduduk setempat. Sesaji sering diberikan di bawah pohon beringin yang telah tua dan berukuran besar karena dianggap sebagai tempat kekuatan magis berkumpul. Beberapa orang menganggap tempat di sekitar pohon beringin adalah tempat yang “angker” dan perlu dijauhi. Pohon bodhi sering dipertukarkan dengan beringin, meskipun keduanya adalah jenis yang berbeda. KesenianDalam kehidupan sehari-hari, beringin sering dijadikan bonsai oleh masyarakat Indonesia.[7] Sedangkan beringin yang sering dijadikan bonsai antara lain:[8]
Galeri
Lihat pulaReferensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Ficus benjamina.
|