Bedil buluhBedil buluh (bahasa Minang: badia batuang; kadang disebut juga bedil bambu atau pletokan bambu[1]) adalah alat permainan anak-anak berbentuk senapan yang terbuat dari bambu.[2] Selain di Indonesia, permainan ini juga dimainkan di Malaysia dan Taiwan. Permainan ini biasanya dimainkan oleh anak laki-laki berusia 7-12 tahun, dan peluru yang digunakan pada umumnya adalah putik jambu air atau buah jeluak. Pada awalnya permainan bedil buluh dimainkan secara perorangan, kemudian berkembang menjadi permainan perang-perangan antara kelompok. Pemain yang terkena peluru dianggap mati. Kelompok dengan anggota terbanyak yang masih hidup akan keluar sebagai pemenang.[3] PembuatanPilih bambu yang panjang dan lurus. Selanjutnya bambu dipotong sepanjang satu ruas (sekitar 50 cm) yang salah satu ujungnya dibuang, sedangkan tulang ruas bagian pangkal dibiarkan. Setelah itu bambu dipotong menjadi dua bagian. Panjang bagian yang satu berkisar antara 38–40 cm, yang akan berfungsi sebagai bodi bedil. Sedangkan bagian yang satu lagi berukuran lebih pendek, yaitu antara 10–12 cm. Bagian ini berfungsi sebagai gagang bedil. Proses berikutnya adalah meraut sepotong bilah bambu tua untuk dimasukkkan ke dalam lubang pada gagang bedil, sehingga kedudukan bilah bambu di dalam gagang bedil menjadi kokoh (tidak bergoyang). Cara memainkanPutik jambu dimasukkan ke dalam lubang di pangkal bodi bedil dengan cara dipukul dengan pangkal gagang bedil hingga padat, kemudian peluru kedua dipasang lagi di pangkal bodi, lalu didorong menggunakan buluh raut dengan cara menghentakkannya sehingga udara di dalam bodi terdesak keluar melalui ujung bodi. Akibat tekanan udara tersebut maka peluru pertama yang sudah ada di ujung bodi bedil akan terpental keluar dengan mengeluarkan bunyi. Catatan
Referensi
|