Baxter International
Baxter International Inc. adalah sebuah perusahaan perawatan kesehatan multinasional yang berkantor pusat di Deerfield, Illinois, Amerika Serikat.[3] Perusahaan ini terutama fokus memproduksi produk untuk mengobati penyakit ginjal, serta kondisi kesehatan kronis dan akut lainnya. Perusahaan ini mencatatkan penjualan sebesar $10,6 milyar pada tahun 2017, dari dua bisnis, yakni Biosains dan Produk Kesehatan. Unit bisnis biosains dari Baxter memproduksi protein rekombinan dan plasma darah untuk mengobati hemofilia dan kelainan darah lainnya; terapi berbasis plasma untuk mengobati defisiensi imun dan kondisi kesehatan terkait darah yang kronis dan akut lainnya; produk untuk pengobatan regeneratif, dan vaksin. Sementara unit bisnis produk kesehatan dari Baxter memproduksi produk intravena dan produk lain yang digunakan untuk mengirim cairan dan obat ke pasien; anastesi inhalasional; layanan manufaktur kontrak; dan produk untuk mengobati penyakit ginjal tahap akhir, atau kegagalan ginjal ireversibel, termasuk produk untuk dialisis peritoneal dan hemodialisis.[4] SejarahBaxter International didirikan pada tahun 1931 oleh Donald Baxter, seorang dokter asal Los Angeles, sebagai sebuah produsen dan distributor solusi terapi intravena.[5] Pada tahun 1933, agar produknya dapat lebih dekat ke Barat Tengah Amerika Serikat, perusahaan ini membuka sebuah pabrik di Glenview, Illinois.[5] Pada tahun 1935, perusahaan ini dibeli oleh Ralph Falk, dan kemudian mendirikan divisi riset dan pengembangan. Pada tahun 1939, perusahaan ini mengembangkan sebuah wadah tipe vakum, sehingga memperpanjang umur simpan darah dari hanya beberapa jam menjadi beberapa minggu. Pada tahun 1954, perusahaan ini mengembangkan operasinya ke luar Amerika Serikat dengan membuka sebuah kantor di Belgia. Pada tahun 1956, Baxter International memperkenalkan ginjal buatan fungsional pertama. Pada tahun 1971, perusahaan ini masuk dalam daftar Fortune 500. Pada tahun 1971, Baxter membangun sebuah pabrik besar di Ashdod, Israel, dan sebagai hasilnya, perusahaan ini pun masuk dalam daftar boikot Liga Arab pada awal dekade 1980-an.[6] Sepanjang dekade 1980-an dan 1990-an, perusahaan ini mulai menyediakan berbagai macam produk dan jasa (termasuk vaksin) dengan mengakuisisi sejumlah perusahaan. Perusahaan ini juga mengembangkan fasilitas produksi dan penjualannya di seluruh dunia.[5] Pada tahun 1982, Baxter mengakuisisi Medcom, Inc., sebuah perusahaan asal New York yang didirikan oleh Richard Fuisz dan saudaranya. Medcom cukup eksis di Amerika Serikat dan Arab Saudi.[7][8][9] CEO Baxter, Vernon Loucks, lalu memecat Fuisz. Fuisz kemudian mengajukan tuntutan anti-boikot terhadap Baxter ke Kantor Kepatuhan Anti-Boikot dari Departemen Perdagangan Amerika Serikat. Fuisz menuduh Baxter telah menjual pabriknya di Ashdod ke Teva Pharmaceutical Industries pada tahun 1988,[10] sembari menegosiasikan pembangunan pabrik serupa di Suriah melalui kemitraan dengan militer Suriah agar dapat dihapus dari daftar boikot Liga Arab pada tahun 1989.[6][11][12] Pada tahun 1993, Baxter dinyatakan bersalah atas kejahatan besar terkait sebuah hukum anti-boikot di Amerika Serikat.[10][13] Pada tanggal 15 Juli 1985, CEO American Hospital Supply Corporation, Karl D. Bays dan CEO Baxter, Vernon R. Loucks Jr., meneken sebuah perjanjian untuk menggabungkan kedua perusahaan tersebut.[14] Melalui penggabungan tersebut, Baxter pun menyediakan "70% hingga 80% dari total kebutuhan rumah sakit."[15] Pada tahun 1991, anak usaha Baxter yang bergerak di bidang infus rumah, yakni Caremark, "dituduh oleh pemerintah telah membayar dokter untuk mengarahkan pasien ke layanan obat intravenanya"[16] Pada tahun 1992, Caremark pun dipisah dari Baxter International.[16] Caremark akhirnya didenda sebesar $160 juta akibat skema "penipuan dan suap federal selama empat tahun" di mana "Caremark melakukan pembayaran mingguan ke sejumlah dokter yang rata-rata sekitar $75 per pasien karena telah mereferensikan pasien tersebut ke layanannya. Sejumlah dokter pun mendapat hingga $80.000 per tahun dari suap tersebut, berdasarkan sebuah dokumen pemerintah."[16] Pada tahun 1996, perusahaan ini memasuki perdamaian empat arah senilai $640 juta dengan penderita hemofilia 1999 terkait konsentrat pembekuan darah yang terinfeksi dengan HIV.[17] Atas tekanan dari para pemegang saham Baxter, karena performa yang buruk dan penggabungan yang tidak sukses, Loucks pun dipaksa untuk mengundurkan diri.[13] Pada tanggal 10 November 2011, Baxter mengakuisisi Baxa, sebuah produsen alat kesehatan.[18] Pada tahun 2011, Hikma Pharmaceuticals PLC menyelesaikan akuisisi terhadap bisnis suntikan generik dari Baxter Healthcare Corporation di Amerika Serikat.[19][20] Pada bulan Juli 2013, regulator antitrust Uni Eropa menyetujui tawaran Baxter untuk Gambro asal Swedia.[21] Pada bulan Maret 2014, Baxter mengumumkan rencananya untuk membentuk dua perusahaan perawatan kesehatan global yang independen. Satu perusahaan fokus mengembangkan dan memasarkan biofarmasi, sementara satu perusahaan lain fokus mengembangkan dan memasarkan produk kesehatan. Perusahaan yang fokus pada produk kesehatan akan meneruskan nama Baxter International Inc., sementara perusahaan yang fokus pada biofarmasi diberi nama Baxalta dan dipisah sebagai sebuah perusahaan publik tersendiri yang sahamnya mulai diperdagangkan di bursa saham pada tanggal 1 Juli 2015.[22] Pada bulan Juli 2014, Baxter mengumumkan bahwa mereka akan keluar dari bisnis vaksin dengan mendivestasi portofolio vaksin komersialnya ke Pfizer. Divestasi tersebut diperkirakan selesai pada akhir tahun 2014.[23] Pada bulan Oktober 2015, José E. Almeida ditunjuk sebagai chairman dan CEO Baxter.[24] Pada bulan Januari 2016, Shire PLC setuju untuk mengakuisisi Baxalta dengan harga $32 milyar.[25] Pada bulan Desember 2016, Baxter mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi anak usaha Claris Lifesciences yang bergerak di bidang suntikan, yakni Claris Injectables, dengan harga $625 juta.[26] Pada bulan Desember 2019, perusahaan ini mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi Seprafilm milik Sanofi dengan harga $350 juta.[27][28] Pada bulan September 2021, Baxter mengumumkan bahwa mereka akan mengakuisisi Hillrom, sebuah perusahaan publik, dengan harga $156 per lembar saham. Akuisisi tersebut diperkirakan selesai pada awal tahun 2022 [29] Mantan pegawaiSelama kepemimpinan Vernon Loucks, yang menjadi CEO Baxter mulai tahun 1980 hingga 1998 dan menjadi chairman Baxter mulai tahun 1987 hinga 1999, penjualan perusahaan ini "meningkat lebih dari empat kali lipat menjadi $5,7 miliar, sementara jumlah pekerjanya meningkat dari 30.000 orang menjadi 42.000 orang." Selama kepemimpinannya, Loucks juga merekrut sejumlah staf yang kemudian menjadi CEO di perusahaan lain. Alumni Baxter yang direkrut oleh Loucks meliputi Terry Mulligan yang kini bekerja di MedAssets, Lance Piccolo yang kini bekerja di Caremark, dan Mike Mussallem yang kini bekerja di Edwards Lifesciences Corp.[15] Aktivitas lingkunganPada tahun 1997, sebuah laporan yang diterbitkan oleh perusahaan ini mengindikasikan bahwa sejumlah perubahan telah dibuat untuk mengurangi dampak lingkungannya.[30] Baxter adalah salah satu perusahaan pertama yang bergabung ke gerakan "hijau dan rakus", yang bertujuan untuk mengurangi dampak lingkungan dari proses produksi, sembari menghemat biaya operasional.[31] Pada tahun 2009, perusahaan ini mengumumkan bahwa mereka telah mencapai berbagai macam tujuan ramah lingkungan, dan akan terus berupaya untuk mengurangi limbah, emisi, penggunaan energi, dan insiden lingkungannya di masa mendatang.[32] Referensi
Pranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Baxter International.
|