Aryaduta Menteng
Aryaduta Menteng adalah sebuah hotel berbintang 4 yang terletak di Gambir, Jakarta Pusat. Hotel yang terletak di Jalan Prajurit KKO Usman dan Harun ini sudah berdiri sejak tahun 1974, awalnya dikelola oleh Hotels UHA, cabang perhotelan dari maskapai Prancis UTA, sebelum diambil alih oleh Hyatt pada tahun 1976. Setelah kerja sama lebih dari 30 tahun, hotel ini resmi lepas dari Hyatt pada tahun 2008 dan berdiri sendiri di bawah Lippo Group, pemilik hotel sejak tahun 1997. Aryaduta Menteng merupakan pelopor jaringan hotel Aryaduta milik Lippo Group. SejarahLahan di mana Aryaduta Menteng dibangun dahulu merupakan rumah tinggal orang tua dari Herawati Diah, istri dari pejuang kemerdekaan Indonesia B. M. Diah. Memanfaatkan liberalisasi ekonomi di bawah kepemimpinan Gubernur Ali Sadikin, rumah tersebut digusur pada tahun 1970 untuk digantikan dengan hotel berbintang. Dibangun oleh Waskita Karya melalui rancangan yang digarap oleh teman Herawati, arsitek Thailand Wirachai Wongpanit, hotel berlantai 17 itu dibuka pada tanggal 12 Juni 1974 dengan nama Hotel Ambassador, dengan pengelolaan oleh Hotels UHA, cabang perhotelan maskapai Union de Transports Aériens (UTA). Pembangunan hotel memakan biaya sebesar Rp3,5 miliar.[1] Kurang dari dua tahun beroperasi, keluarga Diah memutuskan untuk mengakhiri kontrak dengan Hotels UHA karena masalah pemasaran. Mereka kemudian menekan kontrak dengan Hyatt untuk mengelola hotel sebagai Aryaduta Hyatt pada tanggal 1 Januari 1976. Hotel ini merupakan kontrak kedua Hyatt di Indonesia, pasca pembukaan Bali Hyatt tiga tahun silam. Kontrak pengelolaan yang awalnya berjalan 10 tahun ini diperpanjang pada tahun 1985.[1] Pada tahun 1987, Aryaduta Hyatt mengalami perluasan dengan penambahan gedung Ambassador Wing. Perluasan ini membutuhkan biaya sebesar Rp33 miliar dan waktu pengerjaan selama kurang lebih 2 tahun, dan menambahkan jumlah kamar dari 221 menjadi 341 beserta perluasan fasilitas pusat kebugaran, rumah makan, dan kolam renang. Peresmian perluasan dihadiri oleh Ibu Negara Siti Hartinah dan Menteri Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Achmad Tahir.[1] Pada tanggal 5 April 1991, hotel Grand Hyatt Jakarta dibuka di atas Plaza Indonesia. Untuk memangkas ongkos yang dibayarkan kepada Hyatt, pihak manajemen Grand Hyatt Jakarta meminta manajemen Aryaduta Hyatt untuk menghapus nama "Hyatt". Hotel bersalin nama menjadi The Aryaduta Jakarta, namun tetap berada di bawah manajemen Hyatt.[2] Kata "The" dalam nama hotel diganti dengan "Hotel" sekitar tahun 1995 sesuai dengan kebijakan pemerintah untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam nama usaha. Antara tahun 1997 dan 2000, Lippo Group mengakuisisi satu per satu saham pemilik hotel sebelumnya, sehingga mereka menjadi pemilik penuh hotel. Setelah 32 tahun, Hotel Aryaduta Jakarta lepas dari manajemen Hyatt pada tanggal 31 Oktober 2008.[3] Lippo Group telah mengembangkan nama Aryaduta menjadi sebuah merek untuk hotel-hotel yang mereka miliki sejak akhir tahun 1990-an. Pasca pembelian Aryaduta Semanggi pada tahun 2008, Hotel Aryaduta Jakarta mengganti namanya kembali menjadi Aryaduta Menteng untuk membedakan diri.[4] FasilitasAryaduta Menteng menempati gedung berlantai 17 dengan jumlah kamar sebanyak 302 kamar yang terbagi menjadi 9 kategori, mulai dari Superior Room hingga Ambassador Suite. Hotel juga memiliki fasilitas 6 rumah makan (Akar by Aryaduta Menteng, Ambiente Ristorante, JP Bistro, Lobby Lounge, Pool Cafe, Shima Japanese Restaurant), kolam renang, pusat kebugaran, spa, dan sejumlah ruang pertemuan.[5] Rujukan
Pranala luar |