Al-Aqidah Al-Wasithiyah (teks Arab: العقيدة الواسطية) adalah kitab tentang akidah ahlus sunnah yang disusun oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah (w.728 H atau 1328 M, pada umur 65 tahun). Kitab ini merupakan satu di antara karya Ibnu Taimiyah yang paling terkenal. Kitab akidah ini walaupun sangat ringkas tetapi telah mencakup hampir semua permasalahan keyakinan (i’tiqad) dan dasar-dasar keimanan (ushul iman).[1]
Latar belakang
Kitab ini merupakan karya Ibnu Taimiyyah yang ditulis sebagai tanggapan atas permintaan dari hakim agung (Qadhi) negeri Wasith,[2][3]Irak. Oleh karena itulah kitab ini dinamakan Al-Aqidah Al-Wasithiyah. Qadhi tersebut meminta kepada Ibnu Taimiyah untuk membukukan tentang pandangan dan keyakinan yang diimaninya tentang akidah Islam untuk dijadikan pegangan di negeri tersebut. Kitab ini kemudian ditulis secara ringkas, jelas, dan gamblang, dikerjakan dalam waktu singkat selepas salat ashar hingga sebelum maghrib.
Tema pembahasan
Kitab ini terdiri dari beberapa bagian, di antaranya bab yang menerangkan tentang sebutan-sebutan lain bagi Ahlus sunnah. Diantaranya, apa yang disebut sebagai Al-Firqatun Najiyah (Golongan yang Selamat). Dia menukil sebuah hadits yang mana Nabi Muhammad ﷺ mempersaksikan bahwa akan adanya sebuah kelompok dari pengikutnya yang akan terus berada diatas kebenaran hingga hari kiamat. Juga memuat definisi dari Al-Jama'ah yang juga sebutan lain bagi Ahlus Sunnah.
Topik yang dibahas dari kitab Aqidah Al-Wasithiyah yaitu tentang:
Pengertian dari Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
Pembahasan mengenai Nama-nama dan sifat-sifat dari Allah Templat:Swt.
Pembahasan mengenai Al-Quran, bahwa Al-Qur'an itu merupakan ucapan Allah bukannya ciptaan Allah.
Pembahasan mengenai Iman, Tauhid, Sahabat, dan Syafa'at di Hari Kiamat.
Serta pembahasan-pembahasan lain mengenai akidah dari Ahlus sunnah wa Al-Jama'ah.
Sambutan para ulama terhadap kitab ini
Perkataan Penulis
Kandungan Aqidah Wasitiyah ini bersandarkan kepada Al-Qur’an, Sunnah dan ijma’ pendahulu umat ini dan para imamnya. Ini ada pada lafadz dan maknanya. Isi kandungan kitab ini adalah hasil riset penelitian Ibnu Taimiyah terhadap perkataan dan pendapat para pendahulu dalam pembahasan nama dan sifat Allah, hari akhir, iman, takdir, sahabat dan lain-lainnya dari permasalahan ushul dan i’tiqad.
" Saya dalam aqidah ini sangat memperhatikan petunjuk Al-Quran dan Sunnah. Semua lafadz yang saya sebutkan (dalam aqidah ini), mesti saya sebutkan juga dengannya ayat atau hadits atau ijma’ salaf."
" Tidaklah saya masukkan dalam kitab ini kecuali aqidah seluruh pendahulu yang saleh."
" Saya telah teliti secara perlahan seluruh orang yang menyelisihi saya pada satu hal dari aqidah ini selama tiga tahun. Jika ada satu huruf dari seorang yang termasuk tiga generasi mulia yang menyelisihi apa yang telah saya sampaikan, maka saya akan rujuk dari hal itu."[4]
Pengakuan para ulama
Kitab ini telah meraih penerimaan yang baik dari para ulama. Imam Adz-Dzahabi menyatakan:" Telah disepakati kitab ini merupakan i’tikad para pendahulu umat yang bagus.[5] Juga Ibnu Rajab menyatakan: "Telah disepakati, inilah i’tikad sunni pengikut para pendahulu umat."[6] Abdurrahman As-Sa’diy menyatakan: "Kitab ini dengan ringkas dan jelasnya telah mencakup seluruh i’tikad yang wajib diyakini dalam ushul iman dan aqidah yang shohihah.[7]
Kitab penjelasan
Kitab Aqidah Wasithiyah ini kemudian diberikan kitab penjabaran oleh para ulama. Di antarakitab-kitab penjabaran Al-Aqidah Al-Wasithiyah tersebut adalah sebagai berikut:
Syarah Aqidah Wasithiyah oleh Ibnul Utsaimin, dicetak dalam 2 jilid sebanyak 414 halaman di Dar Ibnil Jauziy.
Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyah oleh Shalih bin Fauzan Al-Fauzan. Ini adalah syarah yang ringkas dan mudah dalam 222 halaman. Dipengaruhi dari kitab syarah Aqidah Wasithiyah milik Abdul Aziz bin Nashir Ar-Rasyid juga milik Zaid bin Abdil Aziz bin Fayyadh.
Al Aqidah Al Wasithiyah yang dita’liq oleh Syeikh Muhammad bin Abdil Aziz bin Maani’, ini merupakan komentar singkat.
Syarh Al Aqidah Al Wasithiyah oleh Muhammad Khalil Haras, ditahqiq oleh Alwiy bin Abdil Qadir As Saqqaaf, diteliti oleh Abdurrazaq Afifi dan dicetak oleh Universitas Islam Madinah dalam 176 halaman. Kemudian dicetak lagi dengan pembenahan dan komentar dari Isma’il Al Anshoriy, dicetak di Riasah Al-Amaah liidaratil Buhuts Al Ilmiyah wal Ifta’ wad Dakwah wal Irsyaad dalam 187 halaman pada tahun 1403 H.
At-Tambihatus Sunniyah ‘Alal Aqidah Al-Wasithiyah oleh Abdulaziz bin Nashir Ar-Rasyid setebal 388 halaman.
Al-Kawaasyif Al-Jaliyah ‘An Ma’aaniy Al-Wasithiyah oleh Abdul Aziz bin Muhammad Ali Salman. Dicetak beberapa kali dan dibagikan dengan gratis. Cetakan terbaru yang diketahui adalah cetakan ke-17 tahun 1410 H dengan 807 halaman.
At-Ta’liqatul Mufidah ‘Alal Aqidah Al Wasithiyah karya Abdullah bin Abdurrohman bin Ali Asy Syariif
Al-Aqidah Al-Wasithiyah wa Majlis Al-Munadzaroh fiha Baina Syeikhil Islam Ibnu Taimiyah wa ‘Ulama Ashrihi, ditahqiq oleh Zuhair Asy Syaawiisy.
Ar-Roudhatun Nadiyah Syarh Al-Aqidah Al-Wasithiyah karya Zaid bin Abdil Aziz bin Fayyadh setebal 516 halaman.
Syarah Al-Aqidah Al-Wasithiyah min Kalami Syeikhil Islam oleh Khalid bin Abdillah Al-Mushlih. Ditambah sedikit pernyataan dari Ibnul Qayyim dalam melengkapi syarahnya. Dicetak dalam 216 halaman di Dar Ibnil Jauziy tahun 1421 H
Syarah Aqidah Al-Wasithiyah karya Shalih bin Abdul Aziz Alu Syaikh
Syarah Aqidah al-Wasithiyah karya Abdurrahman al-Baraak
At Ta’liqaat as-Sunniyah ‘Alal Aqidah Al Wasithiyah karya Faishal bin Abdul Aziz Ali Mubaarak.
^Syarah Al Aqidah Al Wasitiyah yang disusun Kholid bin Abdillah Al Mushlih, cetakan tahun 1421 H, Dar Ibnu Al Jauzi, Al Dammaam, hal 5-6.
^Waasith adalah satu wilayah yang dibangun Al-Hajjaaj bin Yusuf Ats-Tsaqafiy seorang panglima khalifah Abdul Malik bin Marwan. Wilayah ini terletak di bagian selatan negeri Iraq di antara kota Kufah dan Bashrah. Wilayah ini menjadi tengah-tengah di antara dua kota ini. Karena inilah dinamakan Waasith. Lihat kitab Tarikh Waasith karya Bahsyal hal 22.