Ahmad bin Yahya an-Najmi
Syaikh Ahmad bin Yahya bin Muhammad bin Syabir an-Najmi (Arab: أحمد بن يحيى بن محمد بن شبير النجمي) adalah mufti Arab Saudi bagian selatan dari Alu Syabir (keluarga Syabir) dari Bani Hummad, salah satu kabilah terkenal di Propinsi Jizan.[2] Di antara karyanya yang terkenal adalah kitab penjelasan Aqidah Imam Ibnu Abi Zaid Al-Qairawani.[3] Riwayat IlmiahDia lahir pada tanggal 13 April 1928 M atau 22 Syawwal 1346 H di an-Najamiyah, bagian utara Kota Shamithah, Propinsi Jazan, Arab Saudi. Dia mengawali pelajaran membaca dan menulis serta qira’atul qur’an di sekolah anak-anak yang ada di Najamiyah hingga tahun 1358 H. Selama itu dia telah menghatamkan bacaan al-qur’an sebanyak tiga kali. Di antara guru alqur’annya adalah Syaikh Abduh bin Muhammad ‘Aqil an-Najmi dan Syaikh Yahya Faqih ‘Absi al-Yamani. Pada usia 13 tahun (1359 H), dia belajar beberapa hari sekali ditemani kedua pamannys yang bernama Hasan bin Muhammad an-Najmi dan Husain bin Muhammad an-Najmi di kota Shamithah kepada seorang ulama terkemuka dan pembaharu agama (mujaddid) di bagian selatan Arab Saudi yaitu, Syaikh Abdullah al-Qar’awi. Namun karena faktor kondisi yang sulit saat itu, akhirnya tidak berlanjut. Pada usia 14 tahun di bulan Shafar tahun 1360 H, dia mendaftar ke Madrasah Salafiyyah di Kota Shamithah yang dikelola oleh Syaikh Abdullah al-Qar’awi. Di madrasah tersebut, dia dikelompokkan bersama teman-teman yang sebayanya. Belajar al-qur’an kepada Syaikh Utsman bin Utsman Hamli dengan bacaan yang mujawwad (sesuai kaidah ilmu tajwid). Dia juga menghafal berbagai matan ilmiah seperti Tuhfatul Athfal, Hidayatul Mustafid, ats-Tsalatul Ushul, al-‘arba’in an-Nawawiyyah, al-Hisab, dan menguasai khath (tata tulis arab). Di luar waktu pelajaran yang diberikan kepadanya dan teman sebayanya, dia juga ikut belajar bersama kelompok orang dewasa yang langsung dibimbing oleh Syaikh Abdullah al-Qar’awi dengan penuh semangat dan kesabaran. Semua mata pelajaran yang dipelajari dapat dikuasai dengan baik, termasuk mata pelajaran yang di kelompok orang dewasa. Sehingga hal itu menjadi perhatian tersendiri bagi Syaikh al-‘Allamah ‘Abdullah al-Qar’awi. Setelah berjalan empat bulan dari proses belajar tersebut, akhirnya secara resmi dia dimasukkan ke dalam kelompok belajar orang dewasa, padahal usianya saat itu masih 14 tahun. Di antara yang dia pelajari ketika itu adalah kitab ar-Rahabiyyah di bidang ilmu faraidh, kitab al-Ajurumiyyah di bidang ilmu Nahwu, kitab at-Tauhid, Bulughul maram, al-Baiquniyyah, Nukhbatul Fikar dan syarahnya Nuzhatun Nazhar, Mukhtasharat fis Sirah, Tashrif al-Ghazzi, al-‘Awamil fi an-Nahwi Mi’ah, Alfiyah Ibn Malik, al-Waraqat, al-‘Aqidah ath-Tahawiyyah, ad-Durar al-Bahiyyah dan syarahnya ad-Darari al-Mudhiyyah, dll. Pada tahun 1362 H, dia mengikuti kajian kitab rutin kepada Syaikh Abdullah al-Qar’awi seperti Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim, Sunan Abi Dawud, Sunan an-Nasa’i, dan Muwaththa’ Imam Malik hingga mendapatkan ijazah sanad untuk meriwayatkannya dari Syaikh Abdullah al-Qar’awi. Pada tahun 1369 H, dia belajar kitab Ishlah al-Mujtama’ kepada Syaikh Ibrahim bin Muhammad al-‘Amudi, seorang Qadhi kota Shamithah, kitab karya Syaikh Abdurrahman as-Sa’di di bidang fiqih al-Irsyad Ila Ma’rifatil Ahkam. Dan juga belajar kitab al-‘Awamil fin Nahwi Mi’ah di bidang nahwu dari Syaikh ‘Ali bin asy-Syaikh ‘Utsman Ziyad ash-Shumali atas arahan dari Syaikh ‘Abdullah al-Qar’awi dan beberapa kitab lainnya di bidang nahwu dan sharaf. Pada tahun 1384 H, dia sempat hadir di majelis taklim Syaikh Muhammad bin Ibrahim Alu Syaikh, mufti Kerajaan Arab Saudi saat itu kajian kitab Tafsir Ibnu Jarir ath-Thabari selama lebih dari dua bulan. Sebagaimana pula pada tahun yang sama dia juga sempat hadir di majelis taklim Syaikh Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz kajian kitab Shahih al-Bukhari antara maghrib dan isya’, selama lebih satu bulan setengah. Tugas dan Jabatan
Karya-karya
Guru-guruDi antara guru-gurunya seperti:[4]
Murid-muridDi antara murid-muridnya yang terkenal seperti:
Referensi
Pranala luar |