Abdullah GülAbdullah Gül (lahir 29 Oktober 1950) adalah Presiden Republik Turki ke-11, menjabat sejak 28 Agustus 2007 hingga 28 Agustus 2014. Gül juga mantan perdana menteri (19 November 2002 - 12 Maret 2003), wakil perdana menteri, dan menteri luar negeri (14 Maret 2003 - ) Turki. Sebagai pilihan resmi Perdana Menteri Erdoğan dan Partai Keadilan dan Pembangunan, Gül terpilih sebagai Presiden Turki dalam pemilihan presiden pada 28 Agustus 2007.[1] BiografiAbdullah Gül dilahirkan di Kayseri dari keluarga Ahmet Hamdi dan Adviye. Ia dibesarkan dalam lingkungan keluarga yang konservatif. Gül belajar ekonomi di Universitas Istanbul dan menyusun disertasinya di sana. Pada pendidikan pasca-sarjananya, ia belajar selama dua tahun di London dan Exeter. Setelah itu ia mengembangkan karier akademik dan bekerja di perguruan tinggi di Adapazarı, bekerja sama dalam membangun fakultas teknik industri dan mengajar mata kuliah manajemen di Universitas Sakarya. Antara 1983 dan 1991, ia bekerja di Bank Pembangunan Islam (IDB). Pada 1991, Gül menjadi dosen dalam mata kuliah manajemen internasional. Gül berkenalan dengan politik sayap kanan pada masa SMA-nya. Saat duduk di universitas, ia menjadi anggota nasionalis-Islamis-Millî Türk Talebe Birliği (Perhimpunan Mahasiswa Nasional Turki) mengikuti Büyük Doğu (Timur Agung) Necip Fazıl saat ini. Ia terpilih sebagai anggota parlemen Turki untuk Refah Partisi (RP, "Partai Kesejahteraan") dari Kayseri pada 1991 dan 1995. Pada 1999, ia mempertahankan krusinay sebagai anggota Fazilet Partisi (FP, " Partai Kebajikan"), pengganti Refah Partisi. Ia adalah salah satu pendiri Adalet ve Kalkınma Partisi (AKP, "Partai Keadilan dan Pembangunan). Ia terpilih lagi untuk mewakili Kayseri pada 2002. Gül dianggap kurang mampu berperan sebagai Perdana Menteri, khususnya dalam perundingan-perundingan dengan Amerika Serikat menyangkut partisipasi Turki dalam perang Irak. Namun, ia segera membuktikan kemampuannya sebagai menteri luar negeri, dan menjadi pemain utama bukan saja dalam upaya Turki untuk mendapatkan tanggal untuk bergabung dengan Uni Eropa, tetapi juga dalam upaya untuk memperbaiki hubungan dengan Suriah dan mempertahankan hubungannya dengan negara-negara berbahasa Turkik di Asia Tengah dan Kaukasus. Pada 6 Februari 2007, Gül terbang ke Amerika Serikat untuk berjumpa dengan Condoleezza Rice dan Presiden George W. Bush untuk membujuk agar sebuah rancangan undang-undang tidak sampai ke Dewan Perwakilan AS; RUU ini akan mengakui kematian orang-orang Armenia pada 1915 sebagai Genosida Armenia. RUU ini diduga akan lolos bila berhasil tiba di Dewan Perwakilan AS pada bulan Maret. Presiden Bush setuju untuk mempersulit diloloskannya RUU itu. Pada 21 Agustus 1980, Abdullah Gül menikah dengan Hayrünnisa Özyurt (lahir 1965) dan pasangan itu mempunyai tiga orang anak, dua orang anak laki-laki yang bernama Mehmet Emre dan Ahmet Münir, dan seorang anak perempuan bernama Kübra. Abdullah Gül adalah penggemar klub sepak bola Beşiktaş J.K..[2] Kandidat presidenErdoğan mengumumkan pada 24 April 2007 bahwa Gül akan menjadi kandidat Partai Keadilan dan Pembangunan dalam pemilu presiden 2007. Sebelumnya telah muncul spekulasi bahwa Erdoğan sendiri yang akan menjadi kandidat Partai tersebut, dan hal ini telah memicu perlawanan keras dari kaum sekularis.[3][4] Gül mengatakan bahwa "presiden harus setia kepada prinsip-prinsip sekuler", dan menjamin bahwa, bila terpilih, ia akan "bertindak sesuai dengan hal itu". Gül akhirnya menjadi presiden ke-11 Turki setelah terpilih pada 28 Agustus 2007.[1][4] Rujukan
Pranala luar
Wikimedia Commons memiliki media mengenai Abdullah Gül. |