Abdul Malik bin Qathan al-Fihri

Abdul Malik bin Qathan al-Fihri (bahasa Arab: عبد الملك بن قطن الفهري) adalah gubernur al-Andalus pada masa Kekhalifahan Umayyah. Ia menjabat selama dua periode dari tahun 732 hingga 734 dan dari tahun 741 hingga kematiannya di tahun yang sama.

Biografi

Abdul Malik bin Qathan lahir pada tahun 653.[1] Ia berasal dari kabilah Bani Muharib bin Fihr dari suku Quraisy.[2][3][4] Ketika masih muda, ia turut serta dalam Pertempuran al-Harrah bersama penduduk Madinah pada tahun 683 di masa kekhalifahan Yazid bin Muawiyah (berkuasa 680–683). Ia termasuk di antara prajurit yang selamat serta melarikan diri dari kejaran pasukan Muslim bin Uqbah, lalu melarikan diri ke Ifriqiyah.[5] Ia kemudian bermukim di Kordoba.[1]

Abdul Malik pertama kali menjabat sebagai gubernur al-Andalus pada tahun 114 H (732 M) setelah Abdurrahman al-Ghafiqi, gubernur al-Andalus sebelumnya, terbunuh di Pertempuran Balath Asy-Syuhada.[6][7] Ia diangkat sebagai gubernur oleh Ubaidah bin Abdurrahman, gubernur Ifriqiyah.[7] Pada tahun 115 H (733 M), wilayah al-Andalus utara memberontak kepadanya sehingga Abdul Malik[8] menaklukkan Aragon dan menundukkan para pemberontak, lalu menyeberangi Pegunungan Pirenia untuk memperkuat wilayah Gascogne. Abdul Malik juga mencoba menyusup ke Aquitaine, tetapi perlawanan pasukan Duke Odo memaksanya mundur di tengah serangan bangsa Basque di sekitar pegunungan yang membuatnya mengalami kerugian besar.[9] Abdul Malik tetap menjabat hingga tahun 116 H (734 M) ketika Ubaidillah bin al-Habhab, gubernur Ifriqiyah pengganti Ubaidah, memberhentikannya dan menggantinya dengan Uqbah bin al-Hajjaj as-Saluli setelah mendengar sikap zalim dan kebijakan kerasnya.[10]

Masa jabatan kedua

Sejarawan tidak sepakat tentang bagaimana Abdul Malik menjadi gubernur Al-Andalus untuk kedua kalinya. Penulis Akhbar Majmu'ah fi Fath Al-Andalus menyebutkan bahwa Abdul Malik bin Qathan menggulingkan Uqbah bin Al-Hajjaj As-Saluli[11] sedangkan Ibnu al-Abbar al-Qudha'i menyebutkan bahwa Ubaidillah bin Al-Habhab mendukung naiknya Abdul Malik sebagai gubernur Al-Andalus setelah kematian Uqbah bin Al-Hajjaj.[12] Ibnu Idzari sendiri mengatakan bahwa Uqbah menunjuk Abdul Malik untuk menjadi gubernur Al-Andalus ketika dia akan meninggal[13] serta di bawah tekanan Yaman sendiri setelah akhir-akhir masa jabatan Uqbah melemah.[14]

Masa jabatan kedua Abdul Malik atas Al-Andalus bertepatan dengan pemberontakan Berber di Maroko yang dipimpin oleh Maisarah al-Matghari melawan gubernur Kekhalifahan Umayyah. Khalifah Hisyam segera mengirim pasukan Suriah yang dipimpin oleh Kultsum bin Iyadh al-Qusyairi untuk menghadapi mereka.[15] Namun, pasukan ini dikalahkan oleh Berber.[16] Pasukan yang tersisa kemudian dikejar oleh Berber dan berlindung di Ceuta hingga mereka dikepung di sana. Ketika pengepungan semakin lama, mereka bahkan memakan hewan milik mereka sendiri.[17] Balj bin Bisyr al-Qusyairi, komandan pasukan yang terkepung, meminta Abdul Malik bin Qathan agar diizinkan untuk menyeberang ke Al-Andalus bersama pasukan lainnya. Abdul Malik tidak mengizinkan mereka karena takut kekuasaannya terancam.[18] Setelah pemberontakan Berber mengancamnya di wilayah utara, Abdul Malik segera mengirim kapal untuk membawa mereka ke Al-Andalus dengan syarat mereka menghadirkan para sandera. Abdul Malik juga berjanji akan memindahkan mereka ke Ifriqiyah jika pemberontakan Berber berhasil ditumpas.[19] Setelah sampai ke Al-Andalus, pasukan Suriah segera berbaris dengan Umayyah dan Qathan, putra Abdul Malik bin Qathan. Mereka berhadapan dengan pasukan Berber di Wadi Salith dekat Toledo, dan berhasil mengalahkan mereka. Kemudian Abdul Malik meminta mereka berangkat ke Ifriqiyah yang disetujui oleh mereka. Namun, dia menunda menyediakan kapal yang akan membawa mereka ke Ifriqiyah, sehingga mereka takut padanya, memberontak melawannya, menggulingkannya, dan mengangkat Balj bin Bisyr sebagai gubernur Al-Andalus.[20] Mereka kemudian menghina Abdul Malik dengan mengatakan bahwa Abdul Malik lolos dari pedang mereka pada hari Pertempuran al-Harrah.[21] Pasukan Suriah akhirnya menyalib Abdul Malik pada waktu itu, ketika dia berusia di atas sembilan puluh tahun, dan mereka menyalibkan seekor babi di sebelah kanannya dan seekor anjing di sebelah kirinya.[5] Ia dibunuh pada tahun 741 M.[1]

Referensi

  1. ^ a b c Khairuddin Az-Zarkali. "Kitab Al-A'lam Az-Zarkali - Al-Fihri - Al-Maktaba al-Shamela". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 162. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-04-16. Diakses tanggal 2023-05-21. 
  2. ^ Ibnu Hazm. Jamharah Ansab al-Arab. shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 178. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-02-23. Diakses tanggal 2024-04-11. 
  3. ^ Ibnu Hazm. Jamharah Ansab al-Arab. shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 179. 
  4. ^ Abdullah ibn Muhammad ibn Abdul Wahab (2006). Biography of the Prophet. 1 dari Mukhtasar Sirat Al-Rasul. Diterjemahkan oleh Sameh Strauch. Riyadh: Maktaba Darussalam. hlm. 14. ISBN 978-9960-9803-2-4, 9960980324. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2016-05-08. Diakses tanggal 2016-04-20. 
  5. ^ a b Penulis tidak dikenal 1989, hlm. 45.
  6. ^ Ibnu Idzari 1980, hlm. 28.
  7. ^ a b Prof. Dr. Raghib As-Sirjani (2013). Bangkit dan Runtuhnya Andalusia (Bukel). Pustaka Al-Kautsar. hlm. 130. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-06-05. Diakses tanggal 2023-06-12. 
  8. ^ Al-Maqqari 1988, hlm. 236.
  9. ^ Enan 1997, hlm. 113.
  10. ^ Prof. Dr. Raghib As-Sirjani 2013, hlm. 131.
  11. ^ Penulis tidak dikenal 1989, hlm. 35.
  12. ^ Al-Qudha'i 1985, hlm. 337.
  13. ^ Ibnu Idzari 1980, hlm. 30.
  14. ^ Mu'nis 2002, hlm. 252.
  15. ^ Ibnu Abdul Hakam 1999, hlm. 294.
  16. ^ Ibnu Abdul Hakam 1999, hlm. 296.
  17. ^ Penulis tidak dikenal 1989, hlm. 40.
  18. ^ Penulis tidak dikenal 1989, hlm. 42.
  19. ^ Penulis tidak dikenal 1989, hlm. 43.
  20. ^ Penulis tidak dikenal 1989, hlm. 44.
  21. ^ Ahmad bin Khalid an-Nasiri. "Kitab al-Istiqsa li-Akhbar duwal Maghrib al-Aqsa - Kepemimpinan Kultsum bin Iyadh atas Maghrib dan pembunuhannya - Al-Maktaba al-Shamela". shamela.ws (dalam bahasa Arab). hlm. 168. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-05-30. Diakses tanggal 2023-05-30. وَهُوَ شيخ كَبِير كفرخ نعَامَة قد شهد وقْعَة الْحرَّة بِالْمَدِينَةِ فَجعلُوا يَسُبُّونَهُ وَيَقُولُونَ لَهُ أفلت من سُيُوفنَا يَوْم الْحرَّة 

Sumber

Kembali kehalaman sebelumnya