Maisarah al-MatghariMaisarah al-Matghari (bahasa Berber: Maysar Amteghri atau Maysar Amdeghri, bahasa Arab: ميسرة المطغري; terkadang diterjemahkan menjadi Maisar atau Meicer; dalam sumber-sumber Arab yang lebih tua, dengan getir ia disebut: al-Ḥaqir ("yang tercela"); meninggal pada bulan September/Oktober 740) adalah seorang pemimpin pemberontak Berber dan perancang sesungguhnya dari Pemberontakan Berber Besar yang meletus pada 739-743 melawan kerajaan Muslim Umayyah. Namun, dia digulingkan oleh para pemberontak lain, diganti dengan pemimpin Berber lainnya, dan meninggal atau mungkin dieksekusi oleh mereka pada tahun 740 M. Pemberontakan Berber berhasil 3 tahun setelah kematiannya dalam mengalahkan tentara Umayyah. Latar belakangMaisarah Amteghri mengambil nama keluarganya dari suku Berber Imteghren. Detail biografi Maysara yang sebenarnya tidak jelas, dan diperumit oleh cerita-cerita keji yang kemungkinan besar diedarkan oleh musuh-musuhnya. Penulis sejarah telah mencatat tuduhan bahwa Maisarah adalah penjual air Berber dari kalangan rendah di Kairouan atau Tangier, kemungkinan pembawa air di tentara khalifah. Tawarikh secara rutin merujuk kepadanya dengan label yang tidak bagus seperti al-Haqir, "yang Tercela" atau "yang Keji". Akan tetapi, Ibnu Khaldun mungkin lebih mendekati kebenaran dalam mengusulkan bahwa asal-usulnya mungkin tidak berasal dari kalangan rendah. Menurutnya, Maisarah mungkin adalah kepala suku atau syekh penting dari suku Berber Matghara.[1] Ath-Thabari melaporkan bahwa Maisarah bahkan telah memimpin delegasi Berber ke Damaskus untuk menyampaikan keluhan suku Berber di hadapan Khalifah Hisyam.[2] Kaum Berber telah lama membenci status kelas dua yang diberikan kepada mereka oleh kasta militer Umayyah-Arab yang berkuasa. Muslim Berber sering dikenai pajak luar biasa dan upeti budak, bertentangan dengan hukum Islam. Akibatnya, banyak orang Berber yang mau menerima para aktivis Khawarij puritan, terutama dari sekte Sufriyah, yang mulai berdatangan di Arab Maghrib, mengajarkan tatanan politik baru di mana semua Muslim akan diperlakukan setara tanpa memandang etnisitas atau status kesukuan. Suku Matghara yang dipimpin oleh Maisarah sangat tertarik dengan ajaran Sufriyah.[3] Lihat jugaReferensiSumber
|