1 Korintus 1

1 Korintus 1
Surat 1 Korintus 7:33-8:4 yang tertulis pada naskah Papirus 15, dibuat sekitar abad ke-3 M.
KitabSurat 1 Korintus
KategoriSurat-surat Paulus
Bagian Alkitab KristenPerjanjian Baru
Urutan dalam
Kitab Kristen
7
Roma 16
pasal 2

1 Korintus 1 (atau I Korintus 1, disingkat 1Kor 1) adalah pasal pertama surat rasul Paulus yang pertama kepada jemaat di Korintus dalam Perjanjian Baru di Alkitab Kristen.[1] Pasal ini berisi nasihat untuk mengatasi perpecahan dalam jemaat dan perbandingan antara hikmat Allah dan hikmat manusia.[2] Dikarang oleh rasul Paulus dan Sostenes[3] di Efesus.[4]

Teks

Struktur

Terjemahan Baru (TB) membagi pasal ini:

Referensi silang

Salam pembuka

Ayat 1

Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita[5]
  • "Sostenes, saudara kita" diterjemahkan dari bahasa Yunani: σωσθενης ο αδελφος, Sosthenes ho adelphos, yang secara harafiahnya dapat diterjemahkan "Sostenes sang saudara", seorang yang sangat dikenal oleh jemaat di Korintus. Sostenes adalah kepala rumah ibadat (sinagoge) di Korintus yang pernah diserbu dan dipukuli oleh orang-orang Yahudi pembenci orang Kristen di depan pengadilan untuk menarik perhatian gubernur Akhaya, Galio, tetapi tidak dihiraukan.[6] 1 Korintus 16:21 - Dengan tanganku sendiri aku menulis ini: Salam dari Paulus. - menunjukkan bahwa mayoritas surat ini rupanya sebenarnya ditulis tangan oleh orang lain, dan karenanya banyak penafsir berpendapat bahwa Sostenes adalah amanuensis (juru tulis) surat ini.[7]

Ayat 2

kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus.[8]

Penyampaian salam pembuka surat ini dimulai dengan rujukan kepada para penerima, "yang tinggal di Korintus", "τῇ οὔσῃ ἐν Κορίνθῳ", yaitu kota di Yunani kuno yang terkenal, pada Tanah Genting Korintus (Isthmus of Corinth), sekitar 65 kilometer (40 mi) di sebelah barat Kota Athena.

Ayat 3

Kasih karunia dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus menyertai kamu.[9]

Salam pembuka surat ini diakhiri dengan kata-kata: Kasih karunia dan damai sejahtera menyertai kamu.

Perpecahan dalam jemaat

Ayat 10-13

Di ayat 10-13 tertulis bahwa Paulus menerima kabar tentang perpecahan dalam jemaat di Korintus, di mana mereka memisah-misahkan diri menurut berbagai golongan. Dengan demikian tujuan pertama surat ini adalah untuk menangani masalah ini, di mana Paulus mulai menulis dengan nasihat pada ayat 10.

Ayat 10

"Aku menasihatkan kamu, saudara-saudara, demi nama Tuhan kita Yesus Kristus, supaya kamu seia sekata dan jangan ada perpecahan di antara kamu, tetapi sebaliknya supaya kamu erat bersatu dan sehati sepikir."[10]

Perpecahan karena para pemimpin dalam jemaat mulai berkembang; beberapa anggota gereja mulai lebih lekat kepada para pelayan Injil tertentu daripada seia sekata dengan Injil.[11]

Ayat 11

"Sebab, saudara-saudaraku, aku telah diberitahukan oleh orang-orang dari keluarga Kloe tentang kamu, bahwa ada perselisihan di antara kamu."[12]

Di ayat ini tertulis bahwa Paulus mendapatkan informasi dari keluarga Kloe.[11]

Ayat 12

"Yang aku maksudkan ialah, bahwa kamu masing-masing berkata: Aku dari golongan Paulus. Atau aku dari golongan Apolos. Atau aku dari golongan Kefas. Atau aku dari golongan Kristus."[13]

Jemaat di Korintus memisah-misahkan diri menurut berbagai golongan:

Ayat 13

Adakah Kristus terbagi-bagi? Adakah Paulus disalibkan karena kamu? Atau adakah kamu dibaptis dalam nama Paulus? (TB)[14]

Paulus menyalahkan sikap ini, sambil mengingatkan mereka bahwa baik dia maupun orang lain tidak disalibkan demi mereka. Kesalahan yang sama terdapat dalam gereja masa kini. Beberapa orang percaya menjadi lebih lekat dengan seorang gembala atau penginjil daripada dengan Kristus dan Firman-Nya. Hal ini dapat menyebabkan mereka mengkhianati prinsip Kristen, bahkan dapat memecah-belah jemaat. Orang beriman harus selalu berhati-hati untuk memusatkan kasih dan kesetiaan kepada Allah dan Firman-Nya, bukan pada pelayan Injil atau siapapun juga.[11]

Ayat 14

Aku mengucap syukur bahwa tidak ada seorangpun juga di antara kamu yang aku baptis selain Krispus dan Gayus (TB)[15]
  • Krispus adalah kepala rumah ibadat di Korintus yang menjadi percaya kepada Tuhan bersama-sama dengan seisi rumahnya, setelah mendengarkan pemberitaan Paulus, dan memberi diri dibaptis oleh Paulus.[16] Satu setengah tahun kemudian, Sostenes, salah satu penulis surat 1 Korintus ini, dicatat saat itu menjabat sebagai kepala rumah ibadat, rupanya sebagai pengganti Krispus.[6]
  • Gayus disebutkan di akhir surat Paulus kepada jemaat di Roma, sebagai "yang memberi tumpangan kepadaku, dan kepada seluruh jemaat" di Korintus, tempat Paulus menulis suratnya itu (Roma 16:23).

Ayat 22

Orang-orang Yahudi menghendaki tanda dan orang-orang Yunani mencari hikmat, (TB)[17]

Ayat 31

Karena itu seperti ada tertulis: "Barangsiapa yang bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan." (TB)[19]

Ayat ini dikutip dari Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama di Alkitab Kristen):

  • Yeremia 9:23–24: "Beginilah firman TUHAN: "Janganlah orang bijaksana bermegah karena kebijaksanaannya, janganlah orang kuat bermegah karena kekuatannya, janganlah orang kaya bermegah karena kekayaannya, tetapi siapa yang mau bermegah, baiklah bermegah karena yang berikut: bahwa ia memahami dan mengenal Aku, bahwa Akulah TUHAN yang menunjukkan kasih setia, keadilan dan kebenaran di bumi; sungguh, semuanya itu Kusukai, demikianlah firman TUHAN."
  • Mazmur 34:2 (atau 34:3): "Karena TUHAN jiwaku bermegah; biarlah orang-orang yang rendah hati mendengarnya dan bersukacita."
  • Mazmur 44:8 (atau 44:9): "Karena Allah kami nyanyikan puji-pujian sepanjang hari, dan bagi nama-Mu kami mengucapkan syukur selama-lamanya."

Paulus memakai kutipan ini sekali lagi dalam suratnya yang kedua kepada jemaat di Korintus:

  • 2 Korintus 10:17: "Tetapi barangsiapa bermegah, hendaklah ia bermegah di dalam Tuhan."

Lihat pula

Referensi

  1. ^ Willi Marxsen. Introduction to the New Testament. Pengantar Perjanjian Baru: pendekatan kristis terhadap masalah-masalahnya. Jakarta:Gunung Mulia. 2008. ISBN 9789794159219.
  2. ^ John Drane. Introducing the New Testament. Memahami Perjanjian Baru: Pengantar historis-teologis. Jakarta:Gunung Mulia. 2005. ISBN 979-415-905-0.
  3. ^ 1 Korintus 1:1
  4. ^ 1 Korintus 16:8
  5. ^ 1 Korintus 1
  6. ^ a b Kisah Para Rasul 18:17
  7. ^ Meyer's New Testament Commentary on 1 Corinthians, accessed 13 March 2017; cf. T. Teignmouth Shore in Ellicott's Commentary for Modern Readers on 1 Corinthians, accessed 14 March 2017
  8. ^ 1 Korintus 1:2
  9. ^ 1 Korintus 1:3
  10. ^ 1 Korintus 1:10
  11. ^ a b c The Full Life Study Bible. Life Publishers International. 1992. Teks Penuntun edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Gandum Mas. 1993, 1994.
  12. ^ 1 Korintus 1:11
  13. ^ 1 Korintus 1:12
  14. ^ 1 Korintus 1:13 - Sabda.org
  15. ^ 1 Korintus 1:14 - Sabda.org
  16. ^ Kisah Para Rasul 18:8
  17. ^ 1 Korintus 1:22 - Sabda.org
  18. ^ Matius 12:38; Matius 16:1; Markus 8:11; Lukas 11:16; Yohanes 2:18; Yohanes 4:48; Yohanes 6:30
  19. ^ 1 Korintus 1:31 - Sabda.org

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya