Yinka Jegede-EkpeYinka Jegede-Ekpe adalah seorang aktivis untuk HIV / AIDS. Ia adalah seorang HIV-positif, dan juga wanita asal nigeria pertama yang menyatakan secara terbuka tentang diagnosanya. Oleh karena diskriminasi yang dialaminya, ia kemudian mendirikan Komunitas Perempuan dengan HIV/AIDS Nigeria. Komunitas tersebut bertujuan untuk meningkatkan kesadaran akan HIV/AIDS.[1] Kehidupan pribadiKetika ia berusia 19 tahun dan tinggal di kota Ilesa, Nigeria, ia khawatir dengan ruam yang ada di tubuhnya dan memutuskan untuk melakukan tes darah. Dia kemudian mengetahui bahwa dia seorang HIV-positif. Setelah tes darah untuk pacarnya (satu-satunya pasangan seksualnya) kembali negatif, dia mengingat kunjungan ke dokter gigi yang bekerja dalam kondisi tidak bersih dan berasumsi dia telah melakukan kontak dengan darah yang terkontaminasi. Jegede-Ekpe mengalami diskriminasi dan dijauhi oleh teman dan kolega yang takut akan HIV / AIDS. Pada saat itu, ia sedang belajar di Sekolah Perawatan Wesley dan pemerintah menyarankannya untuk pergi. Namun dia terus belajar dan lulus pada tahun 2001.[2] KarierPada awal 2000-an, Jegede-Ekpe memutuskan untuk mempublikasikan statusnya yang HIV-positif, hal tersebut merupakan tindakan kontroversial pada saat itu. Dia adalah wanita Nigeria pertama yang melakukan itu.[3] Dia kemudian menjadi aktivis yang meningkatkan kesadaran tentang HIV / AIDS di Nigeria dan membentuk Komunitas Perempuan Nigeria yang Hidup dengan HIV / AIDS. Organisasi itu bertujuan untuk mengirimkan informasi dan membantu suara-suara perempuan didengar. Ia berencana untuk menyiapkan dana untuk membantu perempuan dalam krisis dan untuk mendidik anak yatim.[4] Pada 2004, hampir 6 persen dari populasi Nigeria (7 juta orang) menderita HIV / AIDS dan 75 persen dari semua orang Afrika yang HIV-positif berusia antara 15 dan 24 adalah perempuan. Berbicara di Sekolah Kesehatan Masyarakat Harvard di Boston, Massachusetts, ia mengatakan bahwa epidemi HIV / AIDS di Nigeria tidak akan terselesaikan sampai wanita dan pria diperlakukan sama.[5] Jegede-Ekpe kemudian menjadi konsultan untuk UNICEF dan pada 2001 organisasi tersebut membantunya untuk mengakses obat antiretroviral untuk kesehatannya sendiri. Dia menikah dengan seorang rekan kampanyenya yang juga HIV-positif. Pada 2006, ia melahirkan bayi perempuan yang sehat, yang dites HIV-negatif. Pada 2004, Jegede-Ekpe memenangkan Reebok Human Rights Award untuk karyanya tentang kesadaran HIV / AIDS.[6][7] Referensi
|